Sarana dan Prasarana Peranan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid

berkata “Jama’ah di Jakarta ingin membeli tanah tapi dananya tidak mencukupi” kemudian TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid memberikan uang pada KH Muhammad Suhaidi sejumlah kekurangan dari dana yang di kumpulkan oleh para Jama’ah dan wali murid tersebut. Setelah tanah di beli, saat itulah kemudian terbitlah struktur Surat Keputusan SK majlis taklim perwakilan majlis taklim dari Lombok. SK majlis taklim Nahdlatul Wathan untuk Jakarta diterbitkan oleh PBNW Pusat di Lombok. Namun SK tersebut dinilai kurang kuat sehingga para pengurus bermusyawarah agar di tingkatkan menjadi pengurus perwakilah Nahdlatul Wathan di Jakarta. Pada waktu itu KH Muhammad Suhaidi menemukan kendala di PBNW Pusat, karena pada waktu itu umur KH Muhammad Suhaidi dan para asatiz lainnya masih terhitung muda, mereka berpendapat bahwa Jakarta adalah Ibukota Negara dan perwakilan Jakarta sejajar dengan PB, sehingga PBNW Pusat sangat berat mengeluarkan SK perwakilan NW Jakarta. Namun setelah KH Muhammad Suhaidi mendiskusikannya dengan TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid, beliaupun langsung mengambil alih dan mengatakan pada PBNW Pusat “Buatkan SK, tidak apa-apa terbitkan saja, seolah-olah beliau mengatakan tidak apa-apa terbitkan saja SK walaupun mereka masih anak- anak.” 18 KH Muhammad Suhaidi dan para asatiz di Jakarta diberikan kebebasan asalkan bermanfaat dan dapat memperkenalkan Nahdlatil Wathan. Dalam proses pembangunan dan pengembangan pendidikan di Jakarta TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid tidak pernah menanyakan apa yang kamu dirikan, namun yang sering beliau tanyakan adalah berapa jumlah tanahmu sekarang. Dan beliau juga sering mengontrol perkembangan pendidikan di Jakarta dengan bertanya, pelajaran apa saja yang di ajarkan di sana. Artinya jiwa dan semangat beliau dalam perkembangan dan pembangunan Nahdlatul Wathan di Jakarta sangat besar. Beliaupun bercita-cita untuk menjadikan Jakarta sebagai 18 Wawancara dengan Muhammad Suhaidi, Ketua Yayasan Nahdlatul Wathan Jakarta, Jakarta: 07 Juni 2011. generasi Nahdlatul Wathan suatu ketika. Beliau sering mengatakan “Ga cukup kalo tanahmu masih kecil begitu temanmu banyak nanti. 19 TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid, dalam peranannya yang sangat besar di tunjukkan dalam hal pembelian tanah. Beliau tidak pernah ikut campur dalam urusan membangun dan mendirikan bangunan. Namun beliau senantiasa mendukung atas apapun yang KH Muhammad Suhaidi dan para asatiz dirikan di Jakarta. Dengan kearifannya beliau juga sering mengatakan dalam bahasa sasak “Mbe jak ampok ne sik mele nurut ite sik dengan ino”. 20 Pernah pada suatu ketika KH Muhammad Suhaidi berdialog dengan TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid, beliau mengatakan ketika membangun Sekolah D asar SD “ Dato’ 21 ni SD mau ngecor tapi ndak ada dana, beliau mengatakan itu urusanmu, cari sendiri, saya tugasnya hanya membeli tanah. ” Jadi dapat di simpulkan, apabila di persenkan kira-kira 70 pembelian tanah di Nahdlatul Wathan Jakarta menggunakan uang TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid dan 30 nya menggunakan uang jama’ah. Bahkan saking cintanya beliau terhadap kemajuan dan perkembangan Nahdlatul Wathan Jakarta, sempat pada penghujung hayatnya beliau masih menitipkan uang sejumlah 30 Juta pada istrinya Hj Siti Rahmatullah, untuk diberikan pada KH Muhammad Suhaidi. Dan beliaupun sempat berpesan pada istrinya “Besok Suhaidi akan pulang kasi dia uang itu untuk memperluas tananya di Jakarta.”

2. Guru

Dalam proses belajar mengajar guru adalah orang yang memberikan pelajaran. Dalam kamus bahasa Indonesia, guru diartikan orang yang kerjanya mengajar. Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pada sisi lain , “guru adalah semua orang 19 Wawancara dengan Muhammad Suhaidi, Ketua Yayasan Nahdlatul Wathan Jakarta, Jakarta: 07 Juni 2011. 20 Dalam Bahasa Indonesia Berarti: Bagaimana agar orang-orang itu mau mengikuti kita, kita turuti saja keinginan mereka. 21 Dalam bahasa saak Dato’ adalah panggilan penghormatan bagi sesepuh atau yang di tuakan atau di hormati di Lombok NTB. yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah. Latar belakang pendidikan seorang guru dari guru lainnya terkadang tidak sama dengan pengalaman pendidikan yang pernah dimasuki selama jangka waktu tertentu. Perbedaan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan interaksi belajar mengajar. Tetapi, karena banyaknya guru yang dibutuhkan di madrasah-madrasah maka latar belakang pendidikan seseorang seringkali tidak dipertimbangkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan , “Siapa saja yang memberikan ilmu agama yang selama ini belum diketahui meski hanya satu pengetahuan maka orang yang memberi pengetahuan tersebut adalah guru bagi yang diberi pengetahuan. Semua orang yang telah meninggal dunia lalu perkataan, perilaku atau peninggalannya itu menjadi sumber pengetahuan agama yang baru bagi kita maka dia adalah guru kita. Sehingga dari sudut pandang ini maka generasi salaf adalah guru bagi berbagai g enerasi setelahnya” Sedangkan dalam bahasa Arab guru dikenal dengan kata al- mu’alim atau al- ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Jadi al- Mu’alim atau alustadz mempunyai pengertian sebagai orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spriritualitas manusia. Adapun pengertian guru secara umum adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator siswa dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Karena guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan. Dari pengertian di atas ternyata terdapat sebagian orang yangmengartikan guru hanya sebagai pengajar. Sedangkan dalam lain memandang guru adalah sebagai seorang pendidik. Guru adalah bapak rohani bagi peserta didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan meluruskan perilakunya yang buruk oleh karena itu pendidikan mempunyai kedudukan tinggi. Di Nahdlatul Wathan di Jakarta, dari awal keberadaannya para guru yang mengajar di dalamnya adalah alumnus Ma’had Darul Qur’an dan Hadits Nahdlatul Wathan pancor NTB. Maka dapat di katakana bahwa para guru yang mengajar pada awal keberadaan Nahdlatul Wathan Jakarta tersebut adalah murid Maulana Syeikh dan secara otomatis memiliki bekal perjuangan yang dimiliki Maulana Syeikh pula. Dalam hal ini terdapat keterlibatan Maulana Syeikh langsung dalam menerapkan pendidikan dan pengajaran kepada para guru yang mengajar di Nahdlatul Wathan Jakarta pada saat para guru tersebut sedang mengenyam pendidikan di Ma’had Darul Qur’an dan Hadits Nahdlatul Wathan. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang terus meningkat di Nahdlatul Wathan Jakarta, para gurupun semakin bertambah di setiap lembaga pendidikan. Disinilah terdapat fariasi, karena para guru yang datang setelahnya adalah para guru professional lulusan kampus-kampus terkemuka di Indonesia. Akan tetapi para guru tersebut langsung beradaptasi dengan lingkungan Nahdlatul Wathan, karena nuansa yang ditanamkan semenjak awal berdirinya di Jakarta tak akan pudar, sebagai bekal yang di wariskan Maulana Syeikh kepada para muridnya ketika masih menjadi santri dahulu.

3. Murid

Murid berarti orang yang sedang berguru, datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa ilmu pengetahuan. Seorang murid adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar- mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.