Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam
tidak disebut pendidikan seandainya bimbingan itu dilakukan oleh kebudayaan dan sebagainya?
8
c. Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan
mana semua kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang diperoleh yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan di pakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri
mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.
9
Pengertian ini mengarahkan agar peserta didik harus di biasakan dengan kebiasaan-
kebiasaan yang baik agar mampu membiasakan dirinya berbuat baik dalam kehidupan.
d. Herman H. Horne berpendapat. Pendidikan harus dipandang sebagai suatu
proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia dan dengan tabiat tertinggi dari kosmos.
10
Dalam pengertian ini, maka proses tersebut menyangkut proses seseorang
menyesuaikan dirinya dengan dunia dan lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian lain bahwa alam sekitarnya pun berusaha untuk menyesuaikan
diri dengan dirinya, dia berusaha untuk mengetahui bagaimana bumi berputar, mengapa ada siang dan malam, mengapa kapal terlihat kecil
apabila berada jauh di tengah laut, dan bagaimana seluruh proses kehidupan di bumi. Dia juga belajar untuk mengetahui apa saja yang di
perlukan oleh sesama manusia terhadap dirinya, apa saja yang di senangi dan tidak disenangi dari dirinya, dan bagaimana bekerja sama dengan
orang lain serta mempengaruhinya. Semua itu harus dilalukan agar ia merasa betah tinggal di bumi ini dengan orang lain sehingga tidak merasa
terasingkan. e.
Menurut pakar pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk
keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan..., h. 24.
9
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Aksara, 1987, Cet. 1, h. 11.
10
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam …, h. 11.
pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan pula. Peendidikan berarti memelihara hidup tumbuh ke arah kemajuan, tidak
boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar
mempertinggi drajat kemanusiaan.
11
f. Pengertian pendidikan dengan agak lebih terperinci lagi cakupannya
dikemukakan oleh Soegarda Poerbakawaca. Menurutnya, dalam arti umum mencangkup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya
dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya. Lebih lanjut ia menambahhkan bahwa corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak kehidupan.
Karenanya jika corak kehidupan itu berubah, maka corak pendidikannya akan berubah pula, agar si anak siap untuk memasuki lapangan pendidikan
itu.
12
Dari beberapa rumusan pendidikan diatas apabila dipadukan maka akan terlihat bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja,
seksama, terencana, memiliki tujuan dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Pendidikan dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu terhadap
orang yang belum memiliki ilmu atau secara umum dari orang yang memiliki pengalaman yang lebih luas terhadap orang yang belum memiliki pengalaman.
Berhubung pengalaman lebih banyak dimiliki oleh orang yang lebih dahulu terlahir ke dunia atau dapat di katakana orang yang lebih tua maka pendidikan
digambarkan sebagai pemberian pengetahuan atau pengalaman dari orang yang lebih tua terhadap orang yang lebih muda.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah pemberian pengetahuan dan pengalaman oleh orang dewasa dalam arti memiliki bekal ilmu
pengetahuan, keteramilan dan pengalaman kepada peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Dan diharapkan bahwa pengetahuan dan pengalaman
11
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. IV, h. 9.
12
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam …, h. 10.
yang diberikan tersebut sebisa mungkin dapat menolong dan membantu peserta didik tersebut dalam perannya dalam masyarakat, dimana kelak ia akan hidup.
Dalam hubungan ini, dapat dipastikan bahwa pendidikan itu tidak hanya menumbuhkan, melainkan mengembangkan ke arah tujuan akhir. Pendidikan juga
tidak hanya merupakan suatu proses yang sedang berlangsung, melainkan suatu proses yang berlangsung ke arah sasarannya. Jadi pendidikan akan terus
berlangsung sampai dimana kehidupan akan berakhir. Seperti hadits Rasulullah SAW yang mengatakan:
“Tuntutlah ilmu semenjak lahir sampai ke liang kubur”. Bilamana definisi-definisi mengenai pendidikan yang telah di kemukakan di
atas dikaitkan dengan pengertian pendidikan Islam, maka akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian
perkembangannya. Pendidikan Islam menurut Prof.Dr. Oman Muhammad al-Toumy al-Syaebani,
diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitarnya melalui proses kependidikan. Perubahan ini di landasi dengan nilai- nilai Islami.
13
Pendidikan Islam itu lebih banyak ditujuakan pada perbaikan sikap, mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik dari keperluan diri sendiri
maupun orang lain. Di segi lainnya, pendidikan Islam tidak bersifat teoritis saja, tapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.
Oleh karena itu, pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah
lakupribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.
14
13
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam …, h. 13.
14
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, Cet. 2, h. 28.
Telah jelas bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian dari usaha membimbing. Mengarahkan dan menanamkan watak serta mengarahkan potensi
hidup yang berupa komponen-komponen dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan yang signifikan di dalam kehidupan pribadinya. Sebagai
mahluk individual dan social serta dalam hubungannya dengan alam sekitar di mana saja berada. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai Islami,
yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma- norma syari‟ah dan akhlak karimah.