Populasi dan Sampel Hipotesis Statistik

IK = 0,00 : soal terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 : soal sukar 0,30 IK ≤ 0,070 : soal sedang 0,70 IK ≤ 1,00 : soal terlalu mudah Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 10 soal tes yang diujikan, sebanyak 8 soal termasuk dalam kriteria sedang, dan sebanyak 2 soal termasuk dalam kriteria mudah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan tingkat kesukaran tes hasil belajar matematik siswa SD.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto 2009 adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut. 6 atau Keterangan J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proposi serta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Dengan Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut : DP ≤ 0,00 : sangat jelek 6 Suharismi Arikunto, Ibid,. h.211-213 0,00 DP ≤ 0,20 : jelek 0,20 DP ≤ 0,40 : cukup 0,40 DP ≤ 0,70 : baik 0,70 DP ≤ 1,00 : sangat baik Berdasarkan hasil hasil uji daya pembeda, dari 10 soal tes yang diujikan, sebanyak 7 soal termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 3 soal termasuk kedalam kriteria cukup. Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan daya pembeda tes hasil belajar matematik siswa SD. Lampiran

E. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data dan informasi dari penelitian observasi yang dilakukan, penulis menganalisis secara kuantitatif yang kemudian mempelajarinya secara utuh, sehingga memperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diperoleh. Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikansi X=0.05. Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain: sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal dan kesamaan varians homogenitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar merupakan data interval. Uji keacakan pun tidak perlu sebab sampel telah diambil secara acak. Oleh karena itu, uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan varians uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. = F – S Keterangan: = Harga mutlak terbesar F = Peluang angka baku S = Proporsi angka baku Sebelum kita melakukan pengujian normalitas, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan membuat tabel distribusi frekuensi, dengan langkah- langkah dibawah ini, yaitu: 7 1 Menentukan skor terbesar dan terkecil 2 Menentukan rentangan R dengan cara: R = skor terbesar – skor terkecil 3 Menentukan banyaknya kelas K dengan cara: K = 1 + 3,3 log n 4 Menentukan panjang kelas p dengan cara: P = 5 Membuat tabulasi penolong yaitu tabel distribusi frekuensi 6 Mencari rata-rata Mean ฀ ฀ 7 Mencari nilai yang sering muncul Modus Mo = BB + p [ ] 8 Mencari nilai tengah Median Me = BB + p [ ] 9 Mencari Varians s² = ฀ ฀ 10 Mencari simpangan baku S = √ ฀ ฀ 7 Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h. 45 Adapun langkah-langkah dalam uji Lilifors adalah sebagai berikut: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar b. Tentukan nilai dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus: Keterangan: = skor baku = data yang diperoleh X = nilai rata-rata SD = standar deviasi c. Tentukan nilai Z tabel berdasarkan nilai d. Tentukan nilai F berdasarkan Z tabel Jika negatif -, maka 0,5 – Z tabel Jika positif +, maka 0,5 + Z tabel e. Tentukan nilai S dengan rumus: S f. Hitung selisih F S kemudian tentukan harga mutlaknya g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan h. Memberikan interpretasi , dengan membandingkan dengan . adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors i. Ambil kesimpulan berdasarkan harga dan yang telah didapat. Apabila L hitung L tabel , maka diterima atau data berdistribusi normal. Dan apabila L hitung L tabel , maka ditolak atau data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Teknik yang diguanakan pada uji homogenitas ini adalah uji Fisher dengan rumus : F = 1 2 dengan S² = n fx 2 fx n 1 Keterangan : F : Homogenitas S 1 ² : Varian besar S 2 ² : Varian kecil n : Jumlahsanpel f : Frekuensi x : data Kriteria pengujinya Apabila F hitung F tabel , maka H diterima, yang berarti varian kedua populasi homogen Apabila F hitung ≥ F tabel , maka H ditolak, yang berarti varian kedua populasi tidak homogen.

2. Uji Statistik

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah: 8 t = ̅̅̅̅ ̅ √ dengan ̅̅̅̅ dan ̅ sedangkan s gab = √ keterangan: t = harga t hitung ̅ 1 = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 8 Ibid., h.238-239 ̅ 2 = nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol S 1 2 = varians data kelompok eksperimen S 2 2 = varians data kelompok kontrol S gab = simpangan baku kedua kelompok n 1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen n 2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung dan t tabel dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: df = n 1 + n 2 – 2dengan diperolehnya df, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf signifikasi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:  Jika t hitung ≤ t tabel , maka diterima dan ditolak  Jika t hitung t tabel maka diterima dan ditolak Adapun langkah-langkah dalam uji-t adalah sebagai berikut: 1 Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus: s gab = √ 2 Menghitung t hitung dengan rumus: t hitung = ̅̅̅̅ ̅ √ 3 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: dk = n 1 +n 2 – 2 4 Menentukan t tabel 5 Pengujian hipotesis Untuk perhitungan uji hipotesis, akan disajikan pada BAB IV Kriteria Pengujian : H diterima jika t hitung t tabel H0 ditolak jika t hitung t tabel

F. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : µ 1 ≤ µ 2 H a : µ 1 µ 2 Keterangan : H = Hipotesis nihil H a = Hipotesis alternatif µ 1 = hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperetif tipe STAD µ 2 = hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Kriteria Pengujian : H diterima jika t hitung t tabel H0 ditolak jika t hitung t tabel 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SDN Suradita kec Cisauk kab Tangerang, pada kelas V yaitu kelas D sebagai kelas eksperimen dan kelas C sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, masing-masing kelas eksperimen dan kontol berjumlah 30 orang. Materi matematika yang diajarkan pada saat penelitian yaitu mengenai luas bangun datar. Hasil belajar matematika siswa dapat diukur melalui tes akhir posttest yang telah dilakukan oleh peneliti. Tes akhir posttest bertujuan untuk mengetahui Hasil Belajar Matematika Siswa SD dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebelum dilakukan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen sebanyak lima belas soal yang berbentuk uraian, uji coba instrumen tersebut diberikan kepada 30 siswa kelas VI SDN Suradita tahun ajaran 20132014. Berikut ini disajikan hasil perhitungan dari tes hasil belajar matematika siswa SD yang diberikan kepada kedua kelas yang diteliti setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Dari perolehan hasil tes belajar matematika siswa yang telah dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelompok eksperimen yang berjumlah 30 siswa, dengan diperoleh nilai rata-rata 77,33 sedangkan dengan nilai tertinggi yang diperoleh pada kelompok eksperimen adalah 90 dan nilai terendah diperoleh pada kelompok eksperimen adalah 65. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-95 F re k u en si Nilai Data Kelompok Eksperimen tes belajar matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika siswa Pada Kelompok Eksperimen No Nilai Interval Fi f relatif fk- fk- fk+ fk+ 1 65-69 5 16,667 5 16,667 30 100 2 70-74 8 26,667 13 43,333 25 83,333 3 75-79 6 20 19 63,333 17 56,667 4 80-84 4 13,333 23 76,667 11 36,667 5 85-89 5 16,667 28 93,333 7 23,333 6 90-94 2 6,6667 30 100 2 6,6667 Jumlah 30 100 Hasil perhitungan berdasarkan data dari tabel frekuensi diatas menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapat nilai terbanyak direntang 70 sampai 74 dengan presentase 26,67. Distribusi frekuensi hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa SD pada kelompok eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut ini: Gambar 4.1 Grafik Histogram Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pada Kelompok Eksperimen Sebaran dari hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen ditunjukan dengan nilai modus 72,5 median 70,75 sedangkan varians yang diperoleh sebesar 60,23 dan simpangan baku sebesar 7,76. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada lampiran.

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas Kontrol

Dari perolehan hasil tes belajar matematika siswa yang telah dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol yang berjumlah 30 siswa, dengan diperoleh nilai rata-rata 51,66 sedangkan dengan nilai tertinggi yang diperoleh pada kelompok kontrol adalah 60 dan nilai terendah diperoleh pada kelompok kontrol adalah 35. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes belajar matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelompok Kontrol No Nilai Interval Fi f relatif fk- fk- fk+ fk+ 1 35-39 2 6,6667 2 6,6667 30 100 2 40-44 5 16,667 7 23,333 28 93,333 3 45-49 4 13,333 11 36,667 23 76,667 4 50-54 7 23,333 18 60 19 63,333 5 55-59 6 20 24 80 12 40 6 60-64 6 20 30 100 6 20 Jumlah 30 100 1 2 3 4 5 6 7 8 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 F re k u en si Nilai Data Kelompok Kontrol Pada tabel distribusi diatas menunjukan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional mendapat nilai terbanyak pada rentang 50 sampai 54 dengan presentase 23,33. Distribusi frekuensi hasil tes pada kelompok kontrol dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut ini: Gambar 4.2 Grafik Histogram Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pada Kelompok Kontrol Sebaran dari hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol ditunjukan dengan nilai modus 53,25 median 52,4 sedangkan varians yang diperoleh sebesar 61,96 dan simpangan baku sebesar 7,87. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran. 3. Perbandingan Hasil Penelitian Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen dan Hasil Belajar Kelompok Kontrol Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah siswa n 30 30 Nilai Maksimum X mak 90 60 Nilai MinimumX min 65 35 Mean 77,33 51,66 Modus 72,5 53,25 Median 70,75 52,4 Varians 60,22989 61,95402 Simpangan Baku 7,76o 7,871 Pada tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 25,67 77,33 – 51,66. Sama halnya dengan nilai rata-rata, modus, median kelompok eksperimen lebih beragam dari pada nilai kelompok kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelompok eksperimen dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 35.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dari data hasil belajar yang diperoleh masih berbentuk data mentah oleh karena itu agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan peneliti maka dilakukan analisis terhadap data tersebut. Data penelitian yang akan dianalisis adalah rata-rata skor hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis dan pembahasan data hasil belajar diberikan pada uraian berikut:

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SDN PERUM SURADITA CISAUK

0 5 161

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152