memberi contoh, dan latihan. Sehingga hal tersebut membuat siswa kurang tertarik, bosan, dan ngobrol saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari hasil observasi terbatas yang dilakukan penulis di salah satu sekolah SD bahwa hasil belajar pada mata pelajaran matematika belum
terlihat maksimal yaitu masih banyak yang dibawah KKM 56.
4
Dan apabila dilihat dari proses pembelajaran matematika masih berpusat pada
guru, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru bahkan mengobrol de ngan temannya, siswa tidak berusaha bertanya mengenai pelajaran
matematika, dan siswa kurang menguasai materi. Masalah yang teridentifikasi tersebut di atas adalah terkait dengan
penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.Strategi pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika yaitu
metode konvensional sehingga membuat siswa kurang tertarik, bosan, dan ngobrol saat pelajaran berlangsung.Hal tersebut menjadi tidak efektif dan
kondusif.Oleh karena itu, sebagai guru dalam mengajarkan matematika dituntut untuk dapat menyesuaikan dan mengubah strategi pembelajaran
yang lebih aktif dan menyenangkan. Adapun alternatif yang dapat dipilih oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif cooperative learning.
“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokkantim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen
”.
5
Salah satuteknikpembelajarankooperatifadalah STAD Student Team Achievement Divisions.
“STAD adalah suatu tim pembantu pelaksanaan pelajaran bagi guru untuk belajar bekerjasama”.
6
Didalam
4
Daftar Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SD
5
WinaSanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet. 8, h. 242.
6
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 138.
STAD terdapat metode diskusi sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah siswa yang kurang memperhatikan, siswa yang bosan, atau siswa
yang kurang tertarik dengan matematika.Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut menekankan pada kerja kelompok dan tanggung jawab
bersama untuk tercapainya tujuan bersma dan adanya interaksi antara anggota kelompok.Dengan adanya kerjasama maka siswa yang cepat
paham dengan matematika dapat berkolaborasi dengan siswa yang kurang paham. Didalam STAD kelompok dibuat beragam kemampuan siswa agar
dapat berkolaborasi dengan baik sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk menjadikan sebagai penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team Achievement Divisions Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa ” di SDN Perum Suradita Cisauk.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uarian latar belakang masalah di atas maka masalah dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru 2. Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran matematika
3. Sebagian besar guru menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pembelajaran di kelas berlangsung yaitu
menerangkan, memberi contoh, dan latihan. 4. Hasil belajar matematika masih banyak yang di bawah KKM yaitu 56.
C. Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis membatasi hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil belajar yang diukur yaitu hasil belajar bentuk kognitif aspek
C2,C3, dan C4
2. Materi dibatasi pada kompetensi dasarnya yaitu menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB dengan indikatornya antara
lain menjelaskan cara menentukan faktor, faktor prima, dan faktorisasi prima, menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima,
dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
D. Perumusan Masalah
Secara rinci rumusan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajari dengan strategi
STAD? 2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajari secara konvensional?
3. Apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan strategi STAD lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang pembelajarannya
secara konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajari dengan strategi
STAD. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajari secara konvensional.
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan strategi STAD dengan hasil belajar
siswa yang pembelajarannya secara konvensional.
F.
Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, sebagai informasi mengenai penerapan metode STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, sebagai alternatif model pembelajaran yang digunakan di kelas serta dapat meningkatklan kualitas profesionalisme guru dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika sehingga bermanfaat bagi peningkatan prestasi di sekolah dan mampu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Bagi peneliti, sebagai umpan balik dalam proses belajar mengajar
matematika dan menambah pengetahuan serta pengalaman.
8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Mohammad Surya menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
1
Pendapat lain mengatakan bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
2
Pembelajaran kooperatif menurut Yatim Riyanto yaitu “model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik academic skill, sekaligus keterampilan sosial social skill termasuk interpersonal skil”.
3
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama
dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, seluruh anggota kelompok diharapkan saling membantu satu sama lain
sehingga permasalahan setiap anggota dalam kelompok dapat diatasi. Menurut Slavin, “dalam metode pembelajaran kooperatif para
siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh
1
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, 2009, cet. I, hal. 7.
2
Masitoh , ibid, hal.8
3
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 267.