Tata Guna Tanah di Desa Tugu Utara Kegiatan Pertanian

Dilihat dari mata pencahariannya berdasarkan data dari Gambar 3, Desa Tugu Utara didominasi oleh kegiatan di sektor perdagangan yaitu sebesar 5787 jiwa atau 44,31 persen, mata pencaharian terbesar kedua sebagai buruh perkebunan sebesar 2556 atau 19,57 persen dan sebesar 1138 atau 8,71 persen mata pencaharian masyarakat desa ini sebagai penjual jasa, baik jasa pengemudi maupun penjaga villa. Sementara itu, masyarakat yang berprofesi dibidang pertanian yaitu sebagai petani hanya sebanyak 844 orang atau hanya sekitar 6,46 persen dari dari jumlah total penduduk yang bekerja yaitu 13060 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil warga yang berada pada sektor pertanian.

4.1.5 Tata Guna Tanah di Desa Tugu Utara

Ekologi Desa Tugu Utara identik dengan ekologi pegunungan. Udara desa terasa sejuk dan dingin baik pagi hari maupun malam hari. Saat memasuki kawasan Desa Tugu Utara, khususnya Puncak, orang yang datang akan disuguhi oleh bentangan kebun teh yang dapat memanjakan mata dan menyegarkan pikiran. Oleh karena itu, daerah ini menjadi pilihan para wisatawan lokal dan mancanegara untuk dikunjungi setiap hari, khususnya hari libur. Selain terdapat perkebunan teh, wilayah ini juga memiliki lahan pertanian sayuran yang berada di bagian dalam desa atau jauh dari pusat transportasi. Tabel 4. Penggunaan dan Luas Lahan Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, 2009. No. Penggunaan Lahan Luas Lahan hektar Persentase 1 Hutan Heterogen 714 34.01 2 TegalanKebun 688 33 3 Perkebunan Swasta 531 25.65 4 PekaranganBangunanEmplasement 110 5.24 5 Sawah 10 0.50 6 Jalur Hijau 10 0.50 7 Sawah irigasi sederhana 8 0.4 8 Taman Rekreasi 7.4 0.35 9 Kuburan 2.7 0.13 10 Rawa-Rawa 2.1 0.1 11 Lapangan Olahraga 1.5 0.07 12 BalongEmpangKolam 1 0.05 Jumlah 2099.3 100 Sumber: Monografi Desa Tugu Utara, 2009 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan lahan di Desa Tugu Utara didominasi oleh hutan heterogen sebesar 714 hektar atau sekitar 34,01 persen dari total luas lahan yang ada di wilayah ini. Penggunaan lahan terbesar kedua digunakan sebagai kebun atau tegalan sebesar 688 hektar atau 33 persen. Kemudian penggunaan lahan sebesar 531 hektar atau 25,56 persen dimanfaatkan sebagai perkebunan swasta. Sementara untuk lahan pertanian hanya sebesar sepuluh hektar untuk lahan sawah dan delapan hektar untuk lahan sawah beririgasi atau sekitar 0,5 persen dan 0,4 persen dari luas total lahan.

4.1.6 Kegiatan Pertanian

Desa Tugu Utara memiliki enam kelompok tani yang sebagian besar mengusahakan pertanian sayur. Kelompok tani ini terdiri dari kelompok tani Suka Tani, kelompok tani Wijaya Tani, kelompok tani Kaliwung Kalimuncar, kelompok tani Puncak Sejati, kelompok tani Godong Organik dan kelompok tani Pemuda Sampay yang tergabung dalam sebuah Gabungan Kelompok Tani Gapoktan dan diketuai oleh Bapak Uyh dari Kelompok Tani Suka Tani. Pertanian sayur yang dihasilkan oleh warga Desa Tugu Utara melalui kelompok tani antara lain kubis, wortel, bawang daun, kacang merah, cabai dan tomat. Penguasaan lahan pertanian di Desa Tugu Utara terdiri dari lima bentuk penguasaan lahan yaitu: 1 Petani pemilik: petani yang memiliki lahan pertanian dan menggarap lahannya sendiri; 2 Petani dengan menggunakan sistem sewa: bentuk penguasaan lahan dengan menyewa lahan pertanian milik orang lain; 3 Petani dengan menggunakan sistem bagi hasil: bentuk penguasaan lahan dengan menggarap lahan milik orang lain tanpa mengeluarkan biaya, kemudian hasil pertaniannya dibagi setengah-setengah dengan pemilik lahan; 4 Petani dengan menggunakan sistem tumpang sari: bentuk penguasaan lahan dengan memanfaatkan lahan pertanian milik orang lain dan menikmati keuntungan yang dihasilkan dari lahan pertanian tersebut dengan syarat menjaga batas-batas lahan pertanian agar tidak dimanfaatkan orang lain; dan 5 Tunakisma: tidak memiliki lahan dan tidak mempunyai lahan garapan.

4.2 Gambaran Umum Kampung Sampay dan Kampung Sukatani

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Analisis Permasalahan Institusi dalam Kompleksitas Penataan Kawasan Puncak (Studi Kasus Kelurahan Cisarua dan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor)

1 14 162

Analisis Sosio Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi

0 8 99

Dampak Ekowisata Terhadap Kondisi Sosio-Ekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Studi Citalahab Central dan Citalahab Kampung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

1 7 153

Dampak sosio=ekonomi da ekologi kawasan industri batu bata (kasus kampung Ater dan Ciawitan desa Gorowong kecamatan Parung Panjang kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 191

Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

0 12 199

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

3 15 230

Fluks CO2 dari Andosol pada Penggunaan Lahan Kebun Teh dan Tanah Bera di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 3 25

Penggunaan Lahan Dan Nilai Sewa Lahan (Land Rent) Di Kawasan Puncak; Studi Kasus Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 5 70

Pengaruh Konversi Lahan Hutan Tehadap Sifat Fisika Tanah (Studi Kasus : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor)

0 4 44