c. Melemparkan Kesalahan Pada Orang Lain
Melemparkan kesahalan pada orang lain juga termasuk dalam moral yang buruk. Apabila seseorang memang telah berbuat kesalahan, hendaknya janganlah
kesalahan tersebut dilemparkan pada orang lain yang sama sekali tidak tahu apa- apa dan tidak bersalah. Orang tersebut haruslah mempertanggungjawabkan
kesalahannya dan tidak melemparkannya pada orang lain. Kutipan dibawah ini menunjukkan perbuatan kurcaci jahat yang malah menyalahkan Putih Salju dan
Mawar Merah. Da rief er in Herzensangst: Lieber Herr Bär, verschont mich, ich will
Euch alle meine Schätze geben, sehet, die schönen Edelsteine, die da liegen. Schenkt mir das Leben, was habt Ihr an mir kleinen, schmächtigen
Kerl? Ihr spürt mich nicht zwischen den Zähnen; da, die beiden gottlosen Mädchen packt, das sind für Euch zarte Bissen, fett wie junge Wachteln,
die fresst in Gottes Namen.
Data 56, S 442 Brüder Grimm Lalu, dengan rasa takut yang amat sangat ia memohon,“Tuan beruang,
tolonglah aku. Akan kuberikan semua hartaku. Lihatlah, betapa indahnya permata yang terletak disana Tolong selamatkan nyawaku. Apa yang
dapat kau lakukan dengan orang kerdil seperti aku ini? Kau tak akan dapat merasakanku di antara gigi-gigimu. Ayo ambillah kedua gadis jahat ini.
Mereka cukup lembut bagiku, padat seperti burung puyuh. Tolonglah,
makan saja mereka, demi Tuhan“ Si kurcaci jahat yang memang sering berkata kasar dan tidak tahu rasa
berterima kasih itu bahkan menyalahkan Putih Salju dan Mawar Merah untuk diumpankan kesalahannya agar ia tidak dimakan oleh beruang. Si kurcaci yang
ketakutan saat bertemu beruang merayu beruang dengan permata dan menyuruhnya untuk memakan kedua gadis tersebut. Sikap dari kurcaci jahat ini
harus kita hindari, karena sebagai eseorang yang berbuat salah seharusnya mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri dan tidak melemparkannya
kepada orang lain.