Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di daeran Lombok Nusa Tenggara Barat NTB. Terbukti dari metode dan kurikulum yang beliau terapkan
pada pesantren yang beliau kelola. Pada awalnya beliau menggunakan sistem halaqah
2
dalam penerapan
pembelajarannya, namun
dengan seiring
perkembangan zaman beliau mengubahnya dengan sistem klasikal. Perubahan tersebut dikarenakan pandangan beliau yang menganggap bahwa sistem halaqah
pada saat itu kurang efektif dan efisien dengan kondisi masyarakat pada saat itu, sehingga beliau menggunakan sistem klasikal yang di anggap relefen dan mampu
meningkatkan taraf pendidikan di pesantren. Dalam hal ini beliau mencoba memperkenalkan sistem pendidikan
sebagaimana yang diperoleh di Madrasah al-Shaulatiyah Makkah dengan sistem klasikalnya. Usaha-usaha Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid dalam mengembangkan Islam di pulau Lombok telah menempatkannya sebagai satu-satunya pemimpin NTB yang paling terkemuka hingga saat ini.
Lalu Djelenga, penulis sejarah Lombok dalam salah satu tulisannya menguraikan setidak-tidaknya 6 enam alasan yang dapat dijadikan sebagai dasar
untuk menyebut sosok Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai pemimpin Lombok yang paling terkemuka. Pertama, ia herhasil
menghimpun pemimpin Sasak lainnya untuk menembus wilayah-wilayah yang menyekat pulau Lombok. Kedua, ia merupakan pemimpin yang pertama diterima
dan dikenal luas oleh masyarakat Lombok dengan kemampuankekuatan kepemimpinannya sendiri. Ketiga, ia merupakan orang pertama yang merintis
sistem pendidikan modern di Lombok. Keempat, ia merupakan orang Lombok yang pertama kali merintis sistem perjuangan tanpa kekerasan dengan cara
modern melalui organisasi. Kelima, ia merupakan orang Sasak pertama yang memiliki tipikal kepemimpinan yang memberikan jasa dan hasil karyanya dapat
menembus batas wilayah sampai seluruh nusantara bahkan manca negara, serta mengharumkan nama baik orang Sasak maupun pulau Lombok. Keenam, ia
merupakan orang Sasak pertama dan utama yang telah memberikan andil bagi peningkatan sumber daya manusia orang Sasak di luar peran yang dilakukan
2
Halaqoh adalah sistem pendidikan yang masih tradisional, belum menggunakan kelas.
pemerintah.
3
Setelah Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang biasa di sebut Maulana Syeikh meninggal dunia, diadakanlah musyawarah untuk
menggantikan posisi beliau dalam organisasi dan kepemimpinan lembaga pendidikan yang telah beliau dirikan. Terpilihlah salah satu di antara kedua putri
beliau Siti Rauhun dan Siti Raihanun untuk menjadi pengganti beliau, sebagai orang terdekat Maulana Syeikh sekaligus keturunannya. Karena kepergian beliau
yang mendadak tersebut menyebabkan pola pergantian kepemimpinan berlangsung secara mendadak pula, sehingga membawa perbedaan pendapat di
antara pendukung generasi pewaris yaitu Siti Rauhun dan Siti Raihanun. Walaupun tidak ada pengganti yang mampu menyamai sekharismatik
Maulana Syeikh namun pasti di antara kedua putrinya mewarisi karakteristik- karakteristik tertentu yang ada pada beliau, namun hal ini menimbulkan dualisme
kepemimpinan di Nahdlatul Wathan yang biasa di singkat NW dikarenakan para pendukung kedua putri Maulana Syrkh ini tidak mau mengalah antara satu dengan
yang lainnya untuk dinobatkan sebagai pengganti Maulana Syeikh dalam mengurus organisasi dan lembaga pendidikan yang telah beliau tinggalkan,
semua ini dikarenakan fanatisme para pendukung putri beliau yang sehingga terjadi ketidakpercayaan kepemimpinan.
Dengan kondisi seperti ini kemudian diadakanlah muktamar NW ke X di Praya Kabupeten Lombok Tengah yang dihajatkan untuk mencari solusi atas
kemelut di Nahdlatul Wathan. Sehingga terpilihlah Siti Raihanun sebagai ketua PBNW di muktamar tersebut sebagai pengganti kepemimpinan Maulana Syeikh
dalam mengurus organisasi dan madrasah-madrasah. Siti Rauhun sebenarnya tidak setuju akan hal tersebut karena menurutnya telah menyalahi anggaran dasar
Nahdlatul Wathan yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah, ala mazahibil imamis Syafi’i, yang dalam ajarannya tidak menghendaki seorang perempuan
menjadi pemimpin dalam jamaah.
4
3
Lihat Tabloid Sinar Lima Edisi 6, h. 4.
4
Fathurrahman Muhtar, “Konflik dalam Pengelolaan Pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Nahdlatul Wathan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat ”, Tesis Pascasarjana IAIN
Sunan Ampel Surabaya, 2010, h. 3.
Namun Siti Raihanun sebagai pimpinan jamaah NW hasil muktamar X Praya, berusaha untuk mempertahankan eksistensi organisasi NW dan madrasah-
madrasah yang ditinggalkan Maulana Syeikh. Namun emosional yang tidak stabil dari jamaah yang mendukung Siti Rauhun yang tidak mengakui kepemimpinan
Siti Raihanun nenimbulkan perpecahan di kalangan Nahdlatul Wathan. Dengan melihat kondisi seperti ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Siti
Raihanun memilih hijrah dari Pancor ke lokasi baru yang bernama Anjani kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, sekitar 15 kilometer dari Pancor,
sedangkan Rauhun tetap di Pancor Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur. Para pengikut setia Nahdlatul Wathan pun terbagi dalam dua kubu, sebagian ke
kubu Nahdlatul Wathan yang terpusat di Pancor dan sebagian lagi ke kubu Nahdlatul Wathan yang berpusat di Anjani. Kubu Pancor di bawah otoritas Siti
Rauhun dan Kubu Anjani di bawah otoritas Siti Raihanun. Madrasah-madrasah yang didirikan maulana Syeikh tersebut telah banyak
menghasilkan lulusan-lulusan yang handal baik dalam bidang umum dan lebih khususnya lagi dalam bidang Agama jauh sebelum beliau wafat. Santri-santri
yang telah lulus tersebut dengan sendirinya menyebarluaskan Nahdlatul Wathan dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah Islamiyah. Sampai saat ini Nahdlatul
Wathan telah tersebar ke berbagai Propinsi, Nusantara dan bahkan Dunia. Namun semua lembaga pendidikan yang bernaung dibawah bendera Nahdlatul Wathan
yang didirikan oleh alumnus Darun Nahdlatain yaitu Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah NWDI dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah NBDI dapat
dikatakan dibawah otoritas salah satu kubu tersebut. Dalam hal ini lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan dapat dikategorikan
terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan di bawah naungan organisasi dan berpengaruh bagi organisasi. Kedua, lembaga
pendidikan Nahdlatul Wathan tidak di bawah naungan organisasi dan tidak berpengaruh bagi organisasi. Ketiga, lembaga pendidikan tidak di bawah naungan
organisasi namun berpengaruh bagi organisasi. Nahdlatul Wathan Jakarta adalah salah satu Yayasan Pendidikan dengan
nuansa Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh Amumnus Darun Nahdlatain dan
satu-satunya berada di ibukota. Namun Yayasan Pendidikan Nahdlatul Wathan Jakarta tersebut tidak memihak pada salah satu kubu, namun memiliki hubungan
yang harmonis kepada kedua belah kubu tersebut. Disinilah letak keunikan Nahdlatul Wathan Jakarta yang mungkin tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan
Nahdlatul Wathan lainnya di nusantara. Karena tidak sedikit para alumnus Nandlatul Wathan yang hanya memanfaatkan nama Nahdlatul Wathan untuk
kepentingan sendiri bukan organisasi dan masyarakat. Nahdlatul Wathan di Jakarta berawal dari ketidaksengajaan para alumnus
Darun Nahdlatain yang terdampar di Jakarta, namun sedikit demi sedikit Nahdlatul Wathan mampu berkembang dengan memiliki tanah sendiri dan
mendirikan lembaga pendidikan di atas tanah milik sendiri di Jakarta. Sampai saat ini telah banyak lembaga pendidikan yang berkembang di atas
tanah Nahdlatul Wathan baik yang bersifat formal dan non formal di antaranya: 1.
Panti Asuhan Nahdlatul Wathan Jakarta 2.
Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta 3.
Majlis Ta‟lim Nahdlatul Wathan Jakarta 4.
Madrasah Diniyah Islamiyah Nahdlatul Wathan Jakarta 5.
Taman Kanak-kanak Nahdlatul Wathan Jakarta 6.
Sekolah Dasar Nahdlatul Wathan Jakarta 7.
Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Wathan Jakarta 8.
Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Wathan Jakarta Melihat keunikan yang dimiliki Nahdlatul Wathan Jakarta baik dalam
hubungan dengan Nahdlatul Wathan pusat di NTB dan pengembangannya dalam lembaga pendidikan yang dikembangkan tanpa campur tangan Organisasi. Penulis
tertarik untuk meneliti lebih mendalam dalam kajian Ilmiyah mengenai keunikan Nahdlatul Wathan Jakarta, apakah dalam proses berkembangnya terdapat
pengaruh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Didasarkan pada alasan di atas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian mengenai kajian pendidikan
yang berbasis keislaman dengan judul “Peranan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam Perngembangan Pendidikan
Islam di Nahdlatul Wathan Jakarta
”. Semoga dengan mengambil judul ini
mampu memberi inspirasi dan dapat dikaji lebih dalam mengenai Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan Nahdlatul Watan Jakarta sebagai
sarana awal beliau dalam menyebar luaskan ilmu pengetahuan Islam pada masyarakat, khususnya di ibukota.