Pengertian Peranan ACUAN TEORETIK

Peranan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban yakni bersifat timbal balik dalam hubungan antar individu. Hak adalah kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang sebaliknya menimbulkan kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak seseorang dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya. Dari pengertian di atas seseorang atau kelompok dapat dikatakan berperan apabila telah menjalankan perannya, ketika menduduki karakteristik posisi dalam struktur sosial. Juga dikatakan menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya. Penjelasan tersebut juga merupakan suatu gambaran bahwa yang dimaksud dengan peranan merupakan kewajiban-kewajiban, keharusan- keharusan, yang dilakukan seseorang karena kedudukannya dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana ia berada, seperti seorang kyai yang harus memainkan peran yang dimilikinya dalam kedudukan masyarakat. Walaupun ada sedikit perbedaan dalam penjelasannya akan tetapi dapat diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama yang menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan masyarakat.

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Kata “Islam” dalam “Pendidikan Islam” dimaksudkan untuk memberi warna tertentu dalam pendidikan yaitu, pendidikan yang bernuansa Islam, pendidikan yang berlandaskan atas hukum-hukum Islam dan pendidikan yang berlandaskan pada dasar-daras Islam. Dari pernyataan diatas pertanyaan yang kemudian timbul adalah “apakah yang dimaksud dengan pendidikan yang bernuansa Islam? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu mari kita telusuri definisi pendidikan menurut para pekar pendidikan sehingga kita mampu penganalisis apa makna pendidikan itu sendiri sebelum masuk dalam pembahasan mengenai pendidikan menurut Islam. Berikut akan diuraikan beberapa definisi pendidikan menurut para ahli pendidikan, yaitu: a. Marimba mendefinisikan bahwa pendidikan itu adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 7 Dalam hal ini pendidikan masih benuansa bimbingan yang bersifat membimbing dengan penuh kesadaran dari pendidik kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar terbentuknya pribadi yang baik dan terarah. Sehingga peserta didik tersebut mampu untuk menjadikan dirinya aikon yang baik dengan kepribadiannya dalam masyarakat. b. Menurut Ahmad Tafsir definisi yang dikemukakan oleh Marimba tersebut memang benar, definisi itu baik, mudah difahami dan mudah dijabarkan menjadi tujuan-tujuan pendidikan. Akan tetapi definisi yang dikemukakan tersebut masih terlalu sempit, belum mencakup seluruh kegiatan yang disebut pendidikan. Definisi tersebut masih terbatas pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik. Lebih lanjut lagi Ahmad Tafsir mengomentari definisi tersebut bahwa pendidikan itu terbatas pada kegiatan pengambangan pribadi anak didik oleh pendidik berupa orang, pertanyan yang akan timbul selanjutnya adalah bagaimana kalau bimbingan itu dilakukan oleh diri sendiri? Atau oleh alam sekitar? Apakah 7 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Presfektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. 6, h. 24. tidak disebut pendidikan seandainya bimbingan itu dilakukan oleh kebudayaan dan sebagainya? 8 c. Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang diperoleh yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan di pakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik. 9 Pengertian ini mengarahkan agar peserta didik harus di biasakan dengan kebiasaan- kebiasaan yang baik agar mampu membiasakan dirinya berbuat baik dalam kehidupan. d. Herman H. Horne berpendapat. Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia dan dengan tabiat tertinggi dari kosmos. 10 Dalam pengertian ini, maka proses tersebut menyangkut proses seseorang menyesuaikan dirinya dengan dunia dan lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian lain bahwa alam sekitarnya pun berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, dia berusaha untuk mengetahui bagaimana bumi berputar, mengapa ada siang dan malam, mengapa kapal terlihat kecil apabila berada jauh di tengah laut, dan bagaimana seluruh proses kehidupan di bumi. Dia juga belajar untuk mengetahui apa saja yang di perlukan oleh sesama manusia terhadap dirinya, apa saja yang di senangi dan tidak disenangi dari dirinya, dan bagaimana bekerja sama dengan orang lain serta mempengaruhinya. Semua itu harus dilalukan agar ia merasa betah tinggal di bumi ini dengan orang lain sehingga tidak merasa terasingkan. e. Menurut pakar pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan..., h. 24. 9 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Aksara, 1987, Cet. 1, h. 11.