Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak.
b Untuk sampel yang tak homogen heterogen:
21
1 Mencari nilai t
hitung
dengan rumus: ̅
̅ √
2 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
2 ⌈
⌉
+
⌈ ⌉
3 Mencari t
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 4 Kriteria pengujian hipotesis:
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak.
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H : µ
a
≤µ
b
H
a
: µ
a
µ
b
Keterangan: H
: Tidak terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode konvensional terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. H
a
: Terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dengan metode konvensional terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. µ
a
: Nilai rata-rata hasil belajar matematika yang telah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
21
Sugiyono, Op.cit., h. 273.
µ
b
: Nilai rata-rata hasil belajar matematika yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Praktik Pembelajaran
a. Praktik Pembelajaran Tipe STAD Kelas Eksperimen
Dalam penerapan pembelajaran tipe STAD siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama
melalui penyelesaian
tugas secara
berkelompok. Pelaksanaan
pembelajaran STAD diawali dengan para siswa dibagi menjadi beberpa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap
kelompok mempunyai anggota yang berbeda kemampuannya dan jenisnya atau heterogen. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja,
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Secara individual dan
kelompok, tiap minggu dilakukan evaluasi berupa pemberian kuis oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang telah
dipelajari. Tiap siswa dan tiap kelompok akan diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar. Penerapan model pembelajaran
STAD ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada tahap pertama penerapan pembelajaran tipe STAD ini adalah
pengenalan pada materi faktor, faktor prima, dan faktorisasi di kelas V-A. Tahap kedua, siswa dibentuk kelompok secara heterogen kemudian guru
membagikan tugas berupa lembar kerja kelompok untuk didiskusikan. Tahap ketiga, salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru
mempersentasikan hasil diskusinya. .Tahap keempat, siswa kembali duduk ke posisi semula kemudian guru membagikan soal kuis yang harus
dijawab secara individu. Terakhir guru memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa baik secara kelompok dan individu.
Pada pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran STAD masih sama. Pada pertemuan ini siswa mempelajari materi tentang konsep FPB
dan KPK. Pada pertemuan ketiga, siswa mempelajari materi pemecahan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK. Setelah dilaksanakannya
penerapan pembelajaran STAD selama tiga kali pertemuan maka pertemuan selanjutnya peneliti memberikan posttest untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi KPK dan FPB.
b. Praktik Pembelajaran Konvensional Kelas Kontrol
Dalam penerapan pembelajaran konvensional siswa belajar secara individu. Adapun pelaksanaannya diawali dengan guru menerangkan
materi tentang konsep FPB dan KPK kemudian memberi contoh soal serta cara penyelesaiannya. Setelah siswa memperhatikan penjelasan yang
diberikan guru, siswa diberi tugas untuk dikerjakan secara individu. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai
materi tersebut. Selanjutnya tugas siswa diperiksa oleh guru. Penerapan pembelajaran ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pada tahap pertama adalah guru menyampaikan materi tentang faktor, faktor prima, dan faktorisasi dengan memberi contoh soal serta cara
penyelesaiannya di kelas V-A. Tahap kedua, guru memberi beberapa latihan soal untuk dikerjakan siswa mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru. Tahap ketiga, guru bersama siswa membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa secara individu. Pada pertemuan kedua
dan ketiga pelaksanaan pembelajaran masih sama dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan keempat, peneliti memberikan posttest untuk
mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi KPK dan FPB.
2. Data Hasil Belajar Matematika Siswa
a. Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Dari perolehan hasil posttest siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan keempat pada kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa, nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 80, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen
adalah 45. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil posttest siswa kelas eksperimen disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif berikut
ini:
1
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif Hasil Posttest Siswa Kelas
Eksperimen No
Interval Kelas f Absolut
Fkb FrekuensiRelatif
1 45
– 50 3
34 8,82
2 51
– 56 2
31 5,88
3 57
– 62 4
29 11,77
4 63
– 68 12
25 35,29
5 69
– 74 6
13 17,65
6 75
– 80 7
7 20,59
Jumlah 36
100
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval 63 -
68, yaitu sebanyak 12 siswa dengan persentase 35,29, sedangkan frekuensi terendah siswa terdapat pada interval nilai 51 - 56, yaitu
sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,88 . Nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas eksperimen yang
berjumlah 34 siswa adalah 66,03. Pada interval 63 - 68 juga terdapat nilai median 64,5 dan modus 65,93. Sedangkan varians yang diperoleh sebesar
79,35 dan simpangan baku sebesar 8,91.
2
1
Lampiran 24
2
Lampiran 26
b. Data Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol
Dari perolehan hasil posttest siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan keempat pada kelas kontrol yang berjumlah 34 siswa, nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 75, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 40. Untuk
lebih jelasnya, deskripsi data hasil posttest siswa kelas kontrol disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif berikut ini:
3
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol
No Interval Kelas
f Absolut Fkb
FrekuensiRelatif
1 40
– 45 2
34 5,88
2 46
– 51 3
32 8,82
3 52
– 57 6
29 17,65
4 58
– 63 11
23 32,35
5 64
– 69 4
12 11,77
6 70
– 75 8
8 23,53
Jumlah 34
100
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval nilai
58 - 63, yaitu sebanyak 11 siswa dengan persentase 32,35, sedangkan frekuensi terendah siswa terdapat pada interval nilai 40 - 45, yaitu
sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,88. Nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas kontrol yang berjumlah 34
siswa adalah 60,85. Pada interval 58 – 63 juga terdapat nilai median 60,23
dan modus 60,02. Sedangkan varians yang diperoleh sebesar 78,42 dan simpangan baku sebesar 8,85.
4
3
Lampiran 24
4
Lampiran 26