Konsep dan Struktur Agraria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep dan Struktur Agraria

Menurut UUPA 1960 UU No.5 Tahun 1960 sebagaimana dikutip oleh Sitorus 2002, pengertian dasar agraria adalah seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa Bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional. Terdapat lima jenis sumber agraria menurut Sitorus 2002 yang meliputi: 1. Tanah atau permukaan bumi. Jenis sumber agraria ini merupakan modal alami utama dari kegiatan pertanian dan peternakan. 2. Perairan. Jenis sumber agraria ini merupakan modal alami dalam kegiatan perikanan, baik perikanan sungai maupun perikanan danau dan laut. 3. Hutan. Jenis sumber agraria ini merupakan modal alami utama dalam kegiatan ekonomi komunitas perhutanan. 4. Bahan tambang. Jenis sumber agraria ini merupakan sumber agraria yang terkandung di “tubuh bumi, seperti timah, bijih besi, emas, gas, minyak, dam lain sebagainya. 5. Udara. Jenis sumber agraria ini merupakan sumber agraria yang termasuk juga materi “udara” sendiri. Konsep agraria merujuk pada berbagai hubungan antara manusia dengan sumber-sumber agraria serta hubungan antar manusia dalam rangka penguasaan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria Sitorus, 2002. Selanjutnya Sitorus 2002 juga menyatakan dalam pemanfaatan sumber-sumber agraria terdapat tiga subjek agraria yang dibedakan menjadi tiga yaitu komunitas, pemerintah dan swasta. Struktur agraria pada dasarnya menjelaskan bagaimana struktur akses pihak-pihak yang terkait dengan sumberdaya agraria. Dengan kata lain, hubungan- hubungan sosio-agraria dapat menjelaskan bagaimana struktur agraria suatu masyarakat. Selanjutnya pada aras yang lebih luas struktur agraria merupakan gambaran dari masyarakat Sihaloho, 2004. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitorus, et.al 2008 mengenai perubahan struktur agraria dan diferensiasi kesejahteraan petani menyatakan bahwa struktur agraria yang dimaksud dalam penelitiannya adalah pola-pola hubungan sosial yang terkait dengan lahan, baik berupa penguasaan, struktur pengusahaan, dan kemudian diikuti oleh struktur distribusi hasil pengelolaan sumber-sumber agraria. Suatu struktur agraria bukanlah suatu struktur yang tetap atau kekal sepanjang masa, tetapi secara dinamis struktur tersebut akan berubah mengikuti perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya, termasuk berlangsungnya perkembangan modal produksi yang dijalankan kaum tani Sitorus, et.al, 2008. Konsep penguasaan lahan mencakup pengertian penguasaan tetap pemilikan perorangan dan penguasaan sementara bagi hasil, sewa, buruh upah sadap, dan gadai. Misalnya jika sebidang tanah disewakan kepada orang lain, maka orang lain itulah yang secara efektif menguasainya Sitorus, et.al, 2008. Selain itu, menurut Wiradi, et.al 2009 masalah penguasaan tanah yang sering dipandang sebagai masalah “hubungan manusia dengan tanahnya” sebenarnya lebih menyangkut hubungan sosial ekonomi dan politik antar manusia . Pengertian hubungan antar manusia ini dapat diterangkan dengan suatu contoh yang sederhana. Kenyataan bahwa “aku memiliki tanah ini” bukan hanya menunjukkan adanya suatu hubungan atau ikatan diantara aku dan sebidang tanah tertentu, tetapi mengandung pula berbagai implikasi, misalnya: “Kamu tidak boleh memakai tanahku ini”, atau: “Jika kamu menggarap tanahku, separuh hasilnya harus kau serahkan padaku”.

2.1.2 Definisi dan Manfaat Lahan

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44