Rumah dikatakan baik dan aman, apabila kualitas bangunan dan lingkungan dibuat dengan serasi. Adapun karakteristik rumah sehat antara lain:
a. Bahan bangunannya memenuhi syarat. b. Ventilasi cukup, yaitu minimal luas jendelaventilasi adalah 15 dari
luas lantai. c. Cahaya matahari cukup, di mana cahaya matahari ini dapat diperoleh dari
ventilasi maupun jendalagenting kaca. Suhu udara yang ideal di dalam rumah antara 18-30
o
C. Suhu optimal pertumbuhan bakteri sangat bervariasi, Mycobacterium tuberculosis tumbuh optimal pada suhu 37
o
C. d. Luas bangunan rumah cukup, yaitu luas lantai bangunan rumah harus
cukup sesuai dengan jumlah penghuninya.
11
6. Status sosial ekonomi keluarga
Sosial ekonomi yang rendah akan menyebabkan kondisi kepadatan hunian yang tinggi dan buruknya lingkungan, selain itu masalah kurang gizi
dan rendahnya kemampuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak juga menjadi problem bagi golongan sosial ekonomi rendah.
Berdasarkan hasil RISKESDAS pada tahun 2010 diketahui bahwa sebagian besar penderita tuberkulosis tidak memiliki pekerjaan yang memadai.
Sebagian bekerja sebagai buruh, nelayan atau petani, sementara sebagian lainnya tidak memiliki pekerjaan. Sama halnya dengan status pendidikan di
mana sebagian besar penderita tuberkulosis tidak pernah mendapatkan pendidikan formalsekolah.
4
7. Perilaku
Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita TB Paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara
pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.
Kebiasaan merokok menjadi salah satu faktor risiko yang sangat mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Hasil
penelitian Susanto menyatakan bahwa perempuan lebih sering terlambat datang ke pelayanan kesehatan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
mungkin berhubungan dengan aib dan rasa malu lebih dirasakan pada perempuan dibanding laki-laki. Perempuan juga lebih sering mengalami
21
kekhawatiran akan dikucilkan dari keluarga dan lingkungan akibat penyakitnya.
25
2.7. Obat
2.7.1. Rifampisin - Rumus struktur
:
- Rumus molekul : C
43
H
58
N
4
O
12
.
26
- Nama kimia : 5,6,9,17,19,21-Heksahidroksi-23-metoksi 2,4,12,16,18,
20, 22- heptametil-8- [N-4-metil-1-piperazinil formimidoil] - 2,7 epoksipentadeka [1,11,13]trienimino]nafto[2,1-b]furan-1,11-2H-dion 21-
asetat [13292-46-1].
26
- Berat molekul : 823.
26
- Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah.
26
- Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform, larut dalam etil asetat dan dalam metanol.
26
- pH sediaan : 4,5-6,5 pada sediaan suspensi 10 gramliter dalam air
bebas CO
2
.
.26
- Farmakologi :
Antibiotik ini adalah derivat semisintetis dari rifamisin B yang dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. Rifampisin bersifat bakterisid luas terhadap fase
pertumbuhan Mycobacterium tuberkulosis dan Mycobacterium leprae, baik yang berada di luar maupun di dalam sel. Obat ini mematikan kuman yang dorman
selama fase pembelahan yang singkat. Maka, obat ini sangat penting untuk membasmi semua basil guna mencegah kambuhnya TBC.
Rifampisin juga aktif terhadap kuman gram-positif dan kuman gram- negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim
bakteri RNA-polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu.
22