4. Triangulasi hasil dokumentasi dengan melakukan perbandingan,
pengecekan kebenaran dan kesesuaian hasil data tersebut dengan
pengamatan langsung mengenai hasil data tersebut.
30
BAB IV SEJARAH NAHDLATUL WATHAN JAKARTA
A. Profil Nahddlatul Wathan Jakarta
1. Latar belakang keberadaan
Berawal dari ketertarikan para santri Ma‟had Darul Qur‟an Wal Hadits Madjidiyah al-
Syafi‟iyah Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat tentang pengiriman tenaga kerja Indonesia TKI ke Arab
Saudi. Para santri tersebut kemudian bermusyawarah dengan orang tua dan keluarga mereka mengenai restu, biaya dan persiapan-persiapan lainnya.
Tampa mempertimbangkan segala resiko yang akan dialami, mereka berusaha mengumpulkan dana dari berbagai sumber. Ada yang menjual
tanah milik keluarga, menjual tanah warisan, menggadaikan kebun dan sawah, serta masih banyak lagi usaha-usaha yang mereka lakukan untuk
mengumpulkan dana. Setelah dana terkumpul hari yang ditunggu-tunggupun tiba, dengan
diiringi dan di lepas oleh orang tua dan keluarga mereka, 23 santri yang memenuhi kualifikasi tersebut kemudian berangkat dari Bandar udara
Selaparang. Duapuluh menit kemudian ternyata pesawat Garuda F 27, mendarat di bandara Ngurah Rai Bali. Disinilah mereka mulai merasakan
ada yang tidak beres. Rupanya bukan langsung terbang ke Arab Saudi,
ternyata hanya sampai di Ngurah Rai Bali. Semalam di Bali kemudian berangkat dengan bus malam keesokan harinya tanpa tujuan yang pasti.
Dua hari di perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah terminal bus Pulo Gadung. Mereka terheran-heran dan bertanya-
tanya, “mengapa kita di turunkan disini?”. Selanjutnya merekan di giring menuju tempat
penampungan, rombongan yang sudah mulai lelah dalam perjalanan diberitahukan bahwa sekarang mereka berada di Jakarta.
Di rumah penampungan itu mereka menunggu, sampai akhirnya pada minggu ketiga awal tahun 1980, kondisi persediaan keuangan mulai
menipis. Tetapi belum ada kepastian keberangkatan ke Tanah Suci. Sambil menunggu ke 23 rombongan tersebut di anjurkan untuk mengikuti
berbagai pendidikan nonformal, seperti kursus stir mobil, bahasa inggris, mengetik dan lain sebagainya. Dana kursusnya di tanggung oleh mereka
masing-masing. Minggu berikutnya mereka mengalami permasalahan yang sangat berat,
biaya hidup telah habis ketika mereka diusir dari penampungan. Mereka baru sadar bahwa penampungan yang dimaksudkan tadi adalah sebuah
kontrakan. Merekapun kemudian meminta pertanggung jawaban kepada penanggung jawab. Akhirnya mereka dipindahkan ke Simpang Tiga di
Penggilingan untuk menempati kontrakan yang baru. Kondisi kontrakan tersebut sangat memprikatinkan bahkan lebih kumuh
dari sebelumnya, suasana ini membuat mereka tidak betah. Dengan kondisi seperti ini merekapun akhirnya lebih banyak menghabiskan
waktunya di mushalla untuk beribadah dan mengaji. Melihat kegiatan- kegiatan yang mereka lakukan di mushalla menimbulkan ketertarikan
pemimpin mushalla. Merekapun kemudian diajak untuk bersama-sama mengajar mengaji. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya
perwakilan Nahdlatul Wathan di Jakarta. Allah telah menentukan, apapun yang mengawalinya, baik itu kepiluan
maupun suatu yang memalukan, tetapi nyata sudah hikmah yang tak
terkira sehingga Nahdlatul Wathan Jakarta sedikit demi sedikit menjadi besar dan berkembang.
Perwakilan Nahdlatul Wathan di Jakarta tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang bernama Yayasan Mi`rajush
Shibyan Nahdlatul Wathan Jakarta. Secara embrio yayasan ini berdiri pada tahun 1980, dengan perjalanan panjang dan kisah yang mengharukan,
adapun pesantren atau lembaga yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan dan juga didirikan oleh pendiri Nahdlatul Wathan.
Diawali dengan mengajar mengaji Al-Qur`an dari rumah ke rumah, dengan sasaran anak-anak dan ibu-ibu yang ingin belajar mengaji, kegiatan
ini kemudian berkembang menjadi sebuah Majlis Ta`lim, dengan peserta yang
cukup banyak.
Melihat perkembangan
yang demikian
mengembirakan, muncul inisiatif menghimpun dana untuk membeli sepetak tanah yang luasnya kurang lebih 257 M
2
. Disinilah titik awal penamaan Nahdlatul Wathan itu di mulai, dan
kegiatan-kegiatannya mulai terorganisir. Perkembangan ini didukung oleh beberapa factor, antara lain:
a. Kedatangan pelajar-pelajar dari pulau Lombok yang hendak
melanjutkan Study di Jakarta. Mereka turut berpartisifasi mendukung kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan.
b. Dukungan masyarakat yang semakin nyata, khususnya membantu
secara financial dengan menyerahkan putra-putrinya belajar mengaji.
2. Landasan hukum
Dalam perkembangan
selanjutnya, muncul
gagasan untuk
memformalisasikan kegiatan menjadi sebuah lembaga pembinaan keberagamaan yang resmi. Pengurus Besar Nahdlatul Wathan kemudian
memberikan surat keputusan pendirian Majlis Ta`lim, yakni dengan surat keputusan
pengurus Besar
Nahdlatul Wathan
dengan nomor
09kptPBNW1987 tanggal 4 juni 1987 bertepatan dengan tanggal 6 syawal 1407 H tentang pengesahan pembentukan Majlis Ta`lim Nahdlatul
Wathan Pisangan I RW. 03 penggilingan Cakung Jakarta Timur.