memiliki hubungan linier dengan variabel terikat Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan.
2. Uji Multikolenieritas
Uji multikolenieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat multikolenieritas antar variabel bebas. Uji Multikolinearitas
dilakukan sebagai syarat analisis regresi ganda. Jika antar variabel bebas tidak terjadi multikolenieritas maka uji hipotesis menggunakan regresi
ganda dapat dilakukan, tetapi jika terdapat multikolenieritas antar variabel bebas maka ujihipotesis menggunakan regresi ganda tidak
dapat dilakukan. Analisis
uji multikolenieritas
dapat dilakukan
dengan menggunakan besaran
tolerance
dan variance
inflation factor VIF.
Besaran
tolerance
adalah 10 dan VIF=10. Multikolinieritas tidak akan terjadi jika nilai
tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 Danang Sunyoto, 2007: 93. Hasil uji multikolenieritas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel. 21 Rangkuman Hasil Uji Multikolenieritas
No. Variabel
VIF
Tolerance
Keterangan 1
X
1
2,201 0,454
Tidak terjadi multikolenieritas antar
variabel bebas 2
X
2
2,244 0,446
3 X
3
1,512 0,661
Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa
nilai VIF variabel bebas Persepsi Siswa tentang Akuntansi X
1
2,201 lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance
0,454 lebih besar dari 0,10. Nilai VIF variabel bebas Gaya Belajar X
2
2,244 lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance
0,446 lebih besar dari 0,10. Nilai VIF variabel bebas Lingkungan Teman Sebaya X
3
1,512 lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance
0,661 lebih besar dari 0,10. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolenieritas antar
variabel bebas sehingga uji hipotesis menggunakan regresi ganda dapat dilakukan.
C. Uji Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan
SPSS Statistik 18,00.
Berdasarkan lampiran hal , hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel. 22 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana X
1
Y
Variabel Harga r dan r
2
Koef konstanta
r
x1y
r
2 x1y
r
tabel
X
1
Y 0,437
0,191 0,195
0,400 50,929
Sumber: Data primer yang telah diolah a.
Koefisien Korelasi r Hasil analisis koefisien korelasi
r
x1y
menunjukkan hasil positif sebesar 0,437 lebih besar dari r
tabel
0,195 yang berarti terdapat hubungan positif antara Persepsi Siswa tentang Akuntansi dengan
Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Persepsi Siswa tenang
Akuntansi maka Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan akan semakin meningkat.
b. Koefisien Determinasi r
2
Koefisie Determinasi r
2 x1y
sebesar 0,191 yang berarti Persepsi Siswa tentang Akuntansi mempengaruhi Prestasi Belajar Pengantar
Akuntansi dan Keuangan sebesar 19,1. c.
Persamaan Garis Regresi Harga koefisien variabel Persepsi Siswa tentang Akuntasi sebesar
0,400 dan bilangan konstanta sebesar 50,929. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disusun persamaan satu prediktor sebagai
berikut:
Y = 0,400X
1
+ 50,929
Nilai koefisien X
1
sebesar 0,400 yang berarti jika Persepsi Siswa tentang Akuntansi X
1
meningkat 1 poin maka nilai Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan Y akan meningkat
sebesar 0,400. Dari hasil analisis diketahui nilai r
hitung
lebih besar dari r
tabel
yaitu 0,437 0,195, sehingga hipotesis pertama dapat diterima. Dapat
disimpulkan bahwa Persepsi Siswa tentang Akuntansi berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015.