penyakit umumnya tidak atau sulit sekali menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan
segmen posterior S1 S2 , serta daerah apeks lobus inferior S6. Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik,
suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma mediastinum.
9
Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah
bening, tersering di daerah leher, terkadang di daerah ketiak.
9
2.4. Diagnosa Laboratorium
Diagnosis yang paling pasti dari penyakit tuberkulosis adalah dengan pemeriksaan mikrobiologi dengan cara mengisolasi kumannya. Proses
pemeriksaan laboratorium ini melalui beberapa tahapan dan didasarkan pada sampel dan tujuan pemeriksaan.
9
2.4.1. Bahan Spesimen
Bahan spesimen dapat berupa dahak segar, cairan lambung, urin, cairan pleura, cairan otak, cairan sendi, bahan biopsi dan lain-lain. Cara pengumpulan
dan pengiriman bahan antara lain:
1. Cara pengambilan dahak tiga kali SPS dalam dua kali kunjungan
a. Sewaktuspot dahak sewaktu saat kunjungan pertama kali. b. Pagi keesokan harinya dengan membawa sputum pagi.
c. Sewaktuspot pada saat pada saat pasien diminta mengeluarkan sputumnya lagi.
19
Spesimen dahak yang ada dalam pot jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotak sediaan yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan
telah tertulis identitas pasien yang sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan SK Menkes nomor 241 tahun 2006
tentang standar pelayanan laboratorium kesehatan pemeriksa HIV dan infeksi oportunistik menyatakan persayaratan permintaan pemeriksaan laboratorium
harus mencantumkan secara lengkap data berikut: 12