Pertimbangan Nilai Komunikasi Organisasi Yang Eektif
56 penelitian penulis, berikut penelitian-penelitian yang relevan dengan
penelitian ini: 1.
Judul penelitian “Pelaksanaan Komunikasi Intern di Kantor Pusat Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtamarta Kota Yogyakara”
dilakukan oleh Siti Wulandari pada tahun 2015. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi intern yang terjadi di PDAM
Yogyakarta secara keseluruhan sudah baik meskipun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, media komunikasi inter yang digunakan
meliputi media tertulis dan media lisan, serta iklim komunikasi mendukung karena terdapat prnsip-prinsip kekeluargaan. Hambatan
komunikasi intern di PDAM Yogyakarta adalah pola aliran informasi susah dipahami oleh karyawan, pemimpin kurang berinteraksi, dan
beberapa pegawai memiliki sifat pendiam. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu
meneliti pelaksanaan komunikasi organisasi khususnya komunikasi internal. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak meneliti iklim
komunikasi organisasi. 2.
Judul Penelitian “Pelaksanaan Komunikasi Organisasi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan” dilakukan oleh
Indah Devitasar pada tahun 2014. Hasil dari penelitian ini bahwa penerapan komunikasi organisasi yang diterapkan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan telah dikomunikasikan oleh kepala Dinas beserta jajaran unit kerja dan bawahannya dalam
57 menjalankan tugas poko dan fungsi. Adapun faktor penunjang dan
penghambatnya adalah faktor pimpinan, tingkah laku SDM, sumber daya, dan kelompok kerja. Penelitian ini memiliki persamaan dengan
penelitian penulis yaitu meneliti tentang komunikasi internal sebuah organisasi pemerintah. Adapun perbedaannya adalah penelitian ini
lebih meneliti faktor penghambat komunikasi internal di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
3. Judul Penelitian “Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Dinas
pendidikan Kabupaten Kulon Progo” yang dilakukan oleh Sri Utari pada tahun 2015. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
pelaksanaan komunikasi ke atas terjalin terkait pekerjaan seperti penyerahan laporan dan penyampaian ide. Komunikasi ke bawah
terjalin terkait dengan pelaksanaan kegiatan, hambatan, pengarahan, dan ketercapaian tujuan. Pelaksanaan komunikasi horizontal terkait
sharing, berdiskusi, dan pengaturan jadwal. Dalam pelaksanaannya ada hambatan seperti rasa canggung antara atasan dan bawahan dan
karakteristik pegawai yang berbeda. Untuk mengatasi hambatan dilakukan peningkatan koordinasi dari atasan ke bawahan, saling
membantu dan mengingatkan tugas masing-masing, menjalin keakraban di waktu istirahat, dan menggunakan fasilitas komunikasi
secara maksimal. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
meneliti komunikasi organisasi di Dinas Pendidikan, perbedaannya