Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, diperoleh 2 butir soal termasuk dalam kriteria mudah nomor 8 dan 15, 22 butir
soal termasuk dalam kriteria sedang nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27, dan 3 butir soal
termasuk dalam kriteria sukar nomor 10, 18, dan 19.
14
4. Daya Pembeda Ciri lain dari butir soal yang baik ialah bahwa butir soal itu
dapat membedakan antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai dalam kaitannya dengan butir-butir soal lainnya yang terdapat pada tes
yang bersangkutan, atau dengan tolok ukur lainnya. Hal ini dikenal dengan daya pembeda.
15
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
16
D =
Dimana: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
14
Lampiran 9
15
Mudjijo, Op.cit., h. 63.
16
Suharsimi Arikunto, Op.cit.,h. 213-214.
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini.
Tabel 3.4 Kategori Daya Beda
Rentang Nilai Daya Beda Kategori
0,00 Drop
0,00 ≤ DB 0,20 Jelek
0,20 ≤ DB 0,40 Cukup
0,40 ≤ DB 0,70 Baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 Baik Sekali
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, diperoleh 13 butir soal termasuk dalam kriteria baik nomor 1, 5, 6, 8, 9, 11, 14, 16,
17, 20, 22, 25, dan 27 , 7 butir soal termasuk dalam kriteria cukup nomor 2, 3, 4, 15, 18, 19, dan 23, 5 butir soal termasuk dalam kriteria
jelek nomor 10, 12, 13, 21, dan 24, dan 2 butir soal termasuk dalam kriteria drop nomor 7 dan 26.
17
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji-t untuk menguji hipotesis.Namun sebelum dilakukan
pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu.Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji
normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data.
1. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah sebaran data
berdistribusi normal atau tidak.Pengujian normalitas dilakukan dengan
17
Lampiran 10
menggunakan rumus Chi-Kuadrat.
18
Peneliti menggunakan rumus Chi- Kuadrat untuk pengujian normalitas dengan alasan jumlah sampel
lebih dari 30 dan data sampel berbentuk nominal. ∑
Keterangan: = nilai statistik Chi-Kuadrat
= nilai observasi ke-i =nilai frekuensi ekspetasi yang diharapkan ke-i
Dengan kriteria pengujiannya yaitu: a Jika
maka H
a
diterima, data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b Jika ≤
maka H diterima, data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians
dari skor pada kedua kelompok populasi.Untuk pengujian homogenitas digunakan rumus statistik uji Fisher.
19
Dengan,
Keterangan: = varians terbesar dari kedua populasi
= varians terkecil dari kedua populasi
18
Sugiyono, Op.cit., h. 241.
19
Sugiyono, Op.cit., h. 275.
Kriteria pengujiannya adalah: a Jika F
hitung
F
tabel
maka H
a
diterima, varians kedua kelompok tidak homogen
b Jika F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima, varians kedua kelompok
homogen. 3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka selanjutnya melakukan uji
hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Rumus uji t yang digunakan adalah:
a Untuk sampel yang homogen:
20
t
hitung ̅
̅ √
√
Keterangan: ̅
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen ̅
= nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol = jumlah siswa kelompok eksperimen
= jumlah siswa kelompok kontrol = varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol Setelah harga t
hitung
didapat, maka peneliti menguji kebenaran kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya t
hitung
dengan t
tabel
, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan rumus: dk = n
1
+ n
2
– 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t
tabel
pada taraf signifikansi 5. Dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima.
20
Sugiyono, Op.cit., h. 273
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak.
b Untuk sampel yang tak homogen heterogen:
21
1 Mencari nilai t
hitung
dengan rumus: ̅
̅ √
2 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
2 ⌈
⌉
+
⌈ ⌉
3 Mencari t
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 4 Kriteria pengujian hipotesis:
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak.
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H : µ
a
≤µ
b
H
a
: µ
a
µ
b
Keterangan: H
: Tidak terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode konvensional terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. H
a
: Terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dengan metode konvensional terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. µ
a
: Nilai rata-rata hasil belajar matematika yang telah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
21
Sugiyono, Op.cit., h. 273.