Teknik Analisi Data METODE PENELITIAN
Dongeng dari Brüder Grimm ini sudah ada di dalam masyarakat sejak sebelum abad ke-19 Teeuw, 1988: 283.
Dongeng “Schneeweißchen und Rosenrot“ mengisahkan tentang tokoh
utama perempuan yaitu putih salju Schneeweißchen dan mawar merah Rosenrot. Mereka berdua tinggal bersama ibu yang seorang janda miskin
disebuah pondok yang sepi. Di depan pondok itu terdapat sebuah kebun dan di dalamnya berdiri dua pohon mawar, yang satu berwarna dan yang lainnya
berwarna merah. Janda itu memiliki dua anak yang persis seperti kedua pohon mawar itu. Dari situlah sang ibu menamakan mereka putih salju dan mawar merah.
Putih salju dan mawar merah memiliki karakter yang berbeda. Putih salju yang lebih pendiam dan lebih sering dirumah untuk membantu ibunya, sedangkan
mawar merah yang lebih aktif dengan suasana luar dan senang berlarian di padang. Kedua saudara tersebut sama-sama saling menyayangi. Apapun yang dimiliki oleh
satu orang harus dibagi dengan yang lainnya. Pada suatu malam pondok mereka kedatangan seekor beruang yang
sebenarnya beruang itu adalah seorang pangeran tampan yang terkena kutukan sihir dari para kurcaci jahat. Namun saat itu putih salju dan mawar merah tidak
menyadarinya. Putih salju dan mawar merah kaget dan takut sekali oleh kedatangan si beruang ke pondok mereka. Namun setelah si beruang berbicara
dan mengatakan bahwa ia adalah beruang yang sedang kedinginan dan baik hati, mawar merah dan putih salju pun tidak takut lagi. Mereka mempersilahkan masuk
si beruang ke dalam pondok mereka. Sejak saat itulah putih salju, mawar merah, dan beruang tersebut menjadi sahabat yang baik karena tiap malam si beruang
selalu datang ke pondok mereka dan si beruang selalu menceritakan tentang para kurcaci jahat yang berada di hutan. Suatu hari putih salju dan mawar merah pun
bertemu salah satu kurcaci di hutan ketika mereka sedang mengambil kayu bakar di hutan. Ujung janggut kurcaci tersebut panjang dan tersangkut di celah kayu.
Kurcaci itu melompat-lompat seperti anjing yang diikat dengan seutas tali. Putih salju dan mawar merah pun segera menolong kurcaci itu, namun satu-satunya cara
adalah memotong ujung janggut kurcaci tersebut. Namun setelah ditolong, si kurcaci tersebut tidak terima karena janggutnya terpotong dan memaki-maki putih
salju dan mawar merah. Tidak lama setelah itu, putih salju dan mawar merah pun pergi untuk menangkap ikan. Mereka bertemu kembali dengan si kurcaci di dekat
sungai. Ujung janggut kurcaci tersangkut di tali pancing dan tertarik oleh seekor ikan di sungai. Ia dalam bahaya untuk ditarik ke dalam air. Putih salju dan mawar
merah pun segera menolong si kurcaci, dan dengan metode yang sama yaitu memotong janggut si kurcaci dengan gunting. Ujung janggut si kurcaci makin
pendek dan dia memaki-maki putih salju dan mawar merah. Si kuracaci langsung pergi dengan membawa sekantung mutiara tanpa berkata apa-apa. Namun putih
salju dan mawar merah tetap sabar menerima makian dari si kurcaci yang tidak tahu rasa terima kasih itu.
Setelah itu Sang ibu menyuruh putih salju dan mawar merah untuk pergi ke kota membeli jarum, benang, renda, dan pita. Di perjalanan mereka kembali
bertemu dengan si kurcaci yang sedang menjadi sasaran empuk burung elang. Burung elang telah menangkap si kurcaci dan akan membawanya pergi. Karena
merasa kasihan, putih salju dan mawar merah pun menolongnya. Mereka
menangkap kurcaci itu dan menariknya dari genggaman burung elang. Namu seperti biasa, si kurcaci malah memaki-maki mereka berdua karena telah menarik
jaket coklatnya terlalu keras sehingga robek. Ia pun langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Ketika putih salju dan mawar merah kembali dari kota
dan melewati jalan yang sama, mereka kaget melihat si kurcaci sedang mengosongkan batu permata ditengah jalan dan permata itu berkilauan terkena
mentari sore hari. Putih salju dan mawar merah terkagum-kagum melihatnya sehingga membuat si kuracaci geram. Si kurcaci memaki-maki mereka berdua.
Pada saat itulah si beruang datang untuk menangkap si kurcaci yang telah mencuri permatanya. Si kurcaci meminta si beruang untuk memakan putih salju dan
mawar merah, namun si beruang tidak menghiraukan kata-kata si kurcaci dan memukul si kurcaci dengan keras. Si kurcaci tidak bergerak lagi. Putih salju dan
mawar merah ketakutan dan akan berlari saat melihatnya. Namun si beruang memanggil mereka, bahwa dialah si beruang yang ditemui mereka pertama kali
saat di pondok mereka. Pada saat itulah bulu si beruang terlepas,dan dibalik bulu itu adalah seorang pangeran tampan yang memakai baju dari emas. Ia
menceritakan bahwa ia terkena sihir dari si kurcaci dan menjadi beruang dan kurcaci jahat mencuri harta kekayaannya. Si kurcaci pun telah mendapatkan
hukumannya. Putih salju kemudian menikah dengan pangeran itu dan mawar merah
menikah dengan saudara si pangeran. Mereka pun hidup bahagia dan selalu membagi harta kekayaannya. Ibu mereka juga hidup bahagia dengan mereka
selama bertahun-tahun.