Sungai Ciliwung Asal Nama Desa Tugu Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Tugu Utara

4.1.1 Sungai Ciliwung

Desa Tugu Utara merupakan salah satu desa yang terletak di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Munaf 1992 DAS Ciliwung ini dibatasi oleh Sub DAS Cisadane hulu sebelah barat dan selatan, DAS Citarum sebelah timur serta DAS Cibeet sebelah Utara. Hulu sungai Ciliwung berada di Gunung Mandalawangi dan bermuara di Teluk Jakarta. Sungai ini mengalir dari selatan kearah utara melewati Kabupaten Bogor Kecamatan Cisarua, Ciawi, Kedung Halang, Cibinong dan Cimanggis, Kota madya Bogor, Kota administrasi Depok dan wilayah DKI Jakarta. Luas DAS Ciliwung dari hulu sampai hilir sekitar 347 kilometer persegi. DAS Ciliwung dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a DAS Ciliwung Bagian I seluas 146 kilometer persegi, mulai dari hulu sampai stasiun pengamat Katulampa, meliputi Kecamatan Kedunghalang, Cisarua, dan Ciawi. b DAS Ciliwung Bagian II seluas 94 kilometer persegi, mulai dari stasiun pengamat Katulampa sampai stasiun pengamat Ratujaya Depok meliputi Kecamatan Kedunghalang, Kota madya Bogor, Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Depok, dan c DAS Ciliwung bagian III seluas 82 kilometer persegi, mulai dari stasiun pengamat Ratujaya sampai stasiun pengamat Rawajati Kalibata meliputi kecamatan Depok, Kecamatan Cimanggis, dan DKI Jakarta. Desa Tugu Utara termasuk kedalam DAS Ciliwung Bagian I yang berada di daerah pegunungan dengan ketinggian ± 300 meter sampai ± 3000 meter di atas permukaan laut. Topografi DAS Ciliwung Bagian I yaitu datar, landai, agak curam sampai sangat curam. Dari segi pemanfaatan lahan di DAS Ciliwung Bagian I dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: a pertanian, perkebunan, dan kehutanan dan b pemukiman dan industri. Sementara jenis tanaman budidaya yang termasuk bagian ini antara lain padi, palawija dan perkebunan teh.

4.1.2 Asal Nama Desa Tugu Utara

Desa Tugu Utara merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 1702 hektar. Desa ini terletak di kawasan yang menjadi pusat pariwisata yaitu Puncak. Ada berbagai pendapat mengenai asal usul nama Tugu. Pendapat pertama menyatakan bahwa nama Tugu diambil dari tugu sebagai tanda batas tempat atau wilayah. Kemudian pendapat kedua berpendapat bahwa tugu diambil dari kata Por-tugu-ese Portugis. Dan pendapat yang ketiga, lebih mendekati latar belakang sejarah dimana nama Tugu ada kaitannya dengan prasasti batu bertulis yang ditemukan di daerah Bogor, Jakarta, dan Tangerang yang berasal dari raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara. 4.1.3 Kondisi Geografis dan Infrastuktur Desa Tugu Utara Desa Tugu Utara berada di ketinggian 650-1200 meter di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum sebesar 23,91 o C dan suhu minimum sebesar 17,85 o C. Sementara itu curah hujan terjadi sebanyak 3178 milimeter per tahun dengan jumlah hari curah hujan terbanyak selama 40 hari. Bentuk wilayah desa ini adalah berombak sampai berbukit sebesar 40 persen, datar sampai berombak sebesar 35 persen dan berbukit sampai bergunung sebesar 35 persen. Batas-batas wilayah Desa Tugu Utara sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Suka Makmur Jonggol, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batu Layang, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tugu Selatan Jarak pusat pemerintahan Desa Tugu Utara dengan Kecamatan Cisarua sejauh 3,5 kilometer, jarak dengan ibukota Kabupaten Bogor sejauh 44 kilometer, jarak dengan provinsi Jawa Barat sejauh 95 kilometer dan jarak dengan ibukota Negara RI yaitu Jakarta sejauh 78 kilometer. Desa Tugu Utara terbagi dalam tiga dusun, enam Rukun Warga RW serta 24 Rukun Tetangga RT. Prasarana umum yang terdapat di Desa Tugu Utara, meliputi: prasarana pemerintahan desa, sarana perekonomian, tempat parkir taksi, jembatan dan jalan aspal seluas 18 kilometer serta jalan kerikil seluas lima kilometer. Alat transportasi yang digunakan oleh warga setempat antara lain truk sebanyak empat buah, mobil sedan sebanyak 49 buah, angkutan kota sebanyak 14 buah, sepeda motor sebanyak 3150 buah dan 4521 buah sepeda. Kemudian desa ini juga memiliki alat-alat komunikasi seperti telepon sebanyak 1216 buah, radio sebanyak 7442 buah, televisi sebanyak 2151, penyedia jasa wartel atau telekomunikasi sebanyak empat buah, dan tower operator komunikasi sebanyak lima buah. Sarana dan prasarana perekonomian di Desa Tugu Utara yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan pariwisata antara lain villa sebanyak 310 buah, warung atau kios sebanyak 245 buah, rumah makan dan restoran sebanyak 18 buah, , hotel sebanyak sepuluh buah, jasa tiket penerbanganmoney changertour and travel sebanyak tiga buah, CVperseroan sebanyak tiga buah, mini market sebanyak tiga buah, salon kecantikan sebanyak dua buah, dan terdapat satu buah SPBU. Sarana fasilitas pemerintahan desa meliputi: satu buah kantor desa, satu buah balai desa dan 24 buah pos hansip. Kemudian untuk fasilitas kesehatan, terdapat satu buah puskesmas, 14 buah posyandu, satu buah pos Keluarga Berencana KB dan satu buah balai pengobatan. Sementara itu, untuk kegiatan keagamaan Desa Tugu Utara memiliki 16 buah mesjid dan 24 buah langgar mushola. Desa ini memiliki salah satu mesjid yang dirancang khas Eropa yaitu mesjid Al Masih. Mesjid ini berada di dekat jalan raya depan kantor desa. Bentuk mesjid ini unik karena dirancang secara terbuka tanpa pintu. Hal ini dilakukan agar siapapun dapat masuk dan beristirahat di mesjid serta sebagai salah satu cara untuk menarik wisatawan. Selanjutnya untuk kegiatan pendidikan, desa ini memiliki gedung Sekolah Dasar Negeri SDN sebanyak empat buah dengan jumlah murid sebanyak 1295 jiwa dan tenaga pangajar guru sebanyak 33 jiwa. Di desa ini tidak terdapat gedung Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA.

4.1.4 Kependudukan Desa Tugu Utara

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44