Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bisa disebabkan karena pembelajaran yang digunakan masih belum tepat, sehingga siswa belum dapat memahami pelajaran secara optimal serta masih jauh dari kondisi kelas yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk mengoptimalkan kelas dengan menerapkan pembelajaran yang tepat serta diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam menyikapi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar SD tersebut, maka upaya untuk mengatasinya perlu segera dilakukan, jangan sampai terus menerus terjadi pada siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan materi kepada siswa yang lebih menarik, agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga hasil belajar pun dapat meningkat. Dengan pertimbangan salah satu ciri masa anak usia Sekolah Dasar SD adalah senang bermain dan bekerja dalam kelompok sebaya sehingga unuk memenuhi tugas perkembangan masa anak usia ini digunakanlah kegiatan belajar yang mengembangkan salah satunya adalah lewat pembelajaran kelompokpembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temanya. Pentingnya pembelajaran kooperatif untuk siswa dapat dilihat dari beberapa keunggulan-keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikan, meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling menjaga perasaan, meningkatkan keterampilan hidup gotong royong. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD yaitu merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya peer group dan belajar secara bekerjasama. Model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran matematika Sekolah Dasar SD yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta mempengaruhi pola interaksi peserta didik dalam pembelajaran yang berdampak pada sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui model pembelajaran STAD diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan pengalaman belajar dengan konsep baru. Pembelajaran STAD membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan tujuan pembelajaran pendidikan Matematika dan teori yang melandasi pembelajaran kooperatif, maka penulis tertarik mengkaji lebih dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan judul penelitian : 1. Perolehan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah dan masih di bawah KKM 2. Pembelajaran Matematika di kelas masih berpusat pada guru 3. Guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah 4. Kurangnya variasi guru dalam menggunakan strategi pembelajaran 5. Kurangnya media pembelajaran disekolah sehingga membuat siswa merasa bosan

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini model yang digunakan dalam pembelajaran adalah model kooperatif tipe STAD 2. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif yang meliputi aspek pemahaman C2 dan penerapan C3.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas,

maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional? 3. Apakah hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari hasil belajar yang menggunakan pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa SD.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi guru Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa sekolah dasar b. Bagi Sekolah Dengan melaksanakan penelitian ini menjadi inovasi baru tentang suatu alternatif model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dikelas dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelajaran matematika. Sedangkan bagi saya selaku peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pembelajaran matematika di SD. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORITIK

1. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar sangat diperlukan oleh guru. Berikut ini beberapa pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli. “Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu ” 1 . Berdasarkan pengertian ini, dalam perubahan belajar itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. “Menurut Drs. Slameto dalam Djamarah juga merumuskan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ”. 2 Sedangkan menurut “Skinner seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teachung-Leaching Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. 3 Perubahan yang diperoleh seseorang yang belajar berarti ia memiliki usaha dalam mengubah perbuatannya 1 Zikri Neni Iska. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi, Jakarta: Kizi Brother’s, 2011, h. 65. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, h.13 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012, Eds Revisi cet ke-12, h.64 dengan melakukan penyesuaian tingkah lakunya, dimana perubahan- perubahan tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang dialaminya sendiri. “Belajar adalah “berubah” dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku”. 4 Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar, jika seorang anak sedang belajar menulis, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan menulisnya itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan- perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara menulis yang baik dan benar. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Sri Anitah, menurutnya “belajar yang umum diterima saat ini adalah bahwa belajar merupaka suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. 5 Proses perubahan tingkah laku merupakan gambaran terjadinya rangkaian perubahan dalam kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan kemampuan sebelumnya dengan kemampuan setelah mengikuti pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks, berlangsung secara terus menerus, dan melibatkan berbagai lingkungan yang dibutuhkan. Belajar itu suatu proses mereaksi, mengalami, berbuat, dan bekerja yang menghasilkan kemampuan yang utuh. “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. 6 Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Belajar juga akan terjadi apabila terjadi proses 4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafinda Persada, 2004, Eds Pertama cet ke-11, h.21 5 Sri Anita, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h. 2.5. 6 Muhibbin Syah, op.cit., h. 59 interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah nara sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber atau tempat belajar siswa. Dalam hal inilah guru sebagai fasilitator dan pembimbing harus dapat berfungsi secara optimal.. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses seseorang yang dilakukan secara sadar dan kontinu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek pengetahuan kognitif. Adapun dalam penelitian ini indikator dalam ranah kognitif yang digunakan meliputi pemahaman dan penerapan. Pada aspek pemahaman yang dibahas adalah menjelaskan, sedangkan pada aspek penerapan yang dibahas adalah menghitung.

b. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru yang akan mengajarkan matematika kepada peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkan yaitu matematika. “Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir bernalar ”. 7 Beberapa ahli mendefinisikan pengertian tentang matematika. Diantaranya Ruseffendi dalam Heruman, “matematika adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, 7 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Upi Press, 2006, h. 3.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SDN PERUM SURADITA CISAUK

0 5 161

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152