Perempuan yang Cantik Citra Tokoh Utama Perempuan Dongeng “Die Gänsemagd“ Gadis Angsa

Dari kutipan diatas setelah Sang Putri menggeraikan rambutnya, kemudian ia menyisirnya, mengikalkan, dan menggulungnya kembali dengan rapi. Terlihat jelas bahwa aspek fisik dari tokoh utama dongeng Die Gänsemagd adalah bahwa ia perempuan yang rapi dan selalu menjaga penampilannya agar selalu terlihat cantik.

2. Aspek Psikis Die Gänsemagd Gadis Angsa

Dalam aspek psikis citra tokoh utama dalam dongeng Die Gänsemagd, peneliti menemukan beberapa aspek yang dialami tokoh utamanya yaitu Sang Putri atau Gadis Angsa adalah penyabar, ceroboh, penakut, dan penurut. Aspek psikis mencitrakan tokoh utama perempuan tentang bagaimana rasa emosi yang dimiliki perempuan tersebut, rasa penerimaan terhadap hal-hal disekitar, cinta kasih yang dimiliki dan yang diberikan terhadap sesama atau orang lain, serta bagaimana menjaga potensinya untuk dapat eksis dalam sebuah komunitas. Berikut kutipannya dibawah ini.

a. Ceroboh

Ketika Sang Putri akan pergi menuju kerajaan calon suaminya, Sang ratu memberikan serbet putih yang telah diberikan tiga tetes darah dari jarinya. Serbet putih itu akan melindungi Sang Putri dari bahaya selama melakukan perjalanan jauh. Sang Ratu juga memberikan Sang Putri seekor kuda yang dapat berbicara, Falada. Serta seorang pelayan yang mendampingi Sang Putri. Saat Sang Ratu melepas kepergian Sang Putri, dari sinilah kecerobohan Sang Putri terlihat. Ia hanya meletakkan serbet putih tersebut di depan dekat dadanya. Das Läppchen steckte die Königstochter in ihren Busen vor sich, setzte sich aufs Pferd und zog nun fort zu ihrem Bräutigam. Data 31, S 265 Brüder Grimm Sang putri menaruh serbet itu didepan dekat dadanya, ia menaiki kudanya dan bergerak menuju kerajaan calon suaminya. Sang Putri tidak meletakkan serbet putih itu ditempat yang aman, melainkan hanya diletakkan didepan dekat dadanya. Sang Putri tidak memperhatikan hal-hal bahaya lainnya, misal jika serbet itu terjatuh. Maka dari itulah aspek psikis yang ceroboh dalam meletakkan benda yang diberikan dari ibunya sendiri.

b. Penyabar

Saat Sang putri dan si pelayan dalam perjalanan melewati hutan, Sang putri merasa sangat kehausan. Sang putri menyuruh pelayannya untuk mengambilkannya air minum, namun si pelayan menolak tugas dari Sang putri. Da sie eine Stunde geritten waren, empfand sie heissen Durst und sprach zu ihrer Kammerjungfer: Steig ab und schöpfe mir mit meinem Becher, den du für mich mitgenommen hast, Wasser aus dem Bache, ich möchte gern einmal trinken. - Wenn Ihr Durst habt, sprach die Kammerjungfer, so steigt selber ab, legt Euch ans Wasser und trinkt, ich mag Eure Magd nicht sein. Data 32, S 265 Brüder Grimm Setelah beberapa jam ia merasa kehausan dan berkata kepada pelayannya:“Turunlah dan ambilkan aku air ke dalam cangkirku dari sungai di sana itu karena aku ingin minum.“-“Jika kau haus, turunlah dan ambillah sendiri air itu, kemudian minumlah. Aku tak akan menjadi pelayanmu lagi,“kata pelayan itu Setelah mendengar perkataan si pelayan tersebut, Sang putri tidak memarahinya melainkan hanya diam. Si pelayan berkata bahwa ia harus mengambil minum sendiri jika merasa haus dan ia tidak ingin menjadi pelayannya lagi.