Ketakutan Nilai Moral Dongeng Die Gänsemagd
akhirnya ia berkata:”Aku punya seorang pemuda yang menjaga angsa- angsa, mungkin dia bias membantu pemuda itu.” Nama pemuda itu adalah
Kürdchen Konrädchen dan sang pengantin asli harus membantu pemuda itu menjaga angsa-angsa.
Sikap patuh juga ditunjukkan pada Gadis Angsa atau Sang putri asli kepada Raja. Patuh adalah menaati segala perintah atau peraturan dan
menjalankan hal-hal tersebut yang diperintahkan. Saat Sang Raja menyuruh Gadis Angsa untuk melewati kompor besi untuk mengatakan semua hal yang sebenarnya
dan mengadu tentang penderitaannya, ia melakukan hal itu walau terasa menyakitkan. Ia tetap patuh pada perintah Sang raja.
Er drang in sie und liess ihr keinen Frieden, aber er konnte nichts aus ihr herausbringen. Da sprach er: Wenn du mir nichts sagen willst, so klag
dem Eisenofen da dein Leid, und ging fort. Da kroch sie in den Eisenofen, fing an zu jammern und zu weinen, schüttete ihr Herz aus und sprach: Da
sitze ich nun von aller Welt verlassen und bin doch eine Königstochter, und eine falsche Kammerjungfer hat mich mit Gewalt dahin gebracht,
dass ich meine königlichen Kleider habe ablegen müssen, und hat meinen Platz bei meinem Bräutigam eingenommen, und ich muss als Gänsemagd
gemeine Dienste tun. Wenn das meine Mutter wüsste, das Herz im Leib tät ihr zerspringen. Der alte König stand aber aussen an der Ofenröhre,
lauerte ihr zu und hörte, was sie sprach.
. Da kam er wieder herein und liess sie aus dem Ofen gehen.
Data 63, S 269 Brüder Grimm Ia memohon kepadanya dan gadis itu menjadi tidak tenang, tetapi ia tak
dapat memaksanya. Kemudian ia berkata:”Jika kamu tak dapat mengatakannya padaku, maka mengadulah pada kompor besi tentang
penderitaanmu. Dan pergilah kesana. Kemudian ia mulai merangkak pada kompor besi, ia merengek dan menangis. Ia menuangkan segala dari
hatinya dan berkata:”Sekarang aku meninggalkan segalanya dan aku adalah putri Raja dan seorang pelayan yang jahat telah menguasaiku dan
aku harus menyerahkan gaun kebangsawananku serta mengambil posisiku
sebagai calon pengantin dan harus menjadi sebagai gadis angsa.” Jika ibuku tahu, hatinya akan sedih sekali. Raja itu berdiri di dekat cerobong
asap dan mendengarnya apa yang ia katakan. Kemudian ia masuk dan mengeluarkannya dari sana.
Sikap patuh dari Sang putri inilah yang mencerminkan bahwa sebagai yang muda, ia harus menjalankan perintah dari yang lebih tua darinya. Terlebih
karena Sang Raja adalah orang yang berkuasa dalam kerajaan tersebut karena ialah ayah dari Sang pangeran. Sebelumnya Gadis Angsa juga menerima perintah
Sang raja saat ia diberi pekerjaan untuk menggembala angsa-angsa di padang rumput.