Pengobatan Tuberkulosis Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

atau lebih di antara obat antituberkulosis seperti isoniasid, rifampisin, pirazinamid, etambutol dan streptomisin. Sementara Multidrug resistance tuberculosis MDR-TB adalah resistensi menyeluruh kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT atau paling tidak resisten terhadap isoniasid dan rifampisin. 1 Secara umum resistensi terhadap obat anti tuberkulosis dibagi menjadi: - Resistensi primer, yaitu apabila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan TB. 9 - Resistensi inisial, yaitu resistensi yang tidak diketahui pasti ada atau tidaknya riwayat pengobatan pasien terhadap tuberkulosis. 9 - Resistensi sekunder, apabila pasien telah memiliki riwayat pengobatan sebelumnya. 9 Suatu antibiotik sudah tidak dianjurkan untuk digunakan apabila telah terjadi resistensi kuman 50. 29

2.9.1. Mekanisme Resistensi

Berbeda dengan resistensi pada banyak bakteri terhadap antibiotika di mana resistensi yang didapat dengan transformasi, tranduksi atau konjugasi gen, resistensi yang didapat pada Mycobacterium tuberculosis terjadi melalui mutasi gen kromosom utama genomically based. 1 Berikut adalah mekasnisme resistensi TB berdasarkan obat anti tuberkulosis yang digunakan:

1. Isoniasid INH

INH merupakan obat anti tuberkulosis lini pertama terluas yang digunakan di dunia, sejak penemuannya di tahun 1952. Penggunaan INH dititikberatkan pada semua regimen TB dan infeksi yang bersifat laten. Mycobacterium tuberculosis sangat rentan dengan INH konsentrasi hambat minimumnya 0,02 – 0,2 ppm. INH hanya aktif melawan basil tuberkulosis yang sedang tumbuh dan tidak aktif melawan basil yang tidak bereplikasi atau dalam kondisi anaerob. Resistensi terhadap INH muncul lebih sering dari OAT lainnya, dengan frekuensi satu dari 10 5-6 basil secara in vitro. Isolat M.tuberculosis yang resisten secara klinis terhadap INH seringkali kehilangan enzim katalase dan peroksidase yang dikoding oleh katG, khususnya pada strain resisten tingkat tinggi KHM 5 33 ppm. Strain resisten tingkat rendah KHM 1 ppm kebanyakan masih memiliki aktivitas katalase. Mutasi di dalam katG adalah mekanisme utama dari resistensi INH. KatG adalah enzim katalase peroxidase yang mengaktivasi prodrug dari INH yang dikoding oleh gen katG. Mutasi S315T katG adalah mutasi yang paling umum ditemukan pada strain resisten INH berkisar antara 50-95 isolat resisten INH klinis. Resistensi terhadap INH juga dapat muncul oleh mutasi operon mabAinhA yang menyebabkan ekspresi berlebihan dari InhA, atau oleh mutasi sisi aktif InhA yang menurunkan afinitas InhA terhadap INH-NAD. Mutasi inHA dapat kemudian menimbulkan tambahan mutasi katG yang meningkatkan resistensi INH. Mutasi inhA tidak hanya menimbulkan resistensi INH tetapi dapat juga menimbulkan resisten pada obat yang secara struktur kimianya serupa, misalnya etionamid ETH. Mutasi mshA yang mengkoding enzim yang terlibat pada biosintesis mycothiol, baru-baru ini diketahui menyebabkan resistensi baik INH maupun ETH pada strain Mycobacterium tuberculosis secara in vitro. 7

2. Rifampisin

RMP adalah antibiotik lini pertama yang penting untuk mengobati penyakit TB. RMP merupakan senyawa bakterisid terhadap M.tuberculosis, dengan KHM berkisar 0,05-1 ppm dalam medium padat maupun cair, tetapi KHM lebih tinggi pada medium berbasis telur 2,5-10 ppm. RMP aktif melawan baik basil yang sedang tumbuh maupun dalam fase stasioner dengan aktivitas metabolik yang rendah. Pada M.tuberculosis, resistensi terhadap rifampisin muncul pada frekuensi 10 -7 - 10 -8 . Mutasi dari rpoB sepanjang 81 base pair bp ditemukan sebanyak 96 dari isolat M.tuberculosis resisten RMP. rpoB merupakan RNA polimerase berupa suatu oligomer yang terdiri dari enzim pusat yang dibentuk oleh empat rantai α2ββ’ dan bergabung dengan subunit σ untuk menginisiasi secara spesifik transkripsi terhadap promoter. RMP mengintervensi sintesis RNA dengan berikatan pada subunit β dari RNA polimerase. Mutasi pada posisi 531, 526 dan 516 merupakan strain resisten RMP yang seringkali ditemukan. Mutasi rpoB menimbulkan daya resisten yang tinggi 34 KHM 32 ppm dan menyebabkan resistensi silang terhadap semua turunan rifampisin. Keberadaan strain dependen-RMP masih belum diketahui secara pasti, tetapi strain ini sering muncul sebagai penyebab MDR-TB dan kemungkinan disebabkan karena penggunaan berulang dari rifampisin terhadap pasien. Strain ini memiliki pertumbuhan yang buruk pada medium berbasis telur, tetapi tumbuh dengan baik oleh keberadaan RMP. 7

3. Pirazinamid

PZA merupakan obat anti tuberkulosis lini pertama yang digunakan bersama dengan INH dan RMP. PZA memerankan peran yang unik dalam mempersingkat waktu pengobatan TB dari 9-12 bulan menjadi 6 bulan karena PZA membunuh populasi basil yang bertahan dalam pH asam pada lesi yang tidak terbunuh oleh obat yang lainnya. PZA adalah obat anti tuberkulosis yang tidak konvensional karena memiliki aktivitas sterilisasi yang tinggi secara in vivo, tetapi tidak memiliki aktivitas melawan basil tuberkulosis dalam kultur normal pada pH mendekati netral. PZA hanya aktif melawan M.tuberculosis pada pH asam. Bahkan pada pH 5,5, aktivitas PZA cukup buruk, dengan KHM berkisar 6,25-50 ppm. PZA merupakan prodrug yang membutuhkan pengaktifan menjadi asam pirazinoik oleh enzim pyrazinamidasenikotinamidase yang dikoding oleh gen pncA dari M.tuberculosis. Strain M.tuberculosis yang resisten terhadap PZA menghilangkan aktifitas pyrazinamidasenikotinamidase. Ketidakefektifan pyrazinamidase disebabkan mutasi pncA merupakan penyebab terbesar resistensi PZA. Kebanyakan strain resisten PZA 72-97 mengalami mutasi pncA. Strain resisten PZA lainnya, seperti negatif-pyrazinamidase memiliki tingkat resistensi yang tinggi, di mana mungkin disebabkan oleh mutasi pada gen pengatur pncA yang tidak terdefinisi. 7

4. Etambutol

EMB adalah obat anti tuberkulosis lini pertama yang digunakan secara kombinasi bersama dengan INH, RMP dan PZA untuk mencegah terjadinya resistensi obat. KHM dari EMB berkisar pada 0,5-2 ppm. EMB merupakan agen 35

Dokumen yang terkait

Angka Kejadian Hepatotoksisitas pada Penderita Tuberkulosis Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010

12 121 83

Kualitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Bedah Apendik Di RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2012

1 17 106

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Suraka

0 4 14

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014

0 3 13

PERBANDINGAN POLA KLINIS PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENYEBAB MYCOBACTERIUM TUBERKULOSIS DAN MYCOBACTERIUM ATIPIK.

0 6 1

Perbandingan Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Metode Resazurin Microtiter Assay Dengan Metode Proporsional Lowenstein Jensen Pada Strain Mycobacterium Tuberculosis Yang Resisten.

2 12 26

Analisis Molekuler Mycobacterium Tuberculosis Resisten Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien HIV Rumah Sakit DR. MOEWARDI Surakarta.

0 0 1

TESIS AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)- EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA

0 0 18

IDENTIFIKASI DAN RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis DARI SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP RIFAMPISIN

0 0 15

RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP ANTIBIOTIK RIFAMPISIN PADA PASIEN DOMISILI CILACAP DENGAN KRITERIA MDRTB DROP OUT TUBERCULOSIS PARU DI RSUD CILACAP - repository perpustakaan

0 0 17