Tabel 13. Faktor dominan resistensi tuberkulosis di RSUP Fatmawati ditinjau dari penggunaan antibiotik pengobatan tuberkulosis
pada tahun 2009-2012. Antibiotik
Mycobacterium tuberculosis Total
Resisten R Resisten S
Resisten R S
Rifampisin 13
40,7 9
28,1 22
68,8 Streptomisin
1 3,1
1 3,1
3 9,3
5 15,6
Antibiotik kombinasi 1
3,1 2
6,3 3
9,3 Antibiotik lini kedua
2 6,3
2 6,3
Total 15
46,9 1
3,1 16
50 32
100 Keterangan:
Resisten R = Resisten terhadap rifampisin. Resisten S = Resisten terhadap streptomisin.
Resisten R S = Resisten terhadap rifampisin maupun streptomisin. Tabel 13 menunjukkan bahwa dari 32 pasien resisten tuberkulosis, 22 di
antaranya diresepkan antibiotik rifampisin, 5 pasien diresepkan streptomisin, 3 pasien diresepkan antibiotik kombinasi lebih dari satu antibiotik, dan 2 pasien
diresepkan antibiotik lini kedua. Kasus resistensi terbanyak ditemukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan tuberkulosis dengan antibiotik rifampisin
68,8.
60
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
1. Tidak semua pasien dengan diagnosa tuberkulosis dapat dijadikan sampel penelitian, hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan spesimen sputum
untuk pemeriksaan, sputum tersebut tidak memenuhi kriteria untuk pemeriksaan. Penyebabnya antara lain:
- Sebagian besar sputum yang diterima Laboratorium Klinik Instalasi Patologi untuk dilakukan pemeriksaan BTA berupa air liur.
- Sputum yang dikirim ke laboratorium rujukan untuk dilakukan pengujian kultur resistensi terkadang tidak bisa dilakukan dengan alasan
kontaminasi, sehingga harus dilakukan pengiriman ulang sampel sputum. - Sebagian pasien TB sulit untuk mengeluarkan sputum.
2. Kemungkinan masih ada variabel lain yang berkaitan dengan penelitian ini yang tidak terukur, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti, baik
dalam pengetahuan tentang TB, keterbatasan waktu, dan keterbatasan dana.
6.2. Pembahasan
Penelitian yang berjudul “Studi Kasus Mycobacterium tuberculosis yang
Resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati” ini dilakukan di RSUP Fatmawati, tepatnya di Laboratorium Klinik
Instalasi Patologi dan Instalasi Rekam Medis dan Infokes RSUP Fatmawati. Pasien yang menjadi sampel penelitian merupakan pasien tuberkulosis yang
menderita tuberkulosis paru dengan BTA + secara mikroskopis dan telah mendapatkan hasil pengujian kultur resistensi dari laboratorium rujukan.
Studi awal dilakukan untuk mengetahui kecukupan sampel penelitian. Studi awal meliputi perhitungan jumlah populasi yaitu pasien TB paru dengan
BTA + di RSUP Fatmawati, jumlah sampel yang didefinisikan sebagai pasien dengan BTA + dan telah mendapatkan hasil pengujian kultur resistensi,
ketersediaan data hasil pemeriksaan, dan data penunjang lainnya yang membantu pencarian data, seperti nomor sampel laboratorium, nomor rekam medis, tanggal
lahir pasien dan sebagainya.
61