4.1.3.2.5 Hasil Tes Keterampilan Kepewaraan Aspek Variasi Intonasi pada
Siklus II Aspek variasi intonasi pada tes keterampilan kepewaraan siswa
berkaitan dengan intonasi yang digunakan saat membawakan acara dan volume suara. Bobot aspek percaya diri pada tes keterampilan kepewaraan ini, yaitu 4,
sedangkan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada aspek kebahasaan yaitu 16. Siswa dikatakan memiliki variasi intonasi sangat baik jika berbicara
dengan intonasi yang sangat bervariasi dan volume suara yang jelas sehingga audiens tidak bosan. Hasil tes keterampilan kepewaraan aspek variasi intonasi
dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4.19 Hasil Tes Keterampilan Kepewaraan Aspek Variasi Intonasi pada Siklus II
No. Kategori Skor Maks.
Frekuensi Persentase Jumlah
Skor Skor
Rata-Rata 1 Sangat
Baik 16 3
7 12
11,9 2 Baik
12 39
85 117
3 Cukup 8
4 9
8 4 Kurang
4 Jumlah
46 100
137
Data tabel 4.19 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan kepewaraan aspek variasi intonasi pada siklus II mencapai skor rata-rata kelas 11, 9. Hasil tes
untuk kategori sangat baik dengan skor maksimal 16 dicapai 3 siswa atau 7, kategori baik dengan skor maksimal 12 dicapai 39 siswa atau 85, kategori cukup
dengan skor maksimal 8 dicapai 4 siswa atau 9. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang mendapat hasil tes dengan kategori kurang.
4.1.3.3 Perubahan Perilaku Siswa setelah mengikuti Pembelajaran
Keterampilan Kepewaraan melalui Tayangan Video dengan Pola Kooperatif Think-Pair-Share pada Siklus II
Perubahan perilaku siswa dapat diketahui berdasarkan data nontes berupa observasi, wawancara, jurnal guru, jurnal siswa, dan dokumentasi. Hasil tersebut
diuraikan sebagai berikut ini.
4.1.3.3.1 Hasil Obervasi Siklus II
Perilaku siswa pada siklus II berubah menjadi lebih baik daripada pada siklus I setelah mengikuti pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui
tayangan video dengan pola kooperatif think-pair-share. Perubahan perilaku tersebut dibuktikan dengan bertambahnya jumlah siswa yang menunjukkan
perilaku positif. Antusiasme terhadap pembelajaran siklus II lebih baik dibandingkan
siklus I. Berdasarkan hasil observasi, terdapat 24 siswa atau sebesar 52,17 yang antusias bertanya ketika menemukan kesulitan, 36 siswa atau sebesar 78,26
yang berani menjawab pertanyaan dari guru dan siswa lain, 45 siswa atau sebesar 97,83 yang berani berpendapat secara jujur saat diskusi, dan 45 siswa atau
97,83 yang menanggapi atau mengapresiasi pendapat teman. Berdasarkan hasil tersebut, perubahan perilaku siswa pada siklus II ditunjukkan dengan
bertambahnya 12 siswa yang antusias bertanya ketika menemukan kesulitan, 16 siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lainnya, 1 siswa
yang berani berpendapat secara jujur saat diskusi, dan 7 siswa yang menanggapi atau mengapresiasi pendapat teman.