seminggu selama beberapa bulan. Dosis streptomisin harus disesuaikan dengan fungsi ginjal. Sebisa mungkin terapi streptomisin tidak lebih dari 6 bulan.
Secara in vitro, kebanyakan basil tuberkulosis akan dihambat dengan streptomisin pada dosis 1-10 ppm. Rata-rata, satu dari 10
8
basil tuberkulosis dapat menjadi resisten terhadap streptomisin pada dosis 10-100 ppm.
27
2.7.3. Pirazinamid - Rumus struktur
:
- Rumus molekul : C
5
H
5
N
3
O.
26
- Nama kimia : pyrazine-2-carboxamide.
26
- Berat molekul : 123,1.
26
- Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga praktis putih, tidak berbau
atau praktis tidak berbau.
26
- Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, sukar larut dalam alkohol
dan metil klorida.
26
- pH sediaan : Pirazinamid tidak aktif pada pH netral, tetapi pada pH
5,5 dapat menghambat basil tuberkulosis dan beberapa mikobakterium lainnya.
26
- Farmakologi :
Pirazinamid PZA merupakan golongan nikotinamid, stabil dan sukar larut di dalam air. Pirazinamid tidak aktif pada pH netral, tetapi pada pH 5,5
dapat menghambat basil tuberkulosis dan beberapa mikobakterium lainnya pada konsentrasi sekitar 20 ppm. Obat akan ditangkap oleh makrofag dan
menimbulkan aktivitasnya melawan mikobakteria yang berada pada lingkungan asam pada lisosom. Pirazinamid diubah menjadi asam pirazinoik,
yaitu suatu bentuk aktif obat yang diaktifkan oleh pirazinamidase mikobakterium dan dikoding oleh pncA.
Pirazinamid diserap dengan baik dalam saluran gastrointestinal dan secara luas didistribusikan ke jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang yang
mengalami peradangan. Waktu paruh pirazinamid adalah 8-11 jam. Komponen induknya dimetabolisme di hati, tetapi metabolitnya dikeluarkan
25
melalui ginjal. Pirazinamid adalah obat anti tuberkulosis lini pertama yang dikonjugasikan bersama isoniasid dan rifampisin dalam pengobatan jangka
pendek umumnya 6 bulan sebagai regimen sterilizing agent melawan organisme intraseluler yang dapat menyebabkan kekambuhan. Basil
tuberkulosis dapat menjadi resisten terhadap pirazinamid, tetapi tidak ditemukan resistensi silang terhadap isoniasid atau obat antituberkulosis
lainya.
27
- Efek samping :
Efek yang umum terjadi pada penggunaan pirazinamid adalah mual, muntah, deman karena obat, hiperurisemia dan hepatotoksisitas 1-5 pasien.
Efek samping lain yang muncul pada dasarnya bukan menjadi alasan untuk menghentikan pengobatan. Hiperurisemia dapat memicu arthritis gout akut.
27
- Dosis :
Konsentrasi serum sebanyak 30-50 ppm selama 1-2 jam setelah pemberian oral diperoleh pada dosis 25 mgkgBBhari. Pirazinamid harus
diberikan 25-35 mgkgBB tiga kali seminggu bukan harian pada pasien dengan hemodialisa dan bagi orang-orang yang memiliki kreatinin klirens
kurang dari 30 mlmenit. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, dosis pirazinamid yang digunakan adalah 40-50 mgkgBB tiga kali setiap
minggunya.
27
Dosis pirazinamid yang digunakan untuk pengujian resistensi tuberkulosis secara in vitro berkisar pada 6,25-50 ppm.
7
2.7.4. Isoniasid - Rumus struktur
:
- Rumus molekul : C
3
H
7
N
3
O.
26
- Nama kimia : Pyridine-4-carbohydrazide.
26
- Berat molekul : 137,1.
26
- Pemerian : Serbuk kristal atau kristal tak berwarna, putih atau
hampir putih.
26
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut sebagian dalam alkohol.
26
- pH sediaan : 6,0-8,0.
26
26