dicapai 34 atau 74. Tidak ada siswa yang mendapat skor maksimal 4 atau berkategori kurang. Jadi, skor rata-rata kelas VIII-7 aspek percaya diri pada
prasiklus mencapai 9,0.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Hasil penelitian siklus I meliputi hasil 1 proses pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui tayangan video dengan pola kooperatif think-pair-share, 2
tes keterampilan kepewaraan siswa, dan 3 perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui tayangan video dengan
pola kooperatif think-pair-share. Hasil penelitian siklus I diperoleh dari tes keterampilan kepewaraan siswa dan data nontes berupa observasi, wawancara,
jurnal siswa, jurnal guru, dan dokumentasi. Hasil penelitian siklus I dijabarkan
sebagai berikut ini.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Keterampilan Kepewaraan melalui Tayangan
Video dengan Pola Kooperatif Think-Pair-Share Siklus I
Proses pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui tayangan video dengan pola kooperatif think-pair-share pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan yang masing-masing terdiri atas kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Proses pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui tayangan video dengan pola kooperatif think-pair-share pada
pertemuan pertama dan kedua diuraikan sebagai berikut ini.
4.1.2.1.1 Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama
Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama, yaitu guru 1 mengondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, 2
melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang kepewaraan, 3 menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan 4 menyampaikan pokok-
pokok materi pembelajaran. Kegiatan tersebut berlangsung cukup baik di ruang kelas VIII-7. Siswa cukup mudah dikondisikan meskipun beberapa diantara
mereka terlihat ada yang kurang mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa terlihat belum duduk dengan rapi dan masih
berbincang dengan siswa lain saat kegiatan pendahuluan sudah dimulai, ada pula yang masih mengerjakan tugas matapelajaran lain. Guru mengondisikan siswa
agar tenang dan siap untuk mengikuti pembelajaran dengan meminta siswa duduk dengan rapi dan memfokuskan perhatian siswa terhadap pembelajaran, serta
meminta siswa menyiapkan buku pelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan guru cukup berhasil membuat siswa
tertarik dengan pembelajaran keterampilan kepewaraan. Guru bertanya jawab tentang kepewaraan secara umum. Pertanyaan yang diajukan guru bersifat
memancing pengetahuan siswa, seperti pertanyaan tentang nama pewara terkenal di Indonesia dan jenis acara yang dibawakannya. Siswa terlihat tertarik dengan
apersepsi yang berlangsung, tetapi masih malu-malu untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan. Guru memotivasi siswa untuk bersungguh-sungguh
mengikuti pembelajaran keterampilan kepewaraan melalui kegiatan menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Guru juga menyampaikan