Cara Pewarnaan 1. Ziehl-Neelsen Direct Smear Examination:

- Pembenihan yang telah ditanami disimpan pada inkubator 37 o C sampai sekurang-kurangnya 4 minggu dan diamati setiap minggunya. 1 Pemeriksaan kultur dengan medium Lowenstein Jensen dipersiapkan sesuai dengan petunjuk pembuatan produsennya BBL,Merck. Medium tersebut dipersiapkan dengan cara sebagai berikut: a. Alat dan bahan: - Pipet 10 ml. - Tabung pembenihan 20x150 mm dengan tutup baling-baling screw capped tubes. - Rak tabung. - Basis medium Lowenstein-Jensen Merck 18,65 gram - Inkubator. - Aquadest 300 ml. - Gliserol grade reagen 6 ml. - Telur utuh 500 ml. b. Cara kerja: - Ditimbang sebanyak 18,65 gram basis medium LJ. - Dilarutkan dalam 300 ml air destilata. - Ditambahkan 6 ml gliserol grade reagen dan diaduk hingga homogen. - Larutan tersebut disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 30 menit, kemudian didinginkan. - Ditambahkan 500 ml telur utuh yang telah dihomogenkan terlebih dahulu ke dalam medium, diaduk hingga homogen. - Sekitar 6-8 ml medium dituangkan ke dalam tube bertutup baling-baling screw capped tubes dengan ukuran 20x150 mm. - Tube tersebut kemudian disimpan pada suhu 80 o C selama 50 menit. - Untuk pemeriksaan sterilitas medium, medium yang telah disiapkan tersebut diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 o C selama 48 jam, kemudian disimpan dalam refrigerator untuk penyimpanan ketika tidak ditemukan kontaminan. 22 Jumlah koloni Mycobacterium tuberculosis yang tumbuh dalam biakan dihitung dan dilaporkan sebagai berikut: - 1-19 koloni : Jumlah koloni yang terlihat. - 1+ : 20 - 100 koloni. 17 - 2+ : 101 - 200 koloni. - 3+ : 201 - 500 koloni. - 4+ : 500 koloni.

2.4.6. Tes Biokimia

Tes biokimia dilakuan untuk mengidentifikasi keberadaan Mycobacterium tuberculosis dengan Mycobacterium Other Than Tuberculosis MOTT. Berbagai tes tersebut antara lain: 1. Merah netral: Untuk membedakan antara Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis terhadap mycobacterium lainnya. Hasil pada Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis adalah positif. 2. Percobaan niasin: Hasil positif berarti Mycobacterium tuberculosis. 3. Nikotinamida 5000 mikrogramµgml: Hasil negatif berarti Mycobacterium tuberculosis. 4. Arysulfatasa: Berdasarkan ada tidaknya enzim arylsulfatasa pada kuman. Enzim ini dapat melepaskan phenolphtalein dari ikatannya pada medium yang dapat dideteksi dengan alkali. Hasil pada Mycobacterium tuberculosis adalah negatif. 5. Reduksi nitrat: Berdasarkan ada tidaknya enzim nitrat reduktasa yang dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Adanya nitrit dapat diketahui dengan reagen asam sulfanilat. Hasil pada Mycobacterium fortuitum dan Mycobacterium kansasii adalah positif, sedangkan Mycobacterium tuberculosis bisa positif atau negatif. 6. Hidrolisis Tween-80 selama 10 hari: Berdasarkan ada atau tidaknya hidrolisis dilihat dengan indikator merah netral. Hasil pada Mycobacterium kansasii adalah positif dan Mycobacterium tuberculosis adalah negatif. 7. Pertumbuhan pada 4 p-nitro-benzoic-acid 500 µgml: Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, sedangkan Mycobacterium fortuitum tumbuh. 8. Pertumbuhan pada thiacetazone: Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, sedangkan Mycobacterium fortuitum tumbuh. 17

2.5. Klasifikasi Tuberkulosis

Tipe pasien tuberkulosis ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu : 18

Dokumen yang terkait

Angka Kejadian Hepatotoksisitas pada Penderita Tuberkulosis Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010

12 121 83

Kualitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Bedah Apendik Di RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2012

1 17 106

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Suraka

0 4 14

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014

0 3 13

PERBANDINGAN POLA KLINIS PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENYEBAB MYCOBACTERIUM TUBERKULOSIS DAN MYCOBACTERIUM ATIPIK.

0 6 1

Perbandingan Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Metode Resazurin Microtiter Assay Dengan Metode Proporsional Lowenstein Jensen Pada Strain Mycobacterium Tuberculosis Yang Resisten.

2 12 26

Analisis Molekuler Mycobacterium Tuberculosis Resisten Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien HIV Rumah Sakit DR. MOEWARDI Surakarta.

0 0 1

TESIS AKTIVITAS ANTI-Mycobacterium tuberculosis KOMBINASI (-)- EPIGALLOCATECHIN-GALLATE (EGCG) DAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA

0 0 18

IDENTIFIKASI DAN RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis DARI SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP RIFAMPISIN

0 0 15

RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP ANTIBIOTIK RIFAMPISIN PADA PASIEN DOMISILI CILACAP DENGAN KRITERIA MDRTB DROP OUT TUBERCULOSIS PARU DI RSUD CILACAP - repository perpustakaan

0 0 17