BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis TB
Tuberkulosis adalah
penyakit yang
disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium tuberculosis complex.
9
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kematian, bahkan menjadi urutan
kedua setelah infeksi virus HIV-AIDS.
13
Mycobacterium tuberculosis telah menjadi patogen dan menginfeksi manusia sejak ratusan tahun. Meskipun uji
diagnosa, kemoterapi dan vaksin telah tersedia, penyakit tuberkulosis ini masih sulit untuk dimusnahkan.
14
Meningkatnya penyakit tuberkulosis kini berhubungan dengan peningkatan infeksi HIV-AIDS, sehingga strategi DOTS
sebagai pengobatan tuberkulosis tidak cukup ampuh untuk mengontrol tuberkulosis, terutama di Afrika dan Uni Soviet.
13
2.1.1. Patogenesis
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Masa inkubasi M.tuberkulosis hingga membentuk afek primer biasanya berlangsung dalam waktu 10-20 hari.
15
Dari sarang primer akan terlihat peradangan saluran getah bening menuju hilus
limfangitis lokal. Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus limfadenitis regional. Afek primer bersama-sama dengan
limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer tuberkulosis. Komplek primer tersebut akan mengalami beberapa kemunginan:
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali restitution ad integrum.
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas antara lain Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus.
3. Menyebar dengan cara: Perkontinuitatum, menyebar ke daerah di sekitarnya. Misalnya pada
epituberkulosis, yaitu suatu kejadian penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga menimbulkan
obstruksi pada saluran napas dengan akibat atelektasis. Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang
7
atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.
Penyebaran secara bronkogen, baik di bagian paru tersebut maupun ke paru sebelahnya.
Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak terdapat imunitas yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup
gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, typhobacillosis Landouzy. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat
tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini kemungkinan berakhir dengan kesembuhan
yang meninggalkan sekuele misalnya pertumbuhan terbelakang pada anak setelah menderita ensefalomeningitis, tuberkuloma atau meninggal.
9
Secara ringkas patogenesis terjadinya tuberkulosis digambarkan dalam skema berikut ini gambar 1.:
Gambar 1. Skema Patogenesis Tuberkulosis.
9
2.1.2. Gejala Tuberkulosis
Gejala klinis tuberkulosis dibagi menjadi dua golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka disebut sebagai
gejala lokal, yaitu gejala respiratorik gejala lokal sesuai organ yang terlibat. Gejala sistemik adalah gejala yang dirasakan di seluruh tubuh dan tidak spesifik
pada satu organ. Gejala tuberkulosis antara lain:
8