Perempuan yang Polos dan Lembut

Das Läppchen steckte die Königstochter in ihren Busen vor sich, setzte sich aufs Pferd und zog nun fort zu ihrem Bräutigam. Data 31, S 265 Brüder Grimm Sang putri menaruh serbet itu didepan dekat dadanya, ia menaiki kudanya dan bergerak menuju kerajaan calon suaminya. Sang Putri tidak meletakkan serbet putih itu ditempat yang aman, melainkan hanya diletakkan didepan dekat dadanya. Sang Putri tidak memperhatikan hal-hal bahaya lainnya, misal jika serbet itu terjatuh. Maka dari itulah aspek psikis yang ceroboh dalam meletakkan benda yang diberikan dari ibunya sendiri.

b. Penyabar

Saat Sang putri dan si pelayan dalam perjalanan melewati hutan, Sang putri merasa sangat kehausan. Sang putri menyuruh pelayannya untuk mengambilkannya air minum, namun si pelayan menolak tugas dari Sang putri. Da sie eine Stunde geritten waren, empfand sie heissen Durst und sprach zu ihrer Kammerjungfer: Steig ab und schöpfe mir mit meinem Becher, den du für mich mitgenommen hast, Wasser aus dem Bache, ich möchte gern einmal trinken. - Wenn Ihr Durst habt, sprach die Kammerjungfer, so steigt selber ab, legt Euch ans Wasser und trinkt, ich mag Eure Magd nicht sein. Data 32, S 265 Brüder Grimm Setelah beberapa jam ia merasa kehausan dan berkata kepada pelayannya:“Turunlah dan ambilkan aku air ke dalam cangkirku dari sungai di sana itu karena aku ingin minum.“-“Jika kau haus, turunlah dan ambillah sendiri air itu, kemudian minumlah. Aku tak akan menjadi pelayanmu lagi,“kata pelayan itu Setelah mendengar perkataan si pelayan tersebut, Sang putri tidak memarahinya melainkan hanya diam. Si pelayan berkata bahwa ia harus mengambil minum sendiri jika merasa haus dan ia tidak ingin menjadi pelayannya lagi. Da stieg die Königstochter vor grossem Durst herunter, neigte sich über das Wasser im Bach und trank und durfte nicht aus dem goldenen Becher trinken. Da sprach sie: Ach Gott Da antworteten die drei Blutstropfen: Wenn das deine Mutter wüsste, das Herz im Leib tät ihr zerspringen. Aber die Königsbraut war demütig, sagte nichts und stieg wieder zu Pferde. Data 33, S 265 Brüder Grimm Sang putri pun turun karena kehausan yang amat sangat dan berlutut di depan sungai dan meminumnya karena tidak dapat minum dengan cangkir emasnya. Kemudian ia berkata:“Ya Tuhan“ Tiga tetes darah pun menjawab:“Jika ibumu tahu, pasti hatinya akan sedih sekali.“ Namun sang putri tidak menghiraukannya, tidak berkata apa-apa dan menaiki kudanya melanjutkan perjalanan Karena sangat kehausan sekali, ia pun turun sendiri dan mengambil minum. Ketiga tetes darah tersebut berkata bahwa jika ibu Sang putri tahu, ia pasti akan sedih sekali. Namun Sang putri hanya bisa bersikap rendah hati dan tidak menghiraukan perkataan si pelayan tadi. Dari itulah citra tokoh utama yaitu Sang putri yang penyabar walaupun si pelayan telah membangkang tugasnya.

c. Penakut

Ketika Sang putri sedang minum air untuk yang kedua kalinya, ia tidak sengaja menjatuhkan serbet yang diberi oleh ibunya. Ia merasa sangat ketakutan sekali. Si pelayan yang melihatnya merasa senang karena Sang putri akan menjadi lemah dan akan berada didalam kekuasaan si pelayan. Und wie sie so trank und sich recht überlehnte, fiel ihr das Läppchen, worin die drei Tropfen waren, aus dem Busen und floss mit dem Wasser fort, ohne dass sie es in ihrer grossen Angst merkte. Die Kammerjungfer hatte aber zugesehen und freute sich, dass sie Gewalt über die Braut bekäme; denn damit, dass diese die Blutstropfen verloren hatte, war sie schwach und machtlos geworden. Data 34, S 265-266 Brüder Grimm Dan ketika sang putri sedang minum dan membungkuk, serbet yang berisi tiga tetes darah itu terjatuh dari dadanya dan terbawa arus sungai, ia sangat ketakutan sekali saat menyadarinya. Si pelayan melihat kejadian tersebut senang sekali bahwa pengantin wanita yang malang itu akan berada dalam kekuasaannya