Warga Luar Desa Pemilik ModalInvestor

Berdasarkan pernyataan bapak Ymc 42 tahun rumah tangga Desa Tugu Utara banyak yang menjual lahan karena rendahnya tingkat pendidikan, sehingga pola pikirnya menjadi pendek dengan menjual lahannya dan tidak mempertimbangkan kondisi jangka panjang. Rumah tangga tersebut mudah tergiur dengan keuntungan ekonomi sesaat seperti membeli barang-barang elektronik, kendaraan bermotor dan lain sebagainya. Keuntungan jangka pendek dapat dirasakan sesaat setelah lahan terjual, namun kebutuhan ekonomi semakin lama akan semakin meningkat sehingga rumah tangga tersebut tidak lagi memiliki aset berupa lahan untuk dimanfaatkan.

5.2.4.2 Warga Luar Desa Pemilik ModalInvestor

Kawasan Desa Tugu Utara merupakan kawasan pinggiran kota yang sering dijadikan tempat peristirahatan bagi para pengunjung yang berasal dari luar kota, sehingga kawasan ini menjadi sasaran para pemilik modal untuk melakukan investasi baik berupa tempat perisitrahatan villa pribadi maupun untuk sarana perekonomian seperti penginapan, hotel, restoran, villa untuk disewakan dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian kepada 60 responden dan hanya 23 responden yang bergerak dibidang pertanian, sebanyak 26 persen rumah tangga melakukan konversi lahan pertanian menjadi peruntukkan lahan non pertanian seperti hotel sebesar empat persen, villa sebesar 17 persen dan mesjid sebesar empat persen. Kasus terbaru yang terjadi di desa ini yaitu alih fungsi lahan untuk digunakan sebagai kegiatan perekonomian berupa pembangunan sebuah hotel dan restoran besar di atas tanah produktif yang baru dipromosikan sekitar bulan Oktober tahun 2010. Bangunan tersebut sangat luas dan memiliki nilai estetika tersendiri bagi pengunjungnya, karena letak bangunan dipinggir jalan dan berada di ketinggian sehingga mampu menyuguhkan pemandangan yang indah. Nah, di atas itu ada restoran yang baru dibangun, punya orang Jakarta. Ya, kalau saya tidak keberatan ada bangunan itu, asalkan pakai tenaga kerja warga lokal sekitar 10, khususnya RT 02 Bapak Rzl, 29 tahun. Para pemilik modal yang memanfaatkan lahan di Desa Tugu Utara cenderung kurang memberikan kesempatan kepada warga lokal untuk bekerja ditempat usahanya. Para pemilik modal ini biasanya menggunakan jasa profesional dengan kualifikasi tertentu yang sebagian besar tidak dimiliki warga lokal. Namun karena bangunannya berada di kawasan desa ini, khususnya Kampung Sampay diharapkan pemilik modal tersebut memberikan kesempatan pada warga lokal untuk bekerja di tempat usahanya. Bapak Rzl merupakan salah satu orang yang mengusahakan agar pemilik modal yang membuka usaha di kampung ini dapat memberikan kesempatan kerja bagi warga lokal sekitar sepuluh persen. Disamping itu berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden rumah tangga Kampung Sampay dan 30 responden rumah tangga Kampung Sukatani hanya terdapat 20 persen rumah tangga Kampung Sampay yang bekerja pada pemilik modal seperti sebagai karyawan toko, sedangkan rumah tangga Kampung Sukatani sebanyak 26,67 persen rumah tangga yang bekerja sebagai satpam, penjaga villa, dan security 13 . Rumah tangga yang bekerja pada pemilik modal ini bekerja pada usaha berskala kecil, sementara itu tidak ditemukan rumah tangga yang bekerja pada usaha berskala besar milik warga luar desa.

5.2.5 Fakta-Fakta Konversi Lahan Berdasarkan Tipe Konversi di Desa

Tugu Utara Uraian-uraian sebelumnya telah membahas mengenai dimensi konversi lahan dengan menguraikan tipe-tipe konversi lahan yang terjadi pada setiap kawasan baik itu Kampung Sampay maupun Kampung Sukatani. Ketiga dimensi konversi lahan saling terkait satu sama lain. Data pada Tabel 5 di bawah ini menunjukkan keterkaitan ketiga dimensi konversi lahan. Tabel 5. Hubungan Dimensi Konversi Lahan Berdasarkan Tipe Konversi yang Terjadi di Desa Tugu Utara, 2010. Dimensi Konversi Lahan Tipe Konversi Lahan Tingkat Kecepatan Pihak Pelaku Konversi Lambat Cepat Warga lokal Warga luar desa Letak Kawasan Terbuka - √ √ √ Tertutup √ - - √ Keterangan : √ = ada hubungan; - = tidak berhubungan Berdasarkan data pada Tabel 5 terdapat hubungan antara ketiga dimensi konversi lahan berdasarkan tipe-tipe konversi lahan yang terjadi di Desa Tugu Utara. Dimensi letak kawasan berada pada bagian vertikal 14 , sementara dimensi 13 Data diperoleh dari jenis pekerjaan rumah tangga Kampung Sampay dan Kampung Sukatani Terlampir 14 Dimensi letak kawasan berada di bagian vertikal karena merupakan dimensi yang menjadi tolak ukur bagi dimensi-dimensi lainnya. Dengan mengetahui letak kawasan terjadinya konversi

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44