Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa
Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik
Kelas Eksperimen
Kontrol
Jumlah siswa n 30
30 Nilai Maksimum X
mak
90 60
Nilai MinimumX
min
65 35
Mean 77,33
51,66 Modus
72,5 53,25
Median 70,75
52,4 Varians
60,22989 61,95402
Simpangan Baku 7,76o
7,871
Pada tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelompok kontrol dengan selisih 25,67 77,33 – 51,66. Sama halnya dengan
nilai rata-rata, modus, median kelompok eksperimen lebih beragam dari pada nilai kelompok kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat
pada kelompok eksperimen dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 35.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dari data hasil belajar yang diperoleh masih berbentuk data mentah oleh karena itu agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan peneliti maka
dilakukan analisis terhadap data tersebut. Data penelitian yang akan dianalisis adalah rata-rata skor hasil belajar matematika siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis dan pembahasan data hasil belajar diberikan pada uraian berikut:
1. Uji Normalitas
Sebelum menguji perbedaan rata-rata hasil belajar dengan uji t, terlebih dahulu kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah penyebaran skor hasil belajar kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan
bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria L
hitung
≤ L
tabel
diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu.
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh L
hitung
= 0,036. Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai L
tabel
dengan n = 30, taraf signifikan α = 5 adalah 0,161 karena L
hitung
≤ L
tabel
0,03 6 ≤ 0,161
maka H diterima, ini berarti data pada kelompok eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh L
hitung
= 0,029. Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai L
tabel
dengan n = 30, taraf signifikan α = 5 adalah 0,161 karena L
hitung
≤ L
tabel
0,02 9 ≤ 0,161
maka H diterima, ini berarti data pada kelompok kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Kelas
Jumlah Sampel n
L
hitung
L
tabel
α=5 Kesimpulan
Eksperimen 30
0,036 0,161
Terima H ,
Berdistribusi normal Kontrol
30 0,029
0,161
Karena L
hitung
pada kedua kelompok kurang dari L
tabel
, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Selanjutnaya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data sampel memiliki varians yang sama homogen atau berbeda heterogen. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok
dikatakan homogen apabila F
hitung
≤ F
tabel
diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Statistik
Eksperimen Kontrol
N 30
30 Α
5 5
Rata-rata 77,33
51,66 Varians
60,22989 61,95402
F
hitung
1,02 F
tabel
1,86 Kesimpulan
Homogen
Dari data tersebut diketahui bahwa hasil posttest kedua kelas sampel memiliki F
hitung
≤ F
tabel
yang berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat diatas yang menyatakan asumsi normalitas dan homogenitas untuk kedua sampel terpenuhi, maka langkah