siswa yang lain. Selain itu siswa dapat saling mengungkapkan pendapatnya antarsesama siswa, saling menerima kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki oleh setiap anggota, dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam belajar.
Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya:
1 Dalam kelompok dengan keahlian campuran, seringkali siswa yang lebih kuat harus mengajar siswa yang lebih lemah dan mengerjakan
sebagian besar tugas kelompok. 2 Waktu pada pembelajaran ini hanya cukup untuk fokus tugas pada
tingkatan yang paling mendasar. 3 Strategi ini mungkin hanya mendukung pemikiran tingkat rendah
dan mengabaikan strategi pemikiran kritis dan tingkat tinggi.
14
Namun pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan di antaranya, setiap kelompok yang anggotanya memiliki kemampuan
akademik yang tinggi lebih besar perannya dalam menyelesaikan tugas dari pada anggota yang memiliki kemampuan akademik yang rendah,
waktu untuk
pembelajaran kooperatif
hanya cukup
untuk menyelesaikan tugas pada tingkat yang paling mendasar, dan hanya
mendukung untuk pemikiran tingkat rendah.
2. Tipe STAD
a. Pengertian STAD
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD Student Team Achievement Divisions. Model Pembelajaran
tipe STAD diawali dengan persentasi berupa penyampaian tujuan pembelajaran dan materi, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok. Slavin dalam Nur, 2006:26 menyatakan “bahwa STAD, siswa
dikelompokkan menjadi tim belajar yang beranggotakan 4-5 secara heterogen, guru menyajikan pelajaran, dan siswa bekerja dalam tim
14
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. 1, h. 136-137.
mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran, kemudian siswa diberi tes individu”.
15
“STAD bertugas membantu anggota kelompok untuk bekerja memecahkan masalah
yang diberikan guru, membuat kelompok bekerja yang saling mngemukakan pendapat maupun menghadapi tes atau ulangan”.
16
Dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok tersebut akan meningkatkan minat belajar, partisipasi dalam proses pembelajaran,
adanya keberanian untuk mengungkapkan pendapat, mengajukan dan menjawab pertanyaan.
Shlomo Sharan mengemukakan bahwa “Gagasan utama
dibelakang STAD adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru”
17
Model pembelajaran tipe STAD memungkinkan siswa untuk melakukan pertukaran informasi sehingga mendapatkan
informasi tambahan tentang suatu materi dari anggota kelompok yang lain. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi
mereka untuk saling mengevaluasi dan memperbaiki terhadap sesama.
b. Langkah-Langkah STAD
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1. Penyampaian tujuan dan motivasi. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi siswa untuk belajar. 2. Pembagian kelompok.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 -5 siswa secara heterogen.
3. Persentasi dari guru. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu media, pertanyaan
atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
15
Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 68.
16
Zulfiani, Op.cit., hal.139
17
Shlomo Sharan, The Handbook of Cooperative Learning, Yogyakarta: Familia, 2012, hal. 9.