Berkata Kasar kepada Orang Lain

d. Balas Dendam

Sikap amoral yang berikutnya adalah balas dendam. Balas dendam tidak patut kita tiru, karena hendaknya kejahatan janganlah dibalas dengan kejahatan. Namun kejahatan seharusnya dibalas dengan kebaikan, misal memaafkan kesalahan orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Kutipan dibawah ini menunjukkan sikap balas dendam yang dilakukan oleh Sang beruang terhadap kurcaci jahat. Der Bär kümmerte sich um seine Worte nicht, gab dem boshaften Geschöpf einen einzigen Schlag mit der Tatze, und es regte sich nicht mehr. Data 57, S 442 Brüder Grimm Beruang itu tidak menghiraukan kata-katanya tetapi memukulnya dengan satu kali pukulan dan orang itu pun tidak bergerak lagi. Sang beruang yang ternyata adalah seorang pangeran tampan yang dikutuk oleh kurcaci jahat itu membalas semua perbuatan kurcaci jahat dengan cara memukulnya dengan keras dan membuat si kurcaci mati. Si kurcaci jahat yang menyihir Sang pangeran tampan menjadi beruang dan mengambil semua kekayaan Sang pangeran kini telah mendapatkan hukumannya. Walaupun ia telah mendapatkan hukuman yang setimpal, namun perbuatan balas dendam dari Sang pangeran ini tidak pantas kita tiru. Balas dendam hanyalah membuat kita menjadi sama jahatnya dengan orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Oleh karena itu hendaknya kita memaafkan orang yang telah berbuat kesalahan pada kita.

D. Nilai Moral Dongeng Die Gänsemagd

Nilai moral baik yang terdapat dalam dongeng Die Gänsemagd terbagi dalam tiga macam, yaitu hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi rendah hati, ketakutan, bekerja keras. Hubungan manusia dengan sesama meliputi kepatuhan. Hubungan manusia dengan lingkungan meliputi menyayangi binatang. Nilai moral buruk yang terdapat dalam dongeng Die Gänsemagd yaitu hubungan manusia dengan sesama yang meliputi melawan perintah, licik, dan berbohong. Nilai moral buruk yang terdapat dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yaitu menutupi kesalahan sendiri. Berikut penjelasannya dibawah ini. 1. Moral Baik Dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri a. Rendah Hati Sikap rendah hati adalah sikap yang baik dan menghindarkan kita dari sikap sombong. Sebagai manusia kita harus memiliki sikap ini agar kita tidak pernah merasa sombong akan apa yang kita miliki. Rendah hati adalah sikap menghargai orang lain, menghormati sesama dan tidak melebih-lebihkan apa yang dimiliki dalam dirinya sendiri. Sikap inilah yang dimiliki oleh tokoh utama perempuan dalam dongeng “Die Gänsemagd“, yaitu Sang putri atau Gadis Angsa. Walaupun dia seorang putri dan pada suatu hari harus berubah menjadi pelayan karena ulah si pelayan jahatnya, ia tetap bersikap rendah hati dan tidak menunjukkan rasa bahwa ia adalah berasal dari keluarga kerajaan. Berikut kutipan dibawah ini. Die Kammerfrau stieg nun auf Falada und die wahre Braut auf das schlechte Ross, und so zogen sie weiter, bis sie endlich in dem königlichen Schloss eintrafen. Da war grosse Freude über ihre Ankunft, und der Königssohn sprang ihnen entgegen, hob die Kammerfrau vom Pferde und meinte, sie wäre seine Gemahlin. Sie ward die Treppe hinaufgeführt, die wahre Königstochter aber musste unten stehenbleiben. Da schaute der alte König am Fenster und sah sie im Hof halten und sah, wie sie fein war, zart und gar schön; ging alsbald hin ins königliche Gemach und fragte die Braut nach der, die sie bei sich hätte und da unten im Hof stände und wer sie wäre? Data 58, S 266 Brüder Grimm Sekarang si pelayan menunggangi Falada dan pengantin wanita yang asli menunggangi kuda jelek. Dan mereka tetap bertukar sampai akhirnya tiba di istana kerajaan. Terdapat penyambutan yang meriah saat kedatangan mereka, sang pangeran menyambut dan menggendong si pelayan turun dari kuda, mengira bahwa ia adalah pengantin wanitanya. Mereka menaiki tangga namun pengantin wanita yang asli harus tetap menunggu di bawah. Sang raja tua melihatnya dari jendela dan melihat sang Putri asli di halaman istana, betapa polos, lembut, dan cantiknya dia sebagai pelayan. Ia pergi menuju kamar istana dan bertanya kepada calon pengantin, wanita siapa yang telah dibawanya yang berdiri di halaman dan siapakah dia? Dari kutipan diatas, yang terlihat sombong adalah si pelayan jahat karena berpura-pura menyamar sebagai Putri. Sikap ini tidak patut kita tiru. Sang putri yang telah diperdaya oleh si pelayan jahat, tetap menunjukkan muka polos dan lembut sehingga mengundang perhatian ayah Sang pangeran. Ia tetap bersikap rendah hati walaupun keadaan telah mengubahnya. Sikap ini patut kita tiru, karena rendah hati pada dasarnya bermakna kesadaran dan keterbatasan kemampuan diri, dan menjauhkan segala diri dari keangkuhan.

b. Ketakutan

Dalam dongeng “Die Gänsemagd“ ini juga terdapat rasa takut yang dialami oleh Sang putri. Sikap takut adalah sikap yang wajar dimiliki oleh setiap manusia. Mereka merasa nyawa mereka terancam atau mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan sehingga membuat hati mereka menjadi takut. Sang putri juga mengalami hal ini ketika ia telah berada dalam kekuasaan si pelayan jahat yang harus memaksanya untuk bertukar posisi. Si pelayan jahat ingin menjadi Putri dan memakai gaun bagus, sedangkan Sang putri asli harus menjadi pelayan dan memakai gaun yang usang.