interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah nara sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber atau tempat belajar siswa. Dalam hal inilah guru sebagai fasilitator dan pembimbing
harus dapat berfungsi secara optimal.. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
seseorang yang dilakukan secara sadar dan kontinu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek pengetahuan kognitif. Adapun dalam penelitian ini indikator dalam ranah
kognitif yang digunakan meliputi pemahaman dan penerapan. Pada aspek pemahaman yang dibahas adalah menjelaskan, sedangkan pada aspek
penerapan yang dibahas adalah menghitung.
b. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru yang akan mengajarkan matematika kepada
peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkan yaitu matematika.
“Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir bernalar
”.
7
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian tentang matematika. Diantaranya Ruseffendi dalam Heruman, “matematika adalah bahasa simbol ilmu
deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat,
7
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Upi Press, 2006, h. 3.
dan akhirnya ke dalil”.
8
Dengan demikian mempelajari matematika memiliki dua fungsi sekaligus yaitu teori dan praktek.
Sedangkan menurut Plato dalam Fathani berpendapat bahwa “matematika adalah identik dengan filsafat untuk ahli pikir, walaupun
mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk keperluan lain. Objek matematika ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal. Ia
mengadakan perbedaan antara aritmatika teori bilangan dan logistik teknik berhitung yang diperlukan orang.
”.
9
Dengan demikian, matematika ditingkatkan menjadi mental aktivitas dan mental abstrak dan
objek-objek yang ada secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai representasi yang bermakna.
Sedangkan dalam Mulyono “matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara
menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan t
entang menghitung”.
10
Berdasarkan pendapat diatas bahwa untuk menemukan jawaban atas setiap masalah
yang dihadapinya, manusia akan menggunakan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam kemampuan untuk menghitung.
“Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi,alat untuk memecahkan berbagai persoalan
praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalisasi dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain
ar itmatika, aljabar, geometri dan analisis”.
11
Matematika dapat memudahkan dalam pemecahan masalah karena proses kerja matematika
dilalui secara berurut dan terstruktur sesuai dengan konsepnya.
8
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007, h. 1.
9
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat Logika, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009, h. 21.
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipt, 1999, h. 252.
11
Hamzah dan Masri kudrat Umar, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Eds Pertama, h.109