Gaya kepemimpinan Mengenal Pendiri Nahdlatul Wathan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Wathan dan sejahat-jahat kamu di sisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan. Karena itu, kuatkanlah
kesabaranmu, tetaplah bersikap siaga, berjuanglah di jalan Nahdlatul Wathan untuk mempertinggi citra agama dan Negara, siscaya kamu
dengan kekuasaan Allah SWT, tergolong pejuang agama, orang shaleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang
lain. Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu sekalian dan semoga Ia menganugrahkan kami, kamu sekalian, dan para
simpatisan Nahdlatul Wathan kebahikan-kebajikan dan nikmat tambahan yang tiada taranya.
10
Adapun dalam setiap gerak dan langkah beliau selalu mencerminkan keteladanan yang baik dan memberi keyakinan terhadap kesucian
perjuangan beliau melalui Nahdlatul Wathan sebagai contoh nyata yang patut diteladani oleh para murid-muridnya. Sering kali beliau memberikan
apresiasinya terhadap para santri dan para muridnya yang menunjukkan perkembangan positif dalam perjuangan Nahdlatul Wathan, baik melalui
sikap, maupun ucapan beliau. Beliau selalu mendo‟akan untuk para murid dan santrinya agar menjadi orang yang taat pada Allah dan Rasul-Nya,
berbuat baik pada kedua orang tua serta hormat terhadap guru. Beliau selalu menekankan agar setiap anak senantiasa selalu berbakti terhadap
kedua orang tuanya. Sebagai pemimpin umat, beliau bersikap tegas, sportif dan konsekwen
terhadap apa yang diputuskan. Prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan tetap dijunjung tinggi. Tetapi terhadap hal-hal yang prinsipil,
perlu dilakukan kajian mendalam dengan mencari dalil-dalil naqli dan „aqli setelah mempertimbangkan untung dan ruginya serta aspek maslahat
dan mafsadatnya, barulah diambil keputusan yang meyakinkan.
11
10
Masnun, Tuan Guru…, h. 30.
11
Abdullah Syafi‟i, “Maulana Syeikh TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Menjadi Tauladan Bagi Umat Islam”, dalam Sinar Lima Jakarta: Pondok Pesantren Nahdlatul
Wathan Jakarta, 1995, h. 31-32.
Dalam melaksanakan misi dan tugas organisasi, selain memberikan bimbingan,
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menganjurkan agar murid-murid dan santri-santrinya bersifat ikhlas, istiqamah, anamah,
syaja’ah keberanian dan rela berkorban untuk kepentingan umat. Sebaliknya, Beliau membenci santri dan muridnya yang bersifat pesimis,
apatis, pengecut, cari muka, dan ingkar janji.
12