b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara pupuler disebut hero. Tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-
norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita Altenbernd dan Lewis, 1966: 59. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan-
harapan kita, pembaca. Maka kita sering mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai
permasalahan kita, demikian pula halnya dalam menyikapinya. Nurgiyantoro,
2012: 179.
Menurut Altenbernd dan Lewis 1966: 59 penyebab konflik yang tak dilakukan oleh seorang tokoh disebut sebagai kekuatan antagonistis, antagonistic
force. Konflik bahkan mungkin disebabkan oleh diri sendiri, misalnya seorang
tokoh akan memutuskan sesuatu yang penting yang masing-masing menuntut konsekuensi sehingga terjadi pertentangan dalam diri sendiri. Namun, biasanya
ada juga pengaruh kekuatan antagonistic yang diluar diri walau secara tak langsung Nurgiyantoro, 2012: 179.
c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat
Berdasarkan perwatakannya, menurut Forster 1970: 75 tokoh cerita dapat dibedakan ke dalm tokoh sederhana simple atau flat character dan tokoh
kompleks atau tokoh bulat complex atau round character. Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli, alah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi
tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tak diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Sifat dan tingkah laku
seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu.
Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Tokoh bulat
lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena disamping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga suka memberikan
kejutan Abrams, 1981: 20.
d. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-
peristiwa yang terjadi Altenbernd dan Lewis, 1966: 58. Tokoh jenis ini tampak seperti kurang terlibat dan tak terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi karena adanya hubungan antar manusia. Tokoh statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai
akhir cerita. Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan
perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan dan perubahan peristiwa dan plot yang dikisahkan. Ia secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, baik
lingkungan social, alam, maupun yang lain, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah lakunya Nurgiyantoro, 2012: 188.