39 menekankan pada kualitas produk dari citra merek yang sudah
mempengaruhi mereka konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Setiadi 2003:180 dalam Listyorini dkk 2012:4-5
menyebutkan bahwa citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek. Kosumen yang memiliki citra
yang baik terhadap suatu merek akan lebih memungkinkan dalam melakukan pembelian.
Sedangkan citra merek menurut Keller 2008:5l dalam Roslina 20l0:334 adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai
refleksi dari asosiasi merek yang ada pikiran konsumen.
c. Faktor-Faktor Pembentuk Citra merek
Schiffman dan Kanuk 1997 dalam Fajrianthi dan farrah 2005:285 menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah
sebagai berikut: a. Kualitas atau mutu
Berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
b. Dapat dipercaya atau diandalkan Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk
oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.
40 c. Kegunaan atau manfaat
Terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
d. Pelayanan Berkaitan
dengan tugas
produsen dalam
melayani konsumennya.
e. Resiko Berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi
yang mungkin dialami oleh konsumen. f. Harga
Dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk
mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri Berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan
dengan suatu merek dari produk tertentu.
d. Strategi Perluasan Merek
Menurut Kotler 2000 dalam Fajrianthi dan Farrah 2005:282 mendefinisikan perluasan merek sebagai penggunaan merek yang sudah
ada pada produk baru dimana produk tersebut memiliki kategori yang berbeda dengan merek yang digunakannya.
41 Menurut Kotler 2000 dalam Fajrianthi dan Farrah 2005:282
menyatakan bahwa ada lima pilihan strategi yang digunakan oleh perusahaan, yaitu :
1. Perluasan lini. Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori
produk yang sama dengan merek yang sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampo untuk rambut rontok, rambut berketombe,
rambut kering, rambut berminyak, dan lain sebagainya. 2. Perluasan merek Brand Extension. yaitu suatu strategi yang
dilakukan perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada.
Contoh: Pepsodent mengeluarkan produk mouthwash, permen dan sikat gigi.
3. Multi merek,
adalah suatu
strategi perusahaan
untuk memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang
sama. Sebagai contoh adalah PG memproduksi sebelas merek deterjen. Indofood meluncurkan berbagai merek untuk produk mie
instantnya. 4. Merek baru, yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam
suatu kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan merek yang suidah ada lalu menggunakan merek baru. Contoh:
Coca Cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa buah-buahan diberi merek Fanta.