tidak ada seorang pun gurunya yang menganut faham teologis yang berbeda, seperti Mu‟tazillah, Syi‟ah ataupun Wahabi.
Guru-guru beliau tersebut juga menggambarkan bagaimana pola berfikir beliau dalam bidang-bidang keilmuan yang terapkan. Baik dalam
ilmu fiqh, akhlak, tasawuf, falaq dan lain-lain. Guru-guru beliau tersebut juga mengukir pemikiran yang belau terapkan di Nahdlatul Wathan
sehingga dapat di katakana bahwa guru-guru beliau tersebut juga berperan walau secara tidak langsung dalam pengembangan Nahdlatul Wathan
khususnya bidang keilmuan dan pendidikan.
5. Pemikiran dan karya-karyanya
Konsep pendidikan yang diajarkan adalah bahwa pendidikan tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kognitif, tetapi juga pemupukan
moral, melatih dan mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan. Karena pendidikan adalah kewajiban manusia untuk mengabdi kepada Allah
SWT. Dalam hal ini, usaha yang ia pikirkan dan praktikkan adalah pengembangan pendidikan Islam melalui pesantren. Yakni, berusaha
mengembangkan pesantren dengan menerima beberapa pemikiran alternatif yang dapat dijadikan sebagai masukankontribusi bagi
pengembangan pesantren sejalan dengan perubahan zaman. Karena itu, menurut TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pesantren mesti
merubah orientasinya dengan tidak sekadar berorientasi pada pencarian ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu yang lain.
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, selain tergolong ulama yang berbobot dalam bidang keilmuan, beliau juga
termasuk penulis
dan pengarang
yang produktif.
Bakat dan
kemampuannya tersebut tumbuh dan berkembang semenjak beliau belajar di Madrasah al-Shaulatiyah Makkah. Akan tetapi karena kepadatan dan
banyaknya acara kegiatan keagamaan dalam masyarakat yang harus di isai
teologis mengacu pada pemikiran Abu Hasan al- Asy‟ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Faham ini
kemudian memasuki wilayah fiqh yang dapat di temukan pada pemikiran Imam Mazahib al- Arba‟ah, dan pada wilayah tasawuf dapat dilihat pada pemikiran sufistik Abu Hamid al-Gozali.
oleh beliau, sehingga peluang dan kesempatan beliau untuk mengarang dan memperbanyak tulisannya hampir tidak pernah ada.
Itulah sebabnya pada beberapa kesempatan beliau mengungkapkan keadaan seperti ini kepada muridnya, bila mana beliau teringat pada kawan
seperjuangan di Madrasah al-Shaulatiyah Makkah yang juga telah tergolong ulama‟ besar dan pengarang terkenal seperti Maulana Syeikh
Zakaria Abdullah Bila, Maulana Syeikh Yasin Padang dan lain-lain. Mereka sekarang ini memiliki karya-karya besar dalam bidang tulis
menulis dan karang-mengkarang. Dalam hal ini TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak
pernah berkecil hati, walaupun kawan seperguruannya menonjol dalam bidang tersebut. Beliau menyadari akan hal ini, karena situasi dan kondisi
kehidupan ummat dan masyarakat yang dihadapi sangat jauh berbeda, yaitu masyarakat Makkah di satu pihak dan masyarakat Indonesia di lain
pihak. Beliau pernah mengatakan: “Seandainya aku mempunyai waktu dan kesempatan yang cukup untuk
menulis dan mengarang, niscaya aku akan mampu menghasilkan karangan dan tulisan-tulisan yang lebih banyak, seperti yang dimiliki
Syeikh Zakaria Abdullah Bila, Syeikh Yasin Padang, Syeikh Ismail
dan ulama’-ulama lain tamatan Madrasah al-Shaulatiyah Makkah”.
16
Dikarenakan sebagian besar dan seluruh waktu dan kehidupan beliau di manfaatkan dan dipergunakan untuk mengajar dan terus mengajar dan
berdakwah keliling untuk membina umat dalam upaya menanamkan Iman dan Taqwa, sehingga dengan kegiatannya yang padat dan terus
berkesinambungan sehingga membuat beliau tidak memiliki cukup banyak waktu untuk menulis dan mengarang. Dan bahkan beliau tidak pernah
putus semangat untuk menghabiskan waktunya berjuang demi kepentingan umat, sebagaimana ucapan dan ikrar beliau sendiri “Aku wakafkan diriku
untuk ummat”.
Sekalipun dalam keadaan yang sangat sibuk seperti itu, beliau masih menyempatkan dirinya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
16
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Nadzam Batu Ngompal …, h. 15.
tersebut. Bagi beliau mengarang dan tulis menulis bukanlah suatu tugas dan pekerjaan yang sulit, karena hal ini merupakan kemampuan dasar yang
di anugrahkan Allah SWT kepada beliau, bakat dan kemampuannya inilah yang terus dibawa sehingga tumbuh dan berkembang semenjak beliau
bersekolah di Madrasah al-Shaulatiyah Makkah, sehingga tidak mengherankan apabila beliau mendapatkan banyak pujian dari guru-guru
beliau. Diantara karya tulis dan karangan-karangan beliau adalah:
17
a. Dalam Bahasa Arab 1
Risalah Tauhid dalam bentuk soal jawab Ilmu Tauhid 2
Sullamul Hija Syarah Safinatun Naja Ilmu Fiqh 3
Nahdlatul Zainiyah dalam bentuk nadzam Ilmu Faraidl 4
At Tuhfatul Ampenaniyah Syarah Nahdlatuz Zainiyah Ilmu Faraidl
5 Al Fawakihul Ampenaniyah dalam bentuk soal jawab Ilmu
Faraidl 6
Mi‟rajush Shiibyan Ila Sama‟i Ilmi Bayan Ilmu Balaghah 7
An Nafahat „Alat Taqriratis Saniyah Ilmu Mushtalah Hadits 8
Nailul Anfal Ilmu Tajwid 9
Nizib Nahdlatul Wathan Da‟a dan Wirid 10
Hizib Nahdlatul Banat Do‟a dan Wirid kaum wanita 11
Shalawat Nahdlatain Shalawat Iftitah dan Khatimah 12
Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan Wirid Harian 13
Ikhtisar Hizib Nahdlatul Wathan Wirid Harian 14
Shalawat Nahdlatul Wathan Shalawat Iftita 15
Shalawat Miftahi Babi Rahmatillah Wirid dan Do‟a 16
Shalawat Mab‟utsi Rahmatan Lil „Alamin Wirid dan Do‟a 17
Dan lain-lainnya. b. Dalam Bahasa Indonesia dan Sasak
1. Batu Nompal Ilmu Tajwid
17
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Nadzam Batu Ngompal …, h. 16-17.