Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada pertemuan kedua, masih dijumpai beberapa kelompok yang mengerjakan tugas sendiri-sendiri, ada pula sebagian kelompok yang mulai terlihat serius dan kompak mengerjakan tugas diskusi. Pada diskusi kelas salah salah satu kelompok ditunjuk oleh guru untuk mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Dalam diskusi kelas ini terjadi perbedaan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Diskusi kelas berlangsung ramai dan siswa antusias menanggapi jawaban kelompok yang melakukan persentasi di depan kelas. Dari hasil diskusi kelompok dan kuis menunjukan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pada pertemuan kedua sudah cukup baik. Pada pertemuan ketiga, siswa diberi tugas tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK. Dalam kegiatan ini siswa terlihat kesulitan memahami soal pemecahan masalah, sehingga guru memberi penjelasan kembali langkah penyelesaiannnya. Dalam kegiatan diskusi ini masih banyak siswa yang bertanya apakah hasilnya yang diperoleh benar atau salah, guru meminta siswa untuk membandingkan hasil jawabannya dengan kelompok lain dengan bimbingan guru. Pada pertemuan keempat, untuk melihat kualitas hasil belajar siswa maka guru melakukan posstest kelas eksperimen yaitu kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah data hasil posttest dihitung, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas eksperimen adalah 66,03. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang sudah mencapai diatas KKM 56. Hal menarik pada pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa pemberian penghargaan atau hadiah kepada kelompok terbaik memotivasi kelompok- kelompok lain untuk bekerja lebih baik, sehingga menunjukkan adanya kompetisi yang baik antar siswa. Apabila jawaban yang ditulis di papan tulis belum benar kelompok lain berebut untuk membenarkannya. Selain itu pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya sehingga tercipta interaksi antar siswa dan guru. Sedangkan pada pembelajaran konvensional, sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar pada kelas kontrol maka langkah-langkah yang dilakukan adalag sebagai berikut: 1 siswa diberi tahu bahwa kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu metode ekspositori. 2 menjelaskan kepada siswa tentang langkah-langkah pembelajaran ekspositori. 3 siswa akan belajar secara individu. Penelitian di kelas kontrol dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Penelitian di kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konvensional ekspositori. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap: Tahap pertama, yaitu guru menyajikan materi secara klasik. Adapun pelaksanaannya diawali dengan metode cermah yaitu guru menerangkan materi tentang konsep FPB dan KPK. Dalam hal ini pembelajaran masih didominasi oleh guru. Siswa hanya memperhatikan penjelasan yang diberikan guru dan bertanya jika ada penjelasan guru yang belum dipahami. Dalam pembelajaran matematika biasanya guru dalam menyajikan materi yaitu dengan memberi contoh soal kemudian menerangkan cara penyelesaiannya. Tahap kedua, setelah guru menyajikan materi maka selanjutnya guru menanyakan siswa kembali apakah siswa sudah benar-benar paham dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru. Jika sudah maka guru dapat melanjutkannya dengan memberi latihan soal. Namun jika belum maka guru pun menjelaskan kembali materi yang dipelajari. Siswa diberi waktu yang telah ditentukan guru untuk menyelesaikan soal latihan secara individu. Pemberian latihan soal dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa memahami materi tersebut. Tahap ketiga, setelah siswa menyelesaikan latihannya, guru menunjuk siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Siswa lain melihat dan membandingkan jawabannya masing-masing. Dalam hal ini guru ikut memantau dan membimbing apakah jawaban siswa sudah benar atau belum. Jika belum maka guru akan menunjuk siswa yang memiliki jawaban yang berbeda dan menuliskannya dipapan tulis. Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan materi tentang faktor, faktor prima, dan faktorisasi prima dengan memberikan contoh soal dan cara penyelesaianya. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru dan bertanya jika belum mengerti. Dalam hal ini pembelajaran masih berpusat pada guru, interaksi yang dilakukan hanya diantara siswa dan guru. Setelah guru menyampaiakan materi maka selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada siswa. Selama siswa mengerjakan latihan, beberapa siswa masih belum memahami materi pelajaran. sehingga siswa bulak balik ke depan kelas untuk menanyakan kembali materi yang belum dipahami kepada guru. Apabila siswa sudah menyelesaikan latihannya guru akan menunjuk berberapa siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan mencocokkan dengan jawaban siswa lainnya. Jika ada yang memiliki jawaban yang berbeda maka guru akan menunjuk siswa tersebut untuk menuliskan jawabannya. Benar atau salahnya jawaban selanjutnya akan ditentukan oleh guru. Pada pertemuan kedua dan ketiga pelaksanaan pembelajaran masih sama dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan keempat, untuk melihat kualitas hasil belajar siswa maka guru melakukan posstest kelas kontrol yaitu kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Setelah data hasil posttest dihitung, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar untuk kelas kontrol adalah 60,85. Apabila dilihat dari proses pembelajarannya, model pembelajaran ini dalam pelaksanaannya sangat sederhana, karena siswa sudah terbiasa dengan metode ini. Namun jika guru secara konsisten hanya menggunakan model pembelajaran konvensional akan timbul beberapa hal diantaranya: 1 siswa akan menjadi lebih pasif, sebab siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru, 2 interaksi dilakukan hanya antara siswa dan guru tanpa adanya interaksi antar siswa, sehingga siswa akan beranggapan bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar, 3 siswa hanya bertangung jawab untuk dirinya sendiri. Setelah dilakukan hipotesis terhadap data posttest kelas eksperimen kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas kontrol kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan = 66, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,41, sedangkan dari hasil perhitungan didapat nilai t tabel sebesar1,66. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas V-A yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa kelas V-B yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian terdapat peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena STAD lebih menekankan kepada kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas secara berkelompok sehingga ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu materi. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diperoleh beberapa temuan yaitu dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa serta dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajarnya sehingga siswa lebih mudah memahami suatu materi. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran tipe STAD memperoleh rata-rata nilai posttest sebesar 66,03. Dalam prosesnya model pembelajaran ini antara lain dapat meningkatkan keterampilan sosial yaitu adanya kerjasama yang baik, tidak mendominasi orang lain, mandiri, sikap sopan terhadap teman, sosialisasi dan kolaborasi antar anggota kelompok sehingga akan bermanfaat dalam menjalin hubungan antar siswa dan proses pemahaman siswa terhadap materi. Selain itu, dengan adanya interaksi tatap muka antar siswa, mereka dapat melakukan dialog seperti bertanya tidak hanya dengan guru sehingga beranggapan bahwa guru- satu-satunya sumber belajar, tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar yang lebih bervariasi. 2. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata nilai posttest sebesar 60,85. Dalam prosesnya model pembelajaran ini cenderung berpusat pada guru dan kurangnya interaksi sesama siswa sehingga siswa lebih pasif dan individualis. 3. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yaitu nilai rata-rata hasil posttest kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji hipotesis data posttest diperoleh nilai t hitung sebesar 2,41 dan t tabel sebesar 1,66 untuk taraf signifikansi 5. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis ini adalah H a artinya terdapat peningkatan yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk siswa, dapat mengaplikasikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam hal bekerja sama dan mengluarkan pendapat. 2. Untuk guru, dapat mengembangkan pembelajaran salah satu alternatifnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran lainnya. 3. Untuk sekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung proses pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. 4. Untuk peneliti lain, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu dikembangkan lebih lanjut dan lebih bervariasi untuk memperbaiki kekurangan dan memperoleh hasil yang baik. 59 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.6, 2006. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Keempat, 2010. Fathani, Abdul Halim. Matematika Hakikat Logika, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009,h.19. Hamzah, H.M. Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 1, 2014. Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. M. Coesamin, “Upaya peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Perkuliahan Teori Bilangan ”, dosen Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung, 2011. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet.8, 2010. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Cet. Pertama, 2009. Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Pertama, 1995. Nurhanurawati, “Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Motivasi Belajar Matematika Siswa ”, jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung, 2011. Parlan dan Dewi Ambarwati, “Penggunaan Model Pembelajaran STAD dan Problem Posing Secara Variatif untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia ”, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang dan SMA Negeri 9 Malang, 2012. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2009. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Kelima, 1990. Redaksi Sinar Grafika. UU Sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Pertama, 2008. Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC, Cet. Ketiga, 2010. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. Ke-3, 2011. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. 8, 2011. Sharan, Shlomo. The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia, 2012. Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media, Cet. IV, 2010. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Kelima, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2007. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rodakarya, Cet. 17, 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R D. Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-9, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 15, 2010. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 4, 2010. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.7, 2012.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152