Pembahasan Penelitian CITRA TOKOH UTAMA PEREMPUAN DAN NILAI MORAL

1 Peneliti yang masih pemula, sehingga banyak memiliki kekurangan baik dari segi pengetahuan maupun kinerja dalam melaksanakan penelitian. 2 Terjemahan versi Indonesia dan terjemahan versi Jerman yang sedikit ada perbedaan sehingga peneliti harus menerjemahkan kembali sendiri dalam bahasa Indonesia agar lebih sesuai dengan dongeng yang aslinya. 3 Terdapat penggunaan bahasa Jerman tua atau Altdeutsch dalam dongeng, sehingga dalam proses penerjemahan masih banyak kesulitan dan kesalahan karena tidak adanya arti dalam suatu kamus jadi peneliti harus mencari dari sumber-sumber lainnya. 115 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan Citra Tokoh Utama Perempuan dan Nilai Moral dalam Dongeng “Schneeweißchen und Rosenrot” dan “Die Gänsemagd” dari Kumpulan Dongeng Kinder-Und Hausmärchen Brüder Grimm dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Citra tokoh utama perempuan dalam dongeng “Schneeweißchen und Rosenrot” terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi aspek fisik Schneeweißchen atau Putih Salju yaitu a Perempuan yang cantik, b Perempuan yang halus dan pendiam, c Perempuan yang menjaga kerapian dan menjaga kebersihan. Aspek fisik Rosenrot atau Mawar Merah yaitu a Perempuan yang cantik, b Perempuan yang aktif, c Perempuan yang romantis. Aspek psikis dari Schneeweißchen dan Rosenrot meliputi a penyayang, b pemberani, c penurut, d penyabar. Aspek sosial meliputi didalam keluarga yaitu a sebagai anak, b sebagai saudara. Aspek sosial didalam masyarakat yaitu a menolong orang lain. 2. Citra tokoh utama perempuan dalam dongeng “Die Gänsemagd” terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi a Perempuan yang cantik, b Perempuan yang polos dan lembut, c Perempuan yang rapi dan menjaga penampilan. Aspek psikis meliputi a Ceroboh, b Penyabar, c Penakut, d Penurut. Aspek sosial meliputi didalam keluarga meliputi a sebagai anak. 3. Nilai moral baik dalam dongeng “Schneeweißchen und Rosenrot” dibagi dalam tiga macam yaitu hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi a Bertanggung jawab dalam pekerjaan rumah dan bekerja keras, b Ketakutan. Hubungan manusia dengan sesama meliputi a Kasih sayang dan kerukunan, b Kepatuhan, c Kepedulian dan tolong menolong. Hubungan manusia dengan lingkungan meliputi a Menyayangi binatang. Nilai moral buruk dalam hubungan manusia dengan sesama yaitu a Berkata kasar, b Melemparkan kesalahan pada orang lain, c Tidak tahu rasa terima kasih, d Balas dendam. 4. Nilai moral dalam dongeng “Die Gänsemagd” juga dibagi dalam tiga macam yaitu hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi a Rendah hati, b Ketakutan, c Bekerja keras. Hubungan manusia dengan sesama meliputi a Kepatuhan. Hubungan manusia dengan lingkungan meliputi a Menyayangi binatang. Nilai moral buruk dalam Hubungan manusia dengan diri sendiri yaitu a Menutupi kesalahan sendiri. Nilai moral buruk dalam Hubungan manusia dengan sesama yaitu a Melawan perintah, b Licik, c Berbohong.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini merujuk pada pemahaman terhadap sebuah karya sastra yang berbentuk dongeng, khususnya mengenai analisis tentang citra tokoh utama perempuan dan nilai moral. Penelitian yang telah dilakukan tersebut tidak terlepas dari pemahaman terhadap dongeng dan teori-teori yang mendukungnya, sehingga diharapkan adanya kesesuaian diantara keduanya. Hasil yang didapat adalah penelitian terhadap dua dongeng berjudul “Schneeweißchen und Rosenrot” dan “die Gänsemagd” dari kumpulan dongeng Kinder und Hausmärchen Brüder Grimm . Bentuk implikasi dari penelitian ini dapat menjadi bahan ajar pelajaran bahasa Jerman die Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya dalam karya sastra. Karya sastra terutama dongeng dapat dipakai pada bahan ajar yang dititikberatkan pada penguasaan keterampilan bahasa Jerman misalnya Strukturen und Wortsatz. Implikasi ini mengajarkan siswa SMA atau SMK tentang struktur kosakata dan tata bahasa dalam bahasa Jerman. Dongeng Jerman karya Brüder Grimm ini banyak sekali menggunakan kata bentuk lampau atau Präteritum, sehingga siswa juga dapat belajar mengenai bentuk lampau tersebut. Namun dalam dongeng juga biasanya terdapat kata sifat atau Adjektive sehingga siswa juga dapat mempelajari keduanya. Misalnya dalam kutipan dibawah ini dalam dongeng Schneeweißchen und Rosenrot. Schneeweisschen war nur stiller und sanfter als Rosenrot. Rosenrot sprang lieber in den Wiesen und Feldern umher, suchte Blumen und fing Sommervögel; Schneeweisschen aber sass daheim bei der Mutter, half ihr im Hauswesen oder las ihr vor, wenn nichts zu tun war.