Hubungan Antara Anggota Keluarga .1 Pengambilan Keputusan

1. Kondisi ekonomi rumah tangga Kampung Sukatani lebih memperihatinkan dibandingkan rumah tangga Kampung Sampay, walaupun sebagian besar rumah tangga dari kedua kampung tersebut berada pada kategori lapisan sosial ekonomi bawah miskin. Tingkat kemiskinan antara Kampung Sampay dan Kampung Sukatani memiliki sedikit perbedaan. 2. Rumah tangga Kampung Sampay yang berada pada lapisan sosial ekonomi bawah masih memiliki tempat tinggal dalam kondisi yang layak, hanya saja jumlah pendapatan rumah tangga memang berada pada tingkat pendapatan yang rendah. 3. Rumah tangga Kampung Sukatani selain pendapatan rumah tangga yang sebagian besar rendah, ditambah lagi dengan kondisi tempat tinggal rumah tangga yang tidak layak. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga Kampung Sukatani lebih miskin dibandingkan rumah tangga Kampung Sampay. 6.6 Hubungan Antara Anggota Keluarga 6.6.1 Pengambilan Keputusan Masuknya para pendatang baik pendatang yang menetap maupun pendatang musiman pengunjung dapat memberikan pengaruh bagi kehidupan rumah tangga setempat. Salah satu pengaruhnya yaitu perubahan dalam hubungan keluarga. Perubahan hubungan keluarga dapat dilihat dari seberapa besar keterlibatan anggota keluarga dalam membuat suatu keputusan untuk kepentingan bersama yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2000 dan 2010. Perubahan pengambilan keputusan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi lima yang terdiri dari kategori sangat individual, individual, sama saja, kolektif dan sangat kolektif. Pada Gambar 15 dipaparkan mengenai perubahan pengambilan keputusan dalam suatu rumah tangga dengan melihat perubahan keterlibatan anggota keluarga antara tahun 2000 dan 2010. Gambar 15. Perubahan Pengambilan Keputusan Rumah Tangga Desa Tugu Utara Data pada Gambar 15 menunjukkan bahwa secara umum terjadi perubahan dalam pengambilan keputusan anggota keluarga yang terlihat dari adanya perubahan keterlibatan anggota yang awalnya memiliki intensitas hubungan yang tinggi menjadi individual atau sebaliknya. Perubahan pengambilan keputusan kearah yang semakin individual tidak terjadi pada rumah tangga Desa Tugu Utara. Kemudian hanya terdapat satu rumah tangga yang tidak memiliki perubahan dalam keterlibatan anggota keluarga untuk mengambil suatu keputusan yaitu rumah tangga yang berasal dari Kampung Sampay. Sementara rumah tangga yang mengalami perubahan kearah individual ada tiga rumah tangga yang masing- masing dua rumah tangga berasal dari Kampung Sampay dan satu rumah tangga berasal dari Kampung Sukatani. Selanjutnya perubahan keterlibatan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan kearah lebih baik yaitu menjadi kolektif atau semakin kolektif secara berturut-turut sebanyak dua rumah tangga yang berasal dari dua kampung berbeda dan 54 rumah tangga dimana masing-masing kampung yaitu Kampung Sampay sebanyak 26 rumah tangga dan Kampung Sukatani sebanyak 28 rumah tangga. Sekarang anak-anak sudah pada dewasa, jadi bisa diajak ngobrol dan pasti dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Khususnya sama istri pasti kalau ada apa-apa didiskusikan dulu Bapak Ddr, 51 tahun. Perubahan pengambilan keputusan kearah yang semakin kolektif salah satunya disebabkan oleh anak-anak yang ada dalam rumah tangga sudah tumbuh besar dan bisa diajak diskusi, sementara perubahan kearah individual disebabkan anak-anak yang sudah tumbuh besar meninggalkan rumah karena memiliki keluarga baru. Selain itu, anak-anak yang menginjak remaja jarang berada dirumah karena pergi untuk main dan pulang menjelang malam hari. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antar angora keluarga dilihat dari keterlibatan anggota keluarga dalam mengambil keputusan menuju kearah yang semakin baik. Oleh karena itu, kegiatan konversi lahan tidak berdampak negatif pada hubungan antar anggota keluarga dalam mengambil keputusan.

6.7 Hubungan Antar Warga

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44