Lelucon atau anekdot. Dongeng

3. Jenis Tokoh Fiksi

Tokoh dalam fiksi biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai keterlibatannya dalam cerita dibedakan antara tokoh utama sentral dan tokoh tambahan periferal. Tokoh disebut sebagai tokoh sentral apabila memenuhi tiga syarat, yaitu: 1. Paling terlibat dengan makna atau tema. 2. Paling banyak berhubungan dengan tokoh lain. 3. Paling banyak memerlukan waktu penceritaan Sayuti, 2000: 74.

a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang dalam cerita tidak terlalu dipentingkan dan pemunculannya dalam cerita hanya sedikit dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tidak langsung Nurgiyantoro, 2012: 177. Menurut Aminuddin 1995: 79-80, tokoh inti atau tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Tokoh utama dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu 1 Melihat keseringan pemunculannya dalam cerita, 2 Lewat petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya, 3 Melalui judul cerita tersebut.

b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara pupuler disebut hero. Tokoh yang merupakan pengejawantahan norma- norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita Altenbernd dan Lewis, 1966: 59. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan- harapan kita, pembaca. Maka kita sering mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai permasalahan kita, demikian pula halnya dalam menyikapinya. Nurgiyantoro,

2012: 179.

Menurut Altenbernd dan Lewis 1966: 59 penyebab konflik yang tak dilakukan oleh seorang tokoh disebut sebagai kekuatan antagonistis, antagonistic force. Konflik bahkan mungkin disebabkan oleh diri sendiri, misalnya seorang tokoh akan memutuskan sesuatu yang penting yang masing-masing menuntut konsekuensi sehingga terjadi pertentangan dalam diri sendiri. Namun, biasanya ada juga pengaruh kekuatan antagonistic yang diluar diri walau secara tak langsung Nurgiyantoro, 2012: 179.

c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Berdasarkan perwatakannya, menurut Forster 1970: 75 tokoh cerita dapat dibedakan ke dalm tokoh sederhana simple atau flat character dan tokoh kompleks atau tokoh bulat complex atau round character. Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli, alah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tak diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Sifat dan tingkah laku