1. Keterampilan
bergerak dan bertindak
Kecakapan mengkoordinasikan
gerak mata, tangan, kaki, dan
anggota tubuh lainnya. 1.
Observasi 2.
Tes tindakan
2. Kecakapan
ekspresi verbal
dan non-verbal
1. Kefasihan
melafalkan mengucapkan
2. Kecakapan
membuat mimik dan gerak jasmani
1. Tes lisan
2. Observasi
3. Tes
tindakan Pengukuran Prestasi Belajar dapat dilakukan melalui tes yang
meliputi tiga ranah yaitu, ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Untuk mengukur Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan
dapat dilakukan dengan tes pada ketiga ranah tersebut. Pada penelitian ini Pengukuran Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dibatasi pada
ranah kognitif. Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan siswa kelas
X Akuntansi di SMK Negeri 7 dalam penelitian ini diukur melalui rata- rata nilai ulangan harian, nilai UTS Ujian Tengah Semester dan nilai
UAS Ujian Akhir Semester pada mata pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan pada semester ganjil. Dengan menggunakan nilai
ulangan harian karena nilai ulangan merupakan nilai setiap kompentensi yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran
akuntansi, sehingga nilai tersebut mencerminkan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan, sedangkan nilai UTS
merupakan nilai yang diambil dari Ujian Tengah Semester yang diselenggarakan oleh pihak sekolah untuk mengetahui kemampuan
siswa pada kompetensi yang telah dipelajari selama setengah semester dan nilai UAS Ujian Akhir Semester merupakan nilai yang di ambil
dari nilai UAS yang diselenggarakan oleh pihak sekolah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atas keseluruh kompetensi yang
sudah diajarkan selama satu semester. Dengan demikian tinggi rendahnya Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan siswa
kelas X Akuntansi di SMK Negeri 7 Yogyakarta ditunjukkan dengan nilai ulangan harian, nilai UTS dan nilai UAS pada mata pelajaran
Pengantar Akuntansi dan Keuangan.
2. Persepsi Siswa tentang Akuntansi
a. Pengertian Perspsi Siswa tentang Akuntansi
Setiap orang pasti akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu hal atau informasi meskipun hal yang dilihat atau didengar itu
sama. Menurut Slameto 2010: 102 “persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia ”.
Informasi diterima oleh manusia melalui proses pengindraan, baik itu indra penglihatan, indra perasa, indra pendengaran ataupun indra
penciuman. Menurut Bimo Walgito 2003: 53, “Persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh pengindraan ”. Sebelum terbentuknya
suatu Persepsi, informasi yang diterima akan diproses dan diolah oleh otak hingga muncul sebuah persepsi.
Sebuah Persepsi terbentuk melalui proses. Stimulus atau informasi yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan dan
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu Bimo Walgito, 2003: 53. Proses inilah yang disebut
dengan Persepsi. Sedangkan pendapat lain menurut Sugihartono 2007:8, “persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau
menginterpretasi stimulus yang masuk dalam alat indra ”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Persepsi merupakan
proses pengorganisasian,
penerjemahan, dan
penginterpretasian stimulus yang diterima melalui alat indra. Dengan demikian Persepsi Siswa tentang Akuntansi adalah proses
pengorganisasian, penerjemahan, dan penginterpretasian informasi akuntansi yang diterima oleh siswa melalui alat indra. Jika dikaitkan
dengan proses pembelajaran maka perilaku siswa dalam proses belajarnya akan dipengaruhi oleh persepsinya tentang akuntansi.
Persepsi tentang akuntansi tersebut dapat berupa objek, informasi, dan kejadian yang dialami selama proses belajar akuntansi terutama pada
mata pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan.
b. Proses Terjadinya Persepsi Akuntansi
Persepsi terjadi melaui sebuah proses pengorganisasian stimulus yang diterima oleh panca indra. Purwa Atmaja Prawira 2012: 65,
menjelaskan proses terjadinya persepsi melalui sebuah gambar sebagai berikut:
Gambar1. Proses terjadinya persepsi
Keterangan: St= Stimutus
Fi= Faktor intern Sp= Struktur pribadi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, suatu objek menimbulkan stimulus yang akan mengenai alat
indra individu proses fisik. Kedua, stimulus yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak proses fisiologis. Ketiga,
setelah terjadi proses di otak, selanjutnya individu menyadari sesuatu yang telah diterimanya dan memberikan respon sebagai akibat
timbulnya persepsi proses psikologis.
Purwa Atmaja Prawira, 2012: 64 Proses persepsi tersebut dapat mempengaruhi pola pikir
seseorang. Informasi yang diterima oleh siswa akan berpengaruh pada tingkah laku siswa sebagai akibat dari suatu stimulus yang diterima
oleh siswa. Stimulus yang sama dapat membuat siswa memiliki persepsi yang berbeda. Hal yang sama terjadi saat siswa menerima
informasi tentang Akuntansi. Informasi Akuntansi tersebut merupakan stimulus yang diterima oleh siswa kemudian dengan alat indra siswa
membaca atau mendengarkan informasi Akuntansi. Informasi yang telah diterima dilanjutkan ke otak, dalam proses ini siswa akan
memiliki gambaran dan pengertian tersendiri mengenai informasi
Sp
St St
St
Fi Fi
Fi Fi
St