Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

41 pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara, 5 konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dan konstitusi, 6 kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi, 7 kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka, 8 globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

2.1.12 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan yang berbeda-beda dalam perkembangannya dan bersifat individual. Siswa sekolah dasar merupakan individu yang memiliki karakteristik tertentu, bersifat khas, dan spesifik. Perkembangan ini dimulai dari lahir sampai akhir hayat. Karena hal tersebut, pendidikan menjadi hal penting memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi pribadi yang positif dan 42 optimal. Perkembangan siswa menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan karena setiap siswa memiliki cirri yang berbeda. Perkembangan siswa merupakan hal yang perlu diperhatikan. Seluruh kegiatan pembelajaran harus melihat kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat. Fase-fase perkembangan siswa harus dipahami guru agar hasil belajar berhasil. Menurut Anitah dkk 2009: 2.20 Tahapan perkembangan siswa umur 6 – 12 tahun dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut: 1 Perkembangan fisik. Perkembangan fisik mengarah pada berat badan, tinggi badan, dan aktifitas motorik. Gerakan-gerakan motorik yang sudah dapat siswa SD lakukan adalah gerakan motorik halus dan kompleks. Siswa SD sudah dapat melakukan aktivitas permainan fisik seperti main bola, kelereng, loncat tali dll. Disamping itu, aktivitas partisipasi perlombaan atau latihan banyak diminati oleh siswa. 2 Perkembangan sosial. Pada perkembangan ini, sudah ada pemisah jenis kelamin. Siswa lebih senang bekelompok berdasarkan jenis kelamin. Rasa kepemimpinan mulai tumbuh, sehingga perlu dibimbing oleh guru, agar kemampuan kepemimpinannya dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan sosial. Pada kelas tinggi di sekolah dasar sudah mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam kelas atau kelompok. Sebagai contoh, anak sudah mampu menjadi pemimpin di dalam kelas, mereka sudah dapat diberikan sebuah tanggung jawab untuk mengatur kelas sendiri seperti penentuan organisasi di kelas walaupun peran guru masih diperlukan disini namun hanya sebagai fasilitator. 43 3 Perkembangan bahasa. Dilihat dari cara berkomunikasi, siswa sudah dapat menggunakan kata- kata yang halus dan kompleks. Perbendaharaan kosa kata pada siswa kelas tinggi mencapai 50.000 kata. Pada masa ini pula siswa sudah menggunakan gaya bicara sosial yang mana sebelumnya gaya bicaranya masih egosentris. Siswa kelas rendah sudah mampu membaca dan menganalisis kata-kata serta kemampuan tata bahasa meningkat. Usia 6 – 9 tahun penggunaan kalimat tidak lengkap mulai berkurang, sehingga siswa sudah mulai menggunakan kalimat lengkap, panjang, dan benar. Kata sifat mulai digunakan oleh siswa, bahkan siswa sudah mampu memahami kata-kata yang sebelumnya belum dimengerti. 4 Perkembangan kognitif. Untuk menumbuh kembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkrit operasional pada siswa sekolah dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan- hubungan logis diantara konsep atau skema-skema. Piaget mengemukakan bahwa siswa di sekolah dasar memiliki kemampuan berpikir operasional konkret. Pada tahap ini siswa sudah dapat menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi. 5 Perkembangan moral. Perkembangan moral harus dimiliki siswa sekolah dasar dengan cara bertindak menjadi orang baik. Tindakan baik ini berorientasi pada orang lain yang berbuat baik. Siswa sekolah dasar akan melakukan tindakan yang baik apabila orang lain merasa senang. Mereka sudah mengetahui peran seperti apa yang harus dilakukan agar diterima dilingkungannya. 44 6 Perkembangan ekspresif. Pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dan seni. Siswa sekolah dasar sudah mengenal aturan dalam permainan bahkan mulai mengembangkan hobinya. Dalam diri siswa sudah tertanam ingin menjadi orang yang terkenal. Akan tetapi pada siswa sekolah dasar lebih memilih permainan berdasarkan gender. Seperti anak laki-laki akan memilih bola, sementara anak perempuan lebih pada kegiatan yang dilakukan perempuan umumnya seperti masak-masakan, rumah-rumahan dll. 7 Aspek-aspek intelegensi. Gardner 1999 dalam Anitah 2009: 2.23 membedakan jenis intelegensi berdasarkan psikologi, intelegensi tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari tujuh aspek intelegensi. Aspek tersebut antara lain, intelegensi linguistik, intelegensi logis matematis, intelegensi spasial, intelegensi musik, intelegensi fisik kinestetik, intelegensi intrapribadi, dan intelegensi interpribadi. 8 Aspek kebutuhan siswa. Aspek kebutuhan siswa digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa: 1 psikobiologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan, dan masalahnya; 2 sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang dewasa. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak- anak yang usianya lebih muda. Mereka cenderung senang bermain, senang 45 bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran adalah hal yang harus dilakukan guru sekolah dasar. Menurut Havihurst 1961 dalam Desmita 2014: 35 tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi: 1 menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik, 2 membina hidup sehat, 3 belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok , 4 belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, 5 belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, 6 memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, 7 mengembangkan kata hati, moral dan nilai- nilai, 8 mencapai kemandirian pribadi. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget 1960 dalam Taufiq, dkk 2014: 2.6 adalah: 1 tahap sensori motor lahir – 2 tahun, 2 tahap praoperasional 2 – 7 tahun, 3 tahap operasional konkret 7 – 11 tahun, 4 tahap formal operasional 11 tahun. Berdasarkan tahap perkembangan menurut teori piaget, anak kelas IV SD yang akan menjadi objek penelitian berada pada tahapan operasional konkret di mana usia pada tahap ini berkisar antara 7 sampai 11 tahun. Anak kelas IV SD umumnya berusia 9 – 11 tahun, pada tahap operasional konkret anak sudah mampu melakukan klasifikasi, konservasi, dan mengurutkan. Pada usia 9 – 11 tahun anak sudah mampu untuk memecahkan masalah, menyelidiki sesuatu, mengekplorasi berbagai hal walaupun masih harus dalam bentuk contoh yang konkret dan dapat dimengerti. Masa bergembira dan bermain masih menjadi hal yang menarik begi siswa kelas IV, untuk itu teknik guru dalam mengolah 46 pembelajaran sangat penting, karena teknik yang akan digunakan saat proses belajar mengajar harus melihat tingkat usia siswa. Berdasarkan uraian aspek perkembangan siswa menurut Anitah 2009: 2.20-2.24 dan teori perkembangan menurut Piaget, dapat diambil beberapa hubungan dengan penggunaan model pembelajaraan kooperatif, diantaranya : a aspek sosial, dimana siswa mengembangkan potensi diri di dalam pergaulannya dengan teman di kelas; b aspek kognitif, berupa hasil belajar ; dan c aspek kebutuhan siswa serta karakteristik siswa kelas IV SD yang masuk pada tahap operasional konkret dimana mereka sudah mampu untuk mengklasifikasikan serta senang bermain. Aspek-aspek tersebut dapat tepenuhi melalui kegiatan pembelajaran berkelompok, dimana siswa saling berdiskusi, bertanya, menjawab, dan sebagainya. Pembelajaran berkelompok sering disebut dengan model pembelajaran kooperatif, untuk itu model kooperatif teknik kancing gemerincing diharapkan mampu memenuhi aspek-aspek perkembangan siswa kelas IV SD.

2.1.13 Materi Pemerintahan Pusat

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 4 263

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

2 10 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

0 4 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

0 7 57

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SDN PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

3 41 309

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEBAK KATA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KOMPONEN PEMERINTAHAN PUSAT DI INDONESIA KELAS IV SD NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2 DAN 3 KOTA TEGAL

0 13 230

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGART.P 2011/2012.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Kahuman Tahun Pelajaran 2011

0 0 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DALAM Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Dalam Pembelajaran Ipa Kelas

0 0 17

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERAGAMAN BUDAYA DAERAH JAWA BARAT DI KELAS IV SDN SUKAMANAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUM

0 1 44