2.3 Hipotesis Penelitian
1. Proses konversi lahan mengubah pola kehidupan sosial ekonomi
masyarakat lokal. 2.
Proses konversi lahan menyebabkan krisis ekologi di lokasi terjadinya konversi lahan.
2.4 Definisi Konseptual
1. Konversi lahan pertanian adalah perubahan peruntukkan lahan pertanian
menjadi peruntukkan lahan non pertanian, seperti villa, hotel, tempat tinggal, toko dan sebagainya.
2. Tipe konversi lahan adalah pola atau tipologi konversi lahan yang terjadi
pada suatu wilayah. Tipe-tipe konversi lahan diperoleh berdasarkan karakteristik dan fenomena konversi lahan yang terjadi di lapangan.
3. Konversi berdasarkan letak kawasan adalah dimensi konversi lahan
pertanian yang terdiri dari tipe konversi lahan terbuka dan tertutup. i
Konversi lahan terbuka adalah tipe konversi lahan yang terjadi akibat perubahan peruntukkan lahan pertanian menjadi perubahan
peruntukkan lahan non pertanian villa, hotel, rumah, dsb yang tinggi. ii
Konversi lahan tertutup adalah tipe konversi lahan yang terjadi akibat perubahan peruntukkan lahan pertanian menjadi peruntukkan lahan
non pertanian villa, hotel, rumah, dsb yang rendah. 4.
Konversi lahan berdasarkan tingkat kecepatan adalah dimensi konversi lahan pertanian yang terdiri dari tipe konversi cepat dan lambat.
i Konversi lahan cepat adalah tipe konversi lahan dimana suatu kawasan
mengalami konversi lahan yang cepat pada periode waktu tertentu. ii
Konversi lahan lambat adalah tipe konversi dimana suatu kawasan mengalami konversi lahan yang lambat pada periode waktu tertentu.
5. Konversi lahan berdasarkan pihak pelaku konversi adalah dimensi
konversi lahan yang terdiri dari warga lokal dan warga luar desa. i
Konversi oleh warga lokal adalah tipe konversi lahan dimana perubahan peruntukkan lahan pertanian menjadi peruntukkan lahan
non pertanian dilakukan oleh warga lokal.
ii Konversi oleh warga luar desa adalah tipe konversi lahan dimana
perubahan peruntukkan lahan pertanian menjadi peruntukkan lahan non pertanian dilakukan oleh warga luar desa.
6. Dampak sosial ekonomi adalah dampak yang ditimbulkan oleh konversi
lahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekonomi dan sosial rumah.
7. Dampak sosial ekologi adalah dampak yang ditimbulkan oleh konversi
lahan karena adanya perubahan terhadap hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam di kawasan lahan yang
terkena konversi serta adanya perubahan kondisi lingkungan akibat konversi lahan.
8. Krisis ekologi adalah kondisi lingkungan karena terjadinya degradasi
lingkungan. 9.
Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana, seperti banjir, longsor, dan kebisingan.
10. Akses terhadap sumberdaya adalah cara masyarakat dalam memperoleh
manfaat dari alam, berupa air dan lahan. 11.
Sikap terhadap lingkungan adalah perilaku masyarakat terhadap lingkungan, seperti cara membuang limbah rumah tangga.
12. Struktur pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh seseorang
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun.
13. Tempat tinggal adalah tempat seseorang bernaung.
14. Hubungan antar warga adalah interaksi antara warga yang satu dengan
warga yang lainnya setelah adanya konversi lahan, seperti kerjasama dan konflik sosial.
15. Hubungan antar anggota rumah tangga adalah interaksi antara anggota
keluarga setelah adanya konversi lahan baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
16. Derajat kuatnya penguasaan lahan adalah seberapa besar penguasaan yang
dimiliki oleh suatu rumah tangga. Derajat paling kuat dimulai dari pemilik, penyewa, bagi hasil, tumpang sari kemudian tunakisma.
17. Derajat kuatnya penguasaan luas lahan adalah seberapa besar penguasaan
luas lahan yang dimiliki oleh suatu rumah tangga. Derajat paling kuat dimulai dari luas lahan lebih dari 7500 meter persegi, antara 5000 sampai
7400 meter persegi, antara 2500 sampai 4900 meter persegi, antara 100 sampai 2400 meter persegi, kemudian tidak memiliki lahan.
2.5 Definisi Operasional