gambaran dari masyarakat Sihaloho, 2004. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitorus, et.al 2008 mengenai perubahan struktur agraria dan
diferensiasi kesejahteraan petani menyatakan bahwa struktur agraria yang dimaksud dalam penelitiannya adalah pola-pola hubungan sosial yang terkait
dengan lahan, baik berupa penguasaan, struktur pengusahaan, dan kemudian diikuti oleh struktur distribusi hasil pengelolaan sumber-sumber agraria.
Suatu struktur agraria bukanlah suatu struktur yang tetap atau kekal sepanjang masa, tetapi secara dinamis struktur tersebut akan berubah mengikuti
perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya, termasuk berlangsungnya perkembangan modal produksi yang dijalankan kaum tani Sitorus, et.al, 2008.
Konsep penguasaan lahan mencakup pengertian penguasaan tetap pemilikan perorangan dan penguasaan sementara bagi hasil, sewa, buruh upah sadap, dan
gadai. Misalnya jika sebidang tanah disewakan kepada orang lain, maka orang lain itulah yang secara efektif menguasainya Sitorus, et.al, 2008.
Selain itu, menurut Wiradi, et.al 2009 masalah penguasaan tanah yang sering dipandang sebagai masalah “hubungan manusia dengan tanahnya”
sebenarnya lebih menyangkut hubungan sosial ekonomi dan politik antar manusia
. Pengertian hubungan antar manusia ini dapat diterangkan dengan suatu contoh yang sederhana. Kenyataan bahwa “aku memiliki tanah ini” bukan hanya
menunjukkan adanya suatu hubungan atau ikatan diantara aku dan sebidang tanah tertentu, tetapi mengandung pula berbagai implikasi, misalnya: “Kamu tidak boleh
memakai tanahku ini”, atau: “Jika kamu menggarap tanahku, separuh hasilnya harus kau serahkan padaku”.
2.1.2 Definisi dan Manfaat Lahan
Berkaitan dengan sumberdaya alam dikenal istilah tanah dan lahan yang pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas
daripada tanah, sebagaimana dalam pengertian berikut ini. Sumberdaya lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, topografi, hidrologi dan
vegetasi dimana pada batas-batas tertentu mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan FAO, 1976 sebagaimana dikutip Rayes 2007. Dengan demikian dalam
pengertian lahan, tanah termasuk didalamnya. Arsyad 1989 sebagaimana dikutip Rayes 2007 mendefinisikan istilah tanah dengan memiliki tiga pengertian, yaitu:
1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman; 2 Tanah sebagai benda alami tiga dimensi di permukaan bumi yang terbentuk dari interaksi antara bahan induk,
iklim, organisme, topografi dalam kurun waktu tertentu; dan 3 Tanah sebagai ruangan atau tempat di permukaan bumi yang digunakan manusia untuk
melakukan segala macam aktivitasnya. Pada pengertian pertama, perhatian lebih ditekankan kepada kualitas tanah. Sementara pengertian kedua, tanah
diperlakukan sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan yang dinyatakan dalam berat ton, kg atau volume m
3
, sedangkan pada pengertian ketiga tanah dinilai berdasarkan luas ha, m
2
. Dalam bahasa Inggris, dua pengertian yang pertama setara dengan kata soil sedangkan pengertian yang ketiga
setara dengan istilah land. Dengan demikian land atau lahan merupakan tanah yang dimanfaatkan manusia untuk melakukan segala macam aktivitasnya.
Soetarto et. al., 2001 sebagaimana dikutip Sihaloho 2004 menyatakan bahwa tanah merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam usahatani
pertanian. Sumberdaya ini termasuk sumberdaya yang “dekat” dengan petani dalam bentuk fisik tetapi “jauh” dalam bentuk akses di antara masyarakat.
Lahan memiliki berbagai manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Iqbal dan Soemaryanto 2007 menyatakan bahwa lahan difungsikan
sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensi. Aktivitas yang pertama kali dilakukan adalah pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam
pertanian, selain itu lahan pertanian juga bermanfaat baik secara sosial dan ekonomi maupun lingkungan Bappenas dan PSE-KP, 2006 sebagaimana dikutip
oleh Iqbal, 2007. Secara sosial, eksistensi lahan pertanian terkait dengan tatanan kelembagaan masyarakat petani dan aspek budaya lainnya. Secara ekonomi, lahan
pertanian adalah masukan paling esensial dalam keberlangsungan proses produksi. Sementara itu, secara lingkungan, aktivitas pertanian pada umumnya relatif lebih
selaras dengan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan Iqbal, 2007.
2.1.3 Definisi, Faktor Penyebab dan Tipe Konversi Lahan