Peranan Pemerintah Terkait Konversi Lahan di Desa Tugu Utara

5.3 Peranan Pemerintah Terkait Konversi Lahan di Desa Tugu Utara

Peranan pemerintah Desa Tugu Utara dalam menghadapi fenomena konversi lahan berada pada situasi yang dilematis, karena pihak pemerintah berada diantara usaha pertumbuhan ekonomi yang dekat dengan pembangunan- pembangunan untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus juga sebagai pihak yang harus mengendalikan kegiatan alih fungsi lahan, Bapak Ymc 42 tahun menyatakan bahwa “Peranan pemerintah dalam upaya pembangunan desa sangat besar, berbagai fasilitas dibangun untuk menunjang peningkatan desa” . Pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Ymc 42 tahun memang benar dan merupakan suatu kontribusi yang baik ketika pemerintah desa berupaya meningkatkan fasilitas desa diera pertumbuhan ekonomi saat ini, karena dengan meningkatkan sarana dan prasarana diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi warga desa, sementara itu dukungan warga desa sendiri terhadap pengendalian konversi lahan cenderung lemah, baik warga lokal maupun warga luar desa banyak melakukan pembangunan-pembangunan yang mengarah pada pelanggaran peraturan pemerintah. Pemandangan alam Puncak yang indah menjadi salah satu penyebab tidak kondusifnya lingkungan kebijakan di Desa Tugu Utara. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa dengan keindahan alam Puncak akan terbuka peluang- peluang usaha disektor non pertanian dan memberikan pemasukan bagi pelaku konversi. Para pelaku konversi warga lokal dan warga dari luar desa rata-rata melakukan pembangunan tanpa memperhatikan kebijakan penggunaan lahan. Mereka pemilik villa melakukan pembangunan di lahan hijau, bahkan ada yang dipinggir tebing dan kali. Padahal ada peraturan yang menyatakan untuk tidak membuat bangunan di dekat kali atau tebing beberapa meter. Hal ini dilakukan agar tanah terjaga. Namun aturan ini tidak dihiraukan oleh mereka. Bahkan sebagian besar atau hampir seluruhnya bangunan yang berdiri di daerah ini tidak memiliki IMB Izin Membuat Bangunan dan sertifikat, tetapi anehnya mereka ditarik SPP pajak Bapak Rzl, 29 tahun. Berdasarkan hal tersebut, pihak pemerintah membuat upaya pencegahan dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan konversi lahan terhadap lingkungan fisik. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah desa adalah membuat peraturan untuk warga yang melakukan konversi di kawasan ini khususnya yang membangun villa dan hotel agar membuat sumur resapan, menanam pohon dan melakukan biovori agar air tidak meluap dan berakibat banjir. Namun sebagian besar para pelaku konversi lahan tidak menghiraukan peraturan ini dan kebanyakan melakukan pelanggaran. Bagi para pendatang yang melakukan pembangunan berupa villa atau yang lainnya, dianjurkan menanam pohon diwilayah sekitar konversi agar resapan air tetap terjaga dan juga menganjurkan melakukan biovori Bapak Ymc, 42 tahun. Langkah kedua yaitu memberikan surat teguran kepada pemilik villa dan hotel yang tidak taat aturan. Pemberian surat ini dilakukan karena pihak pemerintah kesulitan untuk melakukan komunikasi langsung dengan pemilik villa atau pemilik hotel, karena pelaku ini sebagian besar tidak berada di kawasan Desa Tugu Utara. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak pemerintah, sehingga akhirnya pihak pemerintah sendiri menjadi lemah menghadapi fenomena konversi lahan ini.

5.4 Ikhtisar

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44