bakteriostatik yang aktif pada basil yang sedang tumbuh dan tidak memberikan efek pada basil yang tidak bereplikasi.
EMB berhubungan dengan biosintesis dinding sel arabinogalaktan. EMB menghambat polimerisasi dinding sel arabinan dari arabinogalaktan dan dari
lipoarabinomannan, dan
menginduksi akumulasi
D-arabinofuranosyl-P- decaprenol, suatu intermediet dari biosintesa arabinan. Arabinosil transferase
yang dikoding oleh embB, suatu enzim yang terlibat dalam biosintesis arabinogalaktan adalah target dari EMB pada M.tuberculosis.
Strain yang resisten terhadap EMB memiliki KHM 7,5 ppm. Mutasi terhadap resistensi EMB muncul pada frekuensi 10
-5
. Mutasi pada operon embCAB, terutama embB dan terkadang embC adalah penyebab resistensi dari
EMB. Mutasi kodon 306 pada embB adalah yang sering ditemukan pada strain isolat resisten EMB, terhitung sebanyak 68 strain resisten. Meskipun demikian,
sekitar 35 strain resisten EMB KHM 10 ppm tidak mengalami mutasi embB, kemungkinan disebabkan oleh mekanisme yang berbeda.
7
5. Streptomisin golongan aminoglikosida
SM adalah antibotik golongan aminoglikosida yang aktif melawan beberapa spesies bakteri, termasuk M.tuberculosis. SM membunuh secara aktif
basil tuberkulosis yang sedang tumbuh dengan KHM 2-4 ppm, tetapi tidak aktif melawan basil yang tidak tumbuh atau basil intraseluler. SM menghambat sintesis
protein dengan mengikat subunit 30S dari ribosom bakteri, menyebabkan kesalahan pembacaan dari mRNA selama translasi. Sisi aktif SM pada ribosom
subunit 30S dari protein S12 dan 16S rRNA. Resistensi terhadap SM disebabkan oleh mutasi pada protein S12 yang
dikoding oleh gen rpsL dan 16S rRNA yang dikoding oleh gen rrs. Ini merupakan mekasnisme yang paling umum terjadi pada resistensi SM, sekitar
50 dan strain resisten SM sebanyak 20. Mutasi yang paling umum terjadi pada rpsL adalah subtitusi kodon 43
dari lisin menjadi arginin yang menyebabkan resistensi tingkat tinggi pada SM. Mutasi kodon 88 juga sering terjadi. Mutasi gen rrs muncul pada putaran 16S
rRNA dan terbagi menjadi dua wilayah sekitar nukleotida 530 dan 915.
36
Bagaimanapun, sekitar 20-30 SM resisten dengan resistensi tingkat rendah KHM 32 ppm tidak mengalami mutasi pada rpsL atau rrs, yang
mengindikasikan adanya mekanisme resistensi lainnya. Baru-baru ini, mutasi gidB yang mengkoding 7-methylguanosim m7G methyltransferase spesifik
pada 16S rRNA diketahui menyebabkan 33 resistensi tingkat rendah pada isolat M.tuberculosis.
7
2.9.2. Konfirmasi MDR-TB Secara Mikrobiologik a. Cara proporsi
Cara proporsi merupakan cara yang paling banyak digunakan. Pada cara ini, sejumlah M.tuberculosis sesuai baku dan yang viabilitasnya tinggi
ditanamkan pada media mengandung OAT, sementara sebagai kontrol isolat tersebut ditanam pada media tanpa OAT. Pembacaan hasil umumnya
dilakukan pada hari ke 28 dan jika hasil pada hari 28 meragukan, pembacaan diulang pada hari ke 42, kecuali jika memakai media Middlebrook 7H1011
dan inkubasinya pada lingkungan CO
2
10 yang dapat dibaca pada hari ke 21. Pada pembacaan, jumlah koloni M.tuberculosis yang tumbuh pada media
mengandung OAT dibandingkan dengan jumlah koloni M.tuberculosis yang ditanam pada media yang tak mengandung OAT. Umumnya M.tuberculosis
dinyatakan sensitif terhadap obat, jika jumlah koloni yang tumbuh pada media dengan obat maksimum 1 dibandingkan jumlah koloni
M.tuberculosis pada media tanpa OAT. Untuk cara ini, konsentrasi OAT dalam media tergantung pada jenis media yang dipakai.
30
b. Cara rasio resisten
Penyimpulan apakah M.tuberculosis sensitif atau resisten terhadap OAT tertentu didasarkan atas perhitungan rasio kadar hambat minimal
KHM OAT untuk kuman dari penderita dibandingkan KHM kuman baku umumnya galur H37RV
yang bersifat “pansusceptible“. Isolat M.tuberculosis dinyatakan sensitif terhadap OAT tertentu jika rasio KHM
maksimum 2 dan dinyatakan resisten jika rasio KHM minimum 8.
30
c. Cara konsentrasi absolut
Pada cara ini M.tuberculosis yang akan diuji ditanam pada media yang mengandung berbagai kadar OAT dan pada media kontrol. Pembacaan
37