95 perkembangan  siswa  menurut  Anitah  2009:  2.20-2.24  dan  teori  perkembangan
menurut  Piaget,  dapat  diambil  beberapa  hubungan  dengan  penggunaan  model pembelajaraan  kooperatif,  diantaranya  :  a  aspek  sosial,  dimana  siswa
mengembangkan  potensi  diri  di  dalam  pergaulannya  dengan  teman  di  kelas;  b aspek  kognitif,  berupa  hasil  belajar  ;  dan  c  aspek  kebutuhan  siswa  serta
karakteristik  siswa  kelas  IV  SD  yang  masuk  pada  tahap  operasional  konkret dimana  mereka  sudah  mampu  untuk  mengklasifikasikan  serta  senang  bermain.
Aspek-aspek tersebut dapat tepenuhi melalui kegiatan pembelajaran berkelompok, dimana  siswa  saling  berdiskusi,  bertanya,  menjawab,  dan  sebagainya.
Pembelajaran berkelompok sering disebut dengan model pembelajaran kooperatif, untuk  itu  model  kooperatif  teknik  kancing  gemerincing  tepat  digunakan  untuk
memenuhi aspek-aspek perkembangan siswa kelas IV SD.
4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
Deskripsi  data  berisi  gambaran  umum  yang  memperlihatkan  penyebaran data  hasil  penelitian  yang  diperoleh  agar  mudah  dipahami.  Berikut  ini  disajikan
deskripsi  data  variabel  model  pembelajaran  kooperatif  teknik  kancing gemerincing,  hasil  pretest  PKn  kelas  eksperimen  dan  kontrol,  variabel  minat
belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
4.2.1 Analisis  Deskriptif  Data  Variabel  Model  Pembelajaran  Kooperatif
Teknik Kancing Gemerincing
Hasil  nilai  pengamatan  model  pembelajaran  kooperatif  teknik  kancing gemerincing  berasal  dari  pembelajaran  yang  berlangsung  selama  2  kali
pertemuan.  Rekapitulasi  pengamatan  selengkapnya  dapat  dilihat  pada  lampiran.
96 Pengamatan  model  pembelajaran  kooperatif  teknik  kancing  gemerincing  ini
diringkas dalam tabel berikut ini. Tabel 4.3 Nilai Pengamatan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing Pertemuan
Aspek Yang Diamati Skor
Kriteria A
B C
D E
F 1
3 4
4 4
4 4
95,83 Sangat Tinggi
2 4
3 4
4 4
4 95,83
Sangat Tinggi Rata-rata
3,5  3,5 4
4 4
4 95,83
Sangat Tinggi Berdasarkan  hasil  rekapitulasi  dari  tabel,  model  pembelajaran  kooperatif
teknik kancing gemerincing yang diterapkan oleh peneliti mendapatkan skor rata- rata  sebesar  95,83  dengan  kritera  sangat  tinggi  pada  pertemuan  pertama.  Pada
pertemuan  kedua diperoleh skor  yang sama sebesar 95,83 dengan kriteria  sangat tinggi. Skor rata-rata dari kedua pertemuan adalah 95,83. Dengan demikian, dapat
disimpulkan  bahwa  pada  saat  pembelajaran  kelas  eksperimen    guru  sudah menggunakan  model pembelajaran  kooperatif teknik  kancing  gemerincing  sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
4.2.2 Hasil Pretest PKn Kelas Eksperimen dan Kontrol Data Awal
Setelah  data  pretest  diolah,  diperoleh  data  pada  kelas  eksperimen  dan kontrol seperti berikut. Kelas eksperimen dengan data jumlah siswa sebanyak  28
orang;  skor  rata-rata  sebesar  48,04;  median  sebesar  40  dan  50;  skor  minimal sebesar    20;  skor  maksimal  sebesar  85;  rentang  data  sebesar  65;  varians  data
sebesar 300,628; dan standar deviasi data sebesar 17,339. Selanjutnya pada kelas kontrol dengan data jumlah siswa sebanyak 24 orang; skor rata-rata sebesar 47,50;
median  sebesar  45;  skor  minimal  sebesar  25;  skor  maksimal  sebesar  80;  rentang
97 data  sebesar  55;  varians  data  sebesar  256,522;  dan  standar  deviasi  data  sebesar
16,016. Data tersebut dapat dilihat lebih lengkap pada tabel di bawah ini. Dengan rincian pada tabel 4.4 maka analisis deskripsi data yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.4 Deskripsi Data Pretest PKn Siswa No.
Kriteria Data Pretest Siswa
Eksperimen Kontrol
1. Jumlah siswa
28 24
2. Skor rata-rata
48,04 47,50
3. Median
50 45
4 Skor minimal
20 25
5. Skor maksimal
85 80
6. Rentang
65 55
7. Varians
300.628 256,522
8. Standar deviasi
17.339 16,016
Sumber: Data Penelitian, 2016 Berikut ini disajikan distribusi frekuensi nilai pretest PKn pada siswa kelas
IV SD Negeri Sangkanayu Kabupaten Purbalingga yaitu: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kelas Interval F Frekuensi
Kelas Interval F Frekuensi
20-30 7
25-33 4
31-41 6
34-42 7
42-52 5
43-51 5
53-63 3
52-60 3
64-74 5
61-69 1
75-85 2
70-78 3
86-96 79-87
1 Jumlah
28 Jumlah
24 Sumber: Data Penelitian, 2016
Data  distribusi  frekuensi  nilai  pretest  dari  kelas  eksperimen  dapat  dilihat pada  penyajian gambar 4.3 berikut.
98
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan  tabel  4.5  dan  gambar  4.1,  diketahui  bahwa  ada  4  siswa
memperoleh nilai 20 sampai 30, 6 siswa memperoleh nilai 31 sampai 41, 5 siswa memperoleh nilai 42 sampai 52, 3 siswa memperoleh nilai 53 sampai 63, 5 siswa
memperoleh  nilai  64  sampai  74,  dan  2  siswa  memperoleh  nilai  75  sampai  85. Data  selengkapnya  mengenai  nilai  pretest    kelas  eksperimen  dapat  dilihat  pada
lampiran 30. Data distribusi frekuensi nilai pretest dari kelas kontrol dapat dilihat pada
penyajian gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
2 4
6 8
20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85 86-96
Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
5 10
25-33 34-42 43-51 52-60 61-69 70-78 79-87
Frekuensi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Frekuensi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
99 Berdasarkan  tabel  4.5  dan  gambar  4.2,  diketahui  bahwa  ada  4  siswa
memperoleh nilai 25 sampai 33, 7 siswa memperoleh nilai 34 sampai 42, 5 siswa memperoleh nilai 43 sampai 51, 3 siswa memperoleh nilai 52 sampai 60, 1 siswa
memperoleh  nilai  61  sampai  69,  3  siswa  memperoleh  nilai  70  sampai  78,  dan  1 siswa memperoleh nilai  79-87.  Data selengkapnya mengenai  nilai  pretest  kelas
kontrol dapat dilihat pada lampiran 30.
4.2.3 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar