Perairan pantai Indramayu yang merupakan bagian dari sistem Laut Jawa sangat dipengaruhi oleh angin muson yang berkembang secara kuat di perairan
ini. Di wilayah Laut Jawa munculnya periode musim Barat terjadi pada Desember hingga Februari umumnya diikuti dengan adanya musim hujan dan musim Timur
terjadi pada bulan Juni hingga Agustus dengan adanya kemarau. Dalam musim Timur penguapan yang terjadi di laut lebih besar daripada curah hujannya.
Kecepatan angin yang tinggi dan kelembaban yang relatif rendah menyebabkan penguapan lebih dari 100 mmbulan.
Suhu dan salinitas di wilayah perairan Indramayu berfluktuasi secara musiman yang dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Jawa. Secara umum
fluktuasi suhu bulanan Laut Jawa menunjukkan adanya dua puncak maksimum 28,7º C dan dua puncak minimum sekitar 27,5º C. Puncak maksimum terjadi
dalam periode musim peralihan bulan Mei dan November, sedangkan puncak minimum terjadi bulan Agustus dan Februari puncak musim Timur dan Barat.
Rerata suhu bulanan bervariasi antara 27,5 ºC sampai dengan 28,7 ºC. Rata-rata salinitas bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,5‰ –
33,7‰. Salinitas maksimum pertama 33,7‰ dan kedua 33,3‰ terjadi dalam bulan September dan November, sedangkan salinitas minimum pertama 31,8‰
dan kedua 31,3‰ terjadi masing-masing sekitar bulan Februari dan Mei. Perairan pantai Indramayu memiliki kedalaman yang relatif dangkal kurang dari
20 m dengan gradien kedalaman yang relatif landai.
4.2.2 Keadaan umun perikanan laut Kabupaten Indramayu
1 Unit Penangkapan Ikan
Perkembangan jumlah unit penangkapan di Kabupaten Indramayu dalam periode 7 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 8 sedangkan perkembangan
jumlah alat tangkap di Eretan Kulon dapat di lihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Perkembangan jumlah alat tangkap di Kabupaten Indramayu tahun
2003-2009
No Jenis Alat Tangkap
Jumlah Alat Tangkap per Tahun Rata-rata
Perkembangan 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
1 Pukat kantong
Lampara,Dogol, Payang 1486
1486 1486
1486 1190
1080 1080
-15,10 2
Pukat Pantai 288
288 288
1173 1163
1163 1163
154,05 3
Purse seine 156
156 156
197 178
178 181
8,32 4
Gillnet 2390
2390 2390
2879 2976
2976 3100
9,33 5
Jaring Klitik 870
870 870
334 334
334 334
-61,60 6
Pancing 332
332 332
115 115
115 115
-65,36 7
Sero 80
80 80
78 78
78 78
-2,5 Jumlah
5602 5602
5602 5966
5924 5924
6084 2,83
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2010
Sebanyak tujuh jenis alat tangkap yang terdapat di Kabupaten Indramayu, tiga di antaranya memiliki jumlah yang besar yaitu gillnet, pukat kantong dan
pukat pantai Tabel 5. Alat tangkap gillnet jaring insang merupakan alat tangkap yang dominan dimana dari 2390 unit pada tahun 2003 menjadi 3100 unit
pada tahun 2009 dengan rata-rata perkembangan sebesar 9,33 yang kemudian diikuti oleh alat tangkap pukat pantai. Pukat pantai tumbuh cukup signifikan
sebesar 154,05. Selain kedua alat tangkap tersebut pukat kantong merupakan alat tangkap yang banyak digunakan walaupun rata-rata perkembangannya
mengalami penurunan yaitu -15,10 dimana pada tahun 2003 jumlahnya 1486 unit menjadi 1080 unit pada tahun 2009. Meskipun tidak meningkat drastis alat
tangkap purse seine pukat cincin juga mengalami kenaikan dimana dalam periode 2003 sebanyak 156 unit meningkat menjadi 181 unit pada tahun 2009,
atau dengan rata-rata perkembangan sebesar 8,32. Sedangkan alat tangkap lainnya seperti jaring klitik, pancing dan sero selama periode 2003 sampai 2009
mengalami penurunan dengan rata-rata perkembangan masing-masing sebesar - 61,60, -65,36 dan 2,50.
Jenis alat tangkap di Eretan Kulon tidak banyak mengalami perubahan selama periode tahun 2003 sampai tahun 2009 Tabel 6. Alat tangkap yang
digunakan di Eretan Kulon didominasi oleh pukat pantai dan jaring klitik. Empat jenis alat tangkap lainnya yaitu pukat kantong, pukat pantai, gillnet dan jaring
klitik tidak mengalami perubahan jumlah unit. Sedangkan untuk alat tangkap